Perlukah Umat Islam Sholat Jumat Jika Idul Fitri Jatuh Pada Hari Jumat?
Dream - Shalat Jumat adalah wajib bagi Muslim yang telah memenuhi syarat. Hal ini sudah tertuang dalam al-Quran Surat al-Jumu’ah ayat 9-11. Lalu bagaimana jika hari raya Idul Fitri juga jatuh pada hari Jumat?
Menurut Mazhab Syafi’i, jika Idul Fitri jatuh pada hari Jumat, maka wajib untuk tetap melaksanakan sholat Jumat.
Namun kewajiban ini gugur jika kaum Muslim tinggal di lembah-lembah, menggambarkan orang zaman dahulu yang rumahnya jauh dari masjid.
Ulama Mazhab Syafi’i berpendapat bahwa agama memberikan keringanan bagi penduduk pedalaman yang telah bersusah payah menghadiri pelaksanaan sholat Id pada pagi hari untuk kembali ke kediaman mereka di pedalaman tanpa perlu kembali lagi untuk mengikuti sholat Jumat pada siang harinya.
Imam An-Nawawi dalam kitab " Raudhatut Thalibin wa ‘Umdatul Muftin" mengatakan bila Idul Fitri berbarengan dengan hari Jumat, sementara penduduk pedalaman sudah mengerjakan sholat Id serta mereka mengerti bila kembali ke pedalaman akan ketinggalan sholat Jumat, maka mereka boleh berangkat sejak pagi dan meninggalkan sholat Jumat pada hari tersebut menurut pendapat shahih yang tersebut nashnya pada qaul qadim dan jaded.
" Akan tetapi menurut qaul syadz yang tidak umum, mereka wajib bersabar menahan diri untuk menghadiri gabungan keduanya (shalat Id dan Jumat)," ujarnya.
Pandangan Mazhab Syafi’i ini juga dapat kita temukan dari keterangan Imam As-Sya’rani dalam Al-Mizanul Kubra. Salah satunya adalah pendapat Imam As-Syafi’i, " Jika hari Id berbarengan dengan hari Jumat, maka kewajiban sholat Jumat tidak gugur dari warga kota hanya karena sholat Id. Lain halnya dengan penduduk pedalaman, bila mereka menghadiri sholat Id, maka kewajiban sholat Jumat gugur dari mereka. Mereka boleh meninggalkan Jumat dan kembali menuju kediaman mereka di pedalaman."
As-Sya’rani menambahkan bahwa ada pandangan lain yang lebih berat dan bahkan lebih ringan ketika hari raya Idul Fitri dan hari Jumat berbarengan di hari yang sama.
Imam Abu Hanifah mewajibkan sholat Jumat bagi penduduk kota dan penduduk pedalaman. Sementara Ahmad bin Hanbal menyatakan ketidakwajiban sholat Jumat bagi penduduk kota dan penduduk pedalaman. Kewajiban sholat Jumat telah gugur sebab pelaksanaan sholat Id pada pagi hari. Penduduk kota dan pedalaman dapat menggantinya dengan sholat zuhur.
Sementara Imam Atha mengatakan, kewajiban sholat Jumat atau sholat zuhur telah gugur sehingga setelah pelaksanaan sholat Id tidak ada sholat lain selain Ashar.
Sedangkan jumhur ulama dari Mazhab Hanafi dan Maliki tetap melaksanakan sholat Jumat. Mereka berpegang pada dalil keumuman hukum sholat Jumat, sebagaimana QS al Jumu’ah ayat 9-11.
Selain itu, menurut hadis-hadis berikut sholat Jumat hukumnya wajib dikerjakan meski bertepatan dengan hari raya Idul Fitri.
ن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ( الجُمُعَةُ حَقٌّ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُسلِمٍ فِي جَمَاعَةٍ إِلاَّ أَربَعَة : عَبدٌ مَملُوكٌ ، أَو امرَأَةٌ ، أَو صَبِيٌّ ، أَو مَرِيضٌ ) رواه أبو داود
" Sholat Jumat merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim, yang dilaksanakan dengan berjama’ah, kecuali empat orang yaitu hamba sahaya, wanita, anak kecil, dan orang sakit" . (HR Abu Dawud).
Namun menurut jumhur ulama Mazhab Hambali, orang yang telah menghadiri sholat Idul Fitri, maka boleh sholat Jumat dan zuhur. Bahkan boleh tidak mengerjakan sholat Jumat.
Adapun landasan hukumnya adalah bahwa perkara ini pernah terjadi pada masa Nabi SAW, sebagaimana hadis:
حديث زيد بن أرقم رضي الله عنه أن معاوية بن أبي سفيان رضي الله عنه سأله: هل شهدت مع رسول الله صلى الله عليه وسلم عيدين اجتمعا في يوم واحد؟ قال: نعم، قال: كيف صنع؟ قال: صلى العيد ثم رخص في الجمعة، فقال: من شاء أن يصلي فليصل. رواه أحمد وأبو داود والنسائي وابن ماجه
Bahwasanya Muawiyah bin Abi Sufyan bertanya kepada Zaid bin Arqam: Apakah kamu pernah mengalami sholat dua Id dalam satu hari? Zaid bin Arqam menjawab: Ya aku pernah. Abu Sofyan kembali bertanya: Bagaimana Rasulullah SAW menyikapinya? Dia menjawab: Beliau sholat Id bersama kita, dan kemudian beliau memberikan keringanan kepada kita, barangsiapa yang mau sholat Jum’at, dan barangsiapa yang tidak mau maka silahkan" . (HR ِAhmad, Abu Daud, Ibnu Majjah, An Nasai).