Dream - Di saat semua Muslim gencar beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT pada bulan suci Ramadan, ISIS malah menyerukan serangan terhadap Eropa.
" Ramadan adalah bulan penaklukan," begitu bunyi slogan kelompok teroris yang meresahkan banyak pihak itu.
Sebuah pesan baru yang diduga dikeluarkan juru bicara ISIS menyerukan pengikutnya untuk menyerang kepentingan Amerika Serikat dan Eropa selama bulan suci Ramadan, yang dimulai pada awal Juni ini.
" Ramadan, bulan penaklukan. Segeralah bersiap-siap untuk membuatnya menjadi bulan bencana bagi mereka yang tidak beriman. Terutama para pejuang dan pendukung khalifah di Eropa dan Amerika," bunyi pesan yang menargetkan serangan terhadap militer dan sipil.
Keaslian rekaman audio, yang mengaku dari Abu Muhammad al-Adnani dan disebarkan pada Sabtu kemarin oleh akun Twitter yang biasanya merilis laporan tentang ISIS, tidak dapat diverifikasi.
" Tindakan paling kecil yang kalian lakukan di jantung tanah mereka lebih baik dan lebih kekal dibanding jika kalian bersama kami. Jika salah satu dari kalian ingin negara khalifah segera terwujud, kami berharap kami berada di tempat kalian untuk menghukum mereka, siang dan malam," seru Adnani kepada anggota ISIS.
Kelompok militan, yang berusaha untuk mendirikan sebuah kekhalifahan di Timur Tengah dan sekitarnya, mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan pada tahun lalu terhadap warga sipil di Prancis, Belgia dan AS.
Tetapi pesan tersebut tidak menyebutkan penerbangan EgyptAir yang jatuh di Laut Mediterania pada Kamis pekan kemarin. Namun penyebab kecelakaan masih tidak dapat dijelaskan hingga kini, di tengah spekulasi oleh para pejabat Mesir, Prancis dan AS bahwa EgyptAir jatuh karena serangan teroris.
Sebuah koalisi yang dipimpin AS, yang di dalamnya termasuk negara-negara Eropa dan Arab, meluncurkan serangan udara terhadap ISIS di Irak dan Suriah pada tahun 2014 setelah organisasi teroris itu merebut wilayah luas di kedua negara tersebut.
" Pesawat mereka tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan, pria atau wanita," bunyi pesan, yang jelas merujuk pada serangan 2014 itu.
Dream - Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dilaporkan telah mengubur hidup-hidup puluhan anggotanya yang melarikan diri dari medan perang. Hukuman itu juga dikenakan untuk mereka yang tak mau pergi ke medan tempur.
Sejumlah media internasional melaporkan, jumlah anggota ISIS yang dihukum karena melarikan diri atau tak mau ke medan tempur itu masih simpang siur.
Namun laman AhlulBayt News Agency (ABNA) melaporkan jumlah anggota ISIS yang dikubur hidup-hidup jumlahnya mencapai 35 orang. Sedangkan, laman Iraqi News menyebut ada 45 militan ISIS yang dikubur dalam kondisi masih bernyawa.
Eksekusi itu dilakukan di luar Kota Qayyarah, sekitar 60 kilometer sebelah selatan Mosul, Irak. Menurut laporan ABNA, para militan yang dieksekusi itu kebanyakan adalah mereka yang kabur saat bertempur melawan tentara Irak di Desa Bashir, wilayah selatan dari kota yang kaya minyak, Kirkuk.
Sebuah sumber yang dikutip Iraqi News mengatakan, " ISIS telah mengubur anggotanya, yang melarikan diri dari peperangan di al-Bashir, di dalam satu kuburan."
Laporan lain menyebut, pada Senin lalu ISIS juga memerintahkan eksekusi untuk puluhan anggotanya di Desa al-Hadar, wilayah di selatan Mosul. Para militan itu dituding telah kabur dari peperangan di Provinsi Anbar, Irak.
Laman rt.com menulis, eksekusi ISIS terhadap anggotanya itu sebagai bentuk telah rusaknya moral kelompok militan itu. ISIS, tulis media itu, ISIS telah kehilangan banyak anggota dan semakin tertekan oleh militer Irak dan Suriah. (Ism)
Dream - Seorang mantan militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Harry Sarfo, mengungkapkan pengalamannya bergabung di pasukan militan itu. Harry yang bergabung pada bulan April 2015 terpikat video propaganda ISIS.
Dalam sebuah wawancara yang dilakukan dengan The Independent, Sarfo mengatakan banyak individu yang tertipu oleh propaganda ISIS. Sarfo memperingatkan individu untuk tidak tertipu oleh propaganda itu.
Mengutip Alquran, Sarfo mengatakan jika ISIS melanggar ajaran Nabi Muhammad SAW. Mantan pekerja pos itu melihat ISIS kerap melakukan penganiyaan terhadap kelompok agama minoritas dan ideologinya yang ekstrem.
" Saya sampai pada kesimpulan, apa yang dilakukan ISIS bukanlah jalan ke surga, itu adalah jalan menuju neraka," ucap dia.
Melihat hal itu, dia ingin para pemuda Muslim tidak mengulangi kesalahannya. Dia bahkan memiliki keinginan untuk melepaskan pengaruh ekstrem pada sejumlah pemuda di Jerman di Inggris.
" Jika suatu hari saya bebas dari penjara, saya akan senang membantu para pemuda yang terjerat ideologi ekstrem di Jerman dan Inggris dengan cerita-cerita saya," ucap dia.
Kini Sarfo di penjara di Jerman atas tuduhan teror. Dia dikenal dalam video pembunuhan sandera-sandera ISIS. Meski begitu, dia terus memberikan pesan kepada masyarakat luas. Berikut pesan yang disampaikan Sarfo dalam bahasa Inggris,
Pertama-tama, takutlah kepada Allah. Takutlah kepada Penciptamu, yang menciptakan setiap kehidupan di bumi ini. Jika kamu percaya dengan ajaran Islam, jauhilah ideologi negara ISIS karena kamu tidak akan benar-benar menjadi hamba Allah, tetapi hanya menjadi budak-budak mereka.
Yang aku maksud mereka, ialah orang yang menciptakan ISIS. Pelajarilah agama dan cari tahulah apa yang orang-orang lakukan di Islam.
Kita, Muslim, memiliki sejarah yang besar, sebagai contohnya ialah Nabi Muhammad SAW. Hanya lihatlah pada sejarah beliau, caranya memperlakukan orang-orang yang berbeda dengan agamanya. Bandingkan dengan apa yang ISIS lakukan. Itu sangat berbeda. Orang membunuh orang. Itu bukan Islam, itu tidak manusiawi.
Bahkan kerap ditemukan, seorang saudara membunuh saudaranya sendiri atas kecurigaan mata-mata. Mereka diperintahkan membunuhnya. Teman membunuh teman.
Setiap orang yang membunuh satu orang adalah seperti membunuh seluruh umat manusia. Yang membebaskan seorang pria dari penjara mereka, seperti membebaskan seluruh umat manusia. Ucapan-ucapan seperti itu dari Nabi Muhammad, dan seharusnya menjadi sifat kita.
Ketika mereka berbicara di video dengan senjatanya, itu seolah mereka memanggilmu. Tapi, kami perlu kalian di sini! Saudara-saudaraku, kita membawa perdamaian, menaikkan martabat, dan kehormatan.
Tapi, nyatanya itu bohong. Setelah Anda pergi, Anda akan menyadari tetapi terlambat untuk kembali. Kalian tidak akan bisa meninggalkan mereka.
Kebanyakan video itu dipentaskan, saya tahu betul apa yang saya ucapkan, aku berada di dalam salah satu video itu. Video ISIS itu seperti di dalam film. Setiap orang bermain sesuai perannya. Tetapi, para pemuda di Eropa tidak mengetahuinya, karena tak ada yang memberi tahu.
Para perempuan yang datang ke Negara Islam, berpikir akan mendapatkan romantisme, di mana mereka dapat menikah dan hidup bahagia selamanya. Nyatanya sangat berbeda. Tidak ada kebebasan dan banyak anak-anak yang lahir meninggal tanpa suatu alasan.
Jika suami si perempuan itu meninggal, dia harus menikah lagi agar dapat melihat matahari. Tetapi, jika perempuan itu mencoba melarikan diri, hukuman penjara dan eksekusi akan menjadi takdir. Jadi, pikirkan kembali rencana ke sana.
Apakah layak membuang hidup Anda dengna membunuh orang yang tidak bersalah? Amda tidak akan pernah berakhir di surga. Jangan biarkan orang mencuci otak Anda dan menghancurkan jiwa Anda. Pengetahuan adalah kunci menemukan kebenaran dan berkumpulah dengan orang-orang yang baik dan terpecaya.
Dream - Mantan istri pemimpin Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Abu Bakr al-Baghdadi, Saja al-Dulaimi, mengaku ingin hidup di Eropa. Dia ingin hidup dalam kebebasan.
“ Aku ingin tinggal di negara Eropa, bukan di sebuah negara Arab,” kata Dulaimi, sebagaimana dikutip Dream dari Al Arabiya, Jumat 1 April 2016.
Dulaimi memaparkan keinginannya itu saat diwawancara oleh media asal Swedia, Expressen, pada Kamis kemarin.
Sebelumnya Dulaimi mendekam di dalam penjara Lebanon, bersama putrinya, sejak 2014. Dia dituduh terlibat organisasi ekstremis. Mereka baru keluar dari penjara Lebanon beberapa bulan yang lalu.
Dalam wawancara itu, Dulaimi sepenuhnya sadar cap miring yang disematkan kepadanya. Tapi dia mengaku sama sekali tak ada sangkut-pautnya dengan kegiatan ekstremis, apalagi teroris.
“ Aku dilabeli teroris, tapi aku jauh dari semua itu,” ratap Dulaimi.
Dan saat ini, dia benar-benar ingin hidup bebas bersama putrinya. “ Aku ingin hidup bebas,” kata perempuan 28 tahun ini.
Dulaimi juga mengatakan sangat menghargai ajaran Islam yang memberikan, “ kebebasan dan hak kepada kaum perempuan.”
Sementara, putrinya yang baru berusia 7 tahun, Haga, mengaku ingin hidup di Eropa untuk belajar. Tes DNA yang dilakukan otoritas Lebanon mengonfirmasi bahwa Haga benar-benar anak Bagdadi.
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Bukan Hanya Terkenal, Ellips Buktikan Diri Paling Dicintai Konsumen Lewat Penghargaan YouGov
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Fakta-Fakta di Balik Meninggalnya Nandi Juliawan, Pemeran Encuy Preman Pensiun