Eks Menteri Kesehatan Nila Moeloek: Indonesia Bisa Atasi Virus Corona

Reporter : Annisa Mutiara Asharini
Jumat, 31 Januari 2020 14:00
Eks Menteri Kesehatan Nila Moeloek: Indonesia Bisa Atasi Virus Corona
Indonesia punya fasilitas kesehatan yang mumpuni.

Dream - Menteri Kesehatan periode 2014-2019, Nila Moeloek, yakin Indonesia mampu menghadapi potensi merebaknya virus Corona, yang kini sedang mewabah di Wuhan, China. Dia menilai Indonesia punya tenaga kesehatan dan rumah sakit yang mumpuni.

" Kita mampu, kita bisa mengatasi flu burung, kan? Kita punya Rumah Sakit Sulianti Saroso yang khusus penyakit infeksi karena memang penyakit infeksi cukup tinggi. Ada juga laboratorium di Kemenkes untuk pemeriksaan virus," ujar Nila di peluncuran LoveCare, Jakarta, Kamis 30 Januari 2020.

Wabah virus Corona memang telah membuat negara-negara di dunia khawatir. Sebab, penyebaran virus tersebut ternyata sudah keluar dari Wuhan, China.

Meski demikian, Badan Kesehatan Dunia (WHO), baru menyatakan status darurat global sehari yang lalu. Padahal, wabah ini sudah melanda Wuhan sejak akhir Desember 2019. Namun menurut Nila, WHO punya standar dan kriteria dalam menanggapi suatu wabah.

" Dalam hal ini WHO punya tim Health International Regulation 2015 setelah kejadian wabah ebola. Kita di dunia, termasuk Indonesia, ikut tim ini dan punya security agenda. Jadi negara-negara yang ikut dalam keanggotaan akan saling membantu," ujar dia.

1 dari 4 halaman

Nila mengimbau masyarakat agar tetap mawas diri dan menerapkan pola hidup bersih sebagai upaya pencegahan. Serta tidak terpicu oleh kepanikan karena Indonesia telah mengalami wabah yang lebih mematikan sebelumnya.

" Kita pengalaman dengan flu burung dan SARS. Kalau dilihat dari beritanya, memang juga terus terang memang harus mawas diri. Jadi hati-hati iya, betul saya setuju jaga kesehatan, kebersihan, cuci tangan itu benar, jadi kita mengajak semua, ayo kita jaga kebersihan," tutupnya.

2 dari 4 halaman

Mahasiswi Bekasi Terkurung di Lantai 17 karena Wabah Virus Corona di Wuhan

Dream - Ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) terjebak di Kota Wuhan, China, yang kini diisolasi karena wabah virus Corona. Di antara mereka adalah 12 mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang tengah menimba ilmu di kota metropolis berpenduduk sebelas juta tersebut.

Salah satu mahasiswa Unesa yang terjebak di Wuhan itu adalah HS. Mahasiswi asal Bekasi, Jawa Barat, tersebut sejatinya bakal kembali ke Tanah Air pada pertengahan Februari mendatang, setelah studi akhir smester rampung. Tapi, niat itu sepertinya harus ditunda karena kota itu diisolasi.

" Sebenarnya saya sudah pesan tiket pesawat tanggal 2 Februari bareng 4 teman lain. Sampai di Surabaya tanggal 3 Februari. Visa saya juga pertengahan Februari sudah habis," kata HS melalui sambungan panggilan video, dikutip dari Liputan6.com, Kamis 30 Januari 2020.

HS dan rekan-rekannya sudah enam bulan mencecap ilmu di Central China Normal University (CCNU), Wuhan. Mereka belajar dengan fasilitas beasiswa. HS dan teman-temannya tak pernah menyangka bakal terjebak di kota yang sedang dicengkeram wabah mematikan tersebut.

3 dari 4 halaman

Berharap Membaik

Meski kondisi terkini di Kota Wuhan disebutkan mulai sedikit membaik, Pemerintah China masih enggan membuka kembali akses transportasi. HS merasa kecewa karena belum ada kepastian kapan bisa kembali ke Indonesia.

" Belum tahu pasti (kapan pulang). Padahal selesai kuliah di Wuhan, saya juga harus mengajar di Unesa," keluh mahasiswi Fakultas Sastra dan Bahasa tersebut.

Selama terisolasi, HS dan rekan-rekannya hanya bisa menghabiskan waktu di kamar asrama lantai 17. Mereka berharap kondisi terus membaik sehingga segera dievakuasi dan pulang ke Tanah Air.

" Pemerintah saat ini telah bekerja keras untuk kami semua mahasiswa di sini. Semoga saja kami bisa segera dipercepat evakuasi ke Indonesia," ujarnya.

4 dari 4 halaman

Harapan Keluarga

Sementara, keluarga HS di Bekasi meminta bantuan pemerintah daerah agar untuk memulangkan mahasiswi 22 tahun tersebut. " Saya minta Bupati Bekasi supaya mendorong pemerintah pusat memberikan solusi dan tanggap, paling tidak bisa dievakuasi," kata M, kakak HS.

Menurut M, permintaan keluarganya direspons baik oleh Bupati Bekasi. Keluarganya pun merasa lega. " Alhamdulillah Bupati begitu support. Saya juga dibantu pekerja sosial masyarakat (PSM) Mekar Mukti saat mengunjungi Beliau," ujar M.

M mengaku rutin berkomunikasi dengan HS, sehingga bisa memantau kondisi adiknya tersebut. " Komunikasi sering dari pesan WA atau video call. Walau katanya kondisi di sana (Wuhan) sudah sedikit normal, keluarga tetap was-was," tutup M.

Beri Komentar