Presiden AS Donald Trump
Dream - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memiliki ketakutan terhadap negara tetangga mereka, Meksiko. Trump mengklaim Meksiko merupakan negara paling berbahaya di dunia.
Pernyataan Trump itu dibuat untuk meraih dukungan pembangunan tembok pembatas AS dan Meksiko.
" Kami membutuhkan tembok tersebut untuk keamanan negara kami, untuk membantu menghentikan masuknya obat-obatan terlarang dari Meksiko," cuit Trump lewat akun Twitter-nya.
" Jika tidak ada tembok, tidak ada kesepakatan!" kata Trump.
Dilaporkan Anadolu Agency, Meksiko terang-terangan menolak saran tersebut. Mereka menyatakan tidak akan ikut mendanai tembok pembatas itu " dengan cara atau dalam situasi apapun" .
Kementerian Luar Negeri Meksiko membantah klaim Trump yang menyebut Meksiko sebagai " negara paling berbahaya di dunia" .
" Meskipun Meksiko memiliki masalah kekerasan, namun klaim bahwa Meksiko adalah negara paling berbahaya di dunia benar-benar salah," tulis Kemenlu Meksiko dalam pernyataannya.
Meksiko kemudian menunjuk tokoh PBB untuk mendukung klaimnya. Pemerintah Meksiko menyebut tingkat pembunuhan di negaranya lebih rendah dibanding dengan negara-negara Amerika Latin lainnya.
Selain itu, Forum Ekonomi Dunia juga tidak memasukkan Meksiko dalam daftar 20 negara paling berbahaya di dunia. Dalam daftar tersebut, Meksiko menempati posisi ke-113 dari 136 negara dalam hal keamanan.
Lima negara paling berbahaya dalam Laporan Daya Tarik Wisata dan Pariwisata antara lain, Kolombia, Yaman, El Salvador, Pakistan, dan Nigeria.
Sementara itu, Indeks Perdamaian Global menempatkan Meksiko di ranking 143 dari 163 negara paling damai di dunia. Artinya, Meksiko tidak termasuk dalam 20 negara paling tidak damai.
Dalam cuitan Trump, dia mengatakan bahwa Meksiko akan mendanai pembangunan tembok " secara langsung atau tidak langsung" , merujuk pada negosiasi perdagangan bebas yang tengah berlangsung.
" Pembangunan tembok akan didanai, baik secara langsung atau tidak langsung, maupun melalui pembayaran jangka panjang, oleh Meksiko yang memiliki surplus perdagangan dengan AS sebesar US$71 miliar (setara Rp945 triliun). Tembok seharga US$20 miliar (setara Rp266 triliun) tidak ada apa-apanya dibanding dengan yang mereka dapatkan dari AS. NAFTA adalah lelucon yang buruk!" ujar Trump.
Advertisement
Dompet Dhuafa Kirim 60 Ton Bantuan Kemanusiaan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa
