© MEN
Dream - Mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, dipecat dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Pemberhentian ini berdasarkan keputusan Muktamar XXXI PB IDI yang diselenggarakan di Kota Banda Aceh pada 22 hingga 25 Maret 2022.
Ternyata, ini bukan yang pertama kali Terawan diberhentikan dari keanggotaan IDI. Pada tahun 2018, dokter berpangkat Letnan Jenderal itu juga pernah dipecat.
Walaupun begitu, sosok dokter Terawan adalah pribadi yang disayang oleh banyak jenderal-jenderal TNI, mulai dari SBY hingga mantan Kepala Badan Intelijen Negara, Hendropriyono.
Pemberhentian Terawan dari keanggotan IDI merujuk pada surat tim khusus MKEK Nomor 0312/PP/MKEK/03/2022. Melalui surat tersebut diputuskan dan ditetapkan tiga hal.
Pertama, meneruskan hasil keputusan rapat sidang khusus MKEK yang memutuskan pemberhentian permanen Terawan Agus Putranto sebagai anggota IDI.
Kedua, pemberhentian Terawan dilaksanakan oleh PB IDI selambat-lambatnya 28 hari kerja. Ketiga, ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan yakni 25 Maret 2022.
Terawan pernah dipecat dari daftar anggota IDI pada tahun 2018 lalu. Terawan diduga melakukan pelanggaran kode etik kedokteran berat.
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) menduga, dokter yang identik dengan terapi Brain Washing melalui metode diagnostik Digital Substraction Angiography (DSA) itu sudah berlebihan dalam mengiklankan diri.
Menurut MKEK, tidak sepatutnya dokter Terawan mengklaim tindakan cuci otak itu sebagai tindakan pengobatan (kuratif) dan pencegahan (preventif) stroke iskemik.
Apalagi, Terawan menjanjikan kesembuhan setelah menjalankan tindakan cuci otak (brain washing). Padahal, terapi tersebut belum ada bukti ilmiah atau Evidence Based (EBM).
Meski demikian, sosok Terawan yang juga pernah menjadi dokter kepresidenan itu, justru disayang oleh para jenderal-jenderal berikut ini.
Salah satu jenderal yang menyayangi Terawan ialah Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). SBY justru pernah mengatakan, bahwa ada ribuan orang merasa tertolong dengan pengobatan yang dilakukan Terawan.
" Banyak yang merasa ditolong. Saya punya sahabat, seorang pemimpin dunia, saya tidak perlu sebut namanya. Dia memiliki keluhan di bagian kepala. Berobat ke dua negara tetangga kita yang dianggap maju di bidang kedokteran tidak sembuh. Akhirnya datang ke Jakarta. Karena dia seorang PM, dokter Terawan sempat menyampaikan kepada saya, saya sampaikan silakan sesuai dengan yang berlaku selama ini. Singkat kata, sahabat saya itu sembuh," ungkap SBY dalam rekaman video pada Kamis, 4 April 2018.
Selain SBY, Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto juga pernah menyebut Terawan sebagai aset bangsa yang memiliki terobosan di bidang medis dan teknologi. Ia bahkan mengaku sebagai pasien yang berhasil diselamatkan oleh Terawan ketika menderita vertigo.
" Saya ini sudah tiga kali diterapi dr terawan, jadi saya merasa prihatin, saya kaget. Tanpa mencampuri urusan IDI, saya kira dokter Terawan adalah putra bangsa yang luar biasa, harusnya bangga. Banyak orang luar negeri datang ke sini, kita punya sesuatu terobosan di bidang kedokteran yang dirintis oleh seorang putra bangsa," tutur Prabowo di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Kamis 5 April 2018.
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Hendropriyono juga pernah angkat bicara soal pro-kontra metode brain wash dokter Terawan. Jenderal purnawirawan angkatan darat itu bahkan menyebut, jika Terawan pernah menyelamatkan nyawanya.
" Tanpa ragu saya langsung ke Terawan. 45 menit langsung seger. Keluarga yang nonton di jendela tepuk tangan, dia terbuka, bisa dilihat. Sekarang saya bisa lari, angkat besi, saya masih joging sama cucu. Kalau enggak saya udah tepar," kata Hendropriyono pada tahun 2018 lalu.
Bagi Hendropriyono, apa yang ditemukan Terawan cukup membantu pengembangan dunia medis, yaitu Digital Substraction Angiography (DSA) modifikasi Terawan atau populer disebut metode " cuci otak" . Oleh sebab itu, pada 2015 lalu Terawan mendapat anugerah penghargaan dari Hendropriyono Strategic Colsuting terkait temuannya itu.
Pada pemecatan Terawan dari IDI pada tahun 2018 lalu, Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono juga sempat menyesalkan keputusan tersebut
Mantan Pangkostrad itu juga mengaku heran kenapa IDI menilai Terawan melakukan pelanggaran etik setelah menerapkan metode 'cuci otak'.
Padahal menurutnya, selama ini banyak pasien yang sembuh dari penyakitnya setelah dirawat Terawan.
" Sekarang saya tanya, dokter melakukan pengobatan, yang salah di mana? kecuali yang diobati mati kabeh. Gimana? yang diobati merasa nyaman, enak, sembuh, dan sebagainya. Nah, itu berarti kan ilmunya bener," kata Mulyono di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, 4 April 2018.
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik