Warung Makan (Foto: Twitter @adistyaratu)
Dream - Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat masih menghadapi pro-kontra di masyarakat. Tindakan keras petugas masih sering berhadapan dengan kemarahan publik. Media sosial menjadi tempat masyarakat melaporkan kejadian yang mereka alami.
Langkah serupa juga dilakukan seorang netizen pemilik akun @adistyaratu, di Semarang, Jawa Tengah, yang melaporkan tentang tindakan petugas yang menjalankan aturan PPKM Darurat. Adisty mengaku sebagai anak dari orang tua yang memiliki usaha toko makanan.
Dalam cuitannya, Adity menceritakan tentang tindakan aparat Satual Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang melakukan penyisiran di daerah Tlogosari, Semarang, pada Minggu 11 Juli 2021.
Pada cuitan pertamanya, ia merasa kebingungan dengan penerapan aturan PPKM Darurat di lapangan. Dia merasa orang tuanya patuh mengikuti anjuran pemerintah dengan tidak mengizinkan pembeli makan di tempat.
" Selama PPKM usaha ortu saya juga ga munafik turun drastis pendapatan, tapi kita tetap mematuhi peraturan untuk takeaway, sesuai protokol kesehatan dan tutup hingga pukul 20.00.," terang sang netizen.
Kekecewaan Adisty muncul tatkala petugas merazia warung makan orang tuanya yang saat itu sepi pengunjung dan hanya melayani pemesanan dibawa pulang. Sambil menumpahkan kekecewaan, Adisty juga mencantumkan akun Twitter Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
" Tapi kecewa banget sama petugas di lapangan, Satpol PP dan tim gabungan, lokasinya di Tlogosari, kami sudah berusaha sebaik mungkin untuk mengikuti ketentuan yang ada dan juga perihal kerumunan pastinya tidak ada, wong warungnya sepi. Hmm praktek di lapangannya kok bikin kecewa ya Satpol PP kota Semarang @ganjarpranowo," sambungnya.
Diketahui anggota Satpol PP melakukan penyitaan tabung gas LPG dari warung milik orang tuanya. Petugas membawa tabung gas baru yang masih terisi namun tidak membawa tabung gas kosong.
Dari penjelasan petugas di lapangan, lanjut Adisty, penyitaan dilakukan lantaran adanya meja dan kursi untuk tempat menunggu pelanggan take away. Menurut petugas, hal itu berpotensi menimbulkan kerumunan.
" Krn meja dan kursi utk ruang tunggu pelanggan yg takeaway/ driver online, namun sdh dijelaskan bahwa kami hny menerima takeaway. Tapi menurut penjelasan satpol pp hal itu tetap menimbulkan “ kerumunan”, padahal jls kenyaataan di lapangan sj sepi dan kondisi saat itu baru buka," ungkapnya.
Dalam curhatannya, Adisty mengatakan sudah melampirkan bukti namun pihak Satpol PP tak menghiraukan penjelasan yang disampaikannya tersebut.
Adapun, sang netizen mengharapkan cukup perhatian dari para warganet untuk membantu mem-viralkan kasus ini.
cuma mau curhat karena it doesn’t make any sanse, selama PPKM usaha ortu saya juga ga munafik turun drastis pendapatan, tapi kita tetap mematuhi peraturan untuk takeaway, sesuai protokol kesehatan dan tutup hingga pukul 20.00. Tapi kecewa banget sama petugas di lapangan, satpol—
— adis (@adistyaratu)July 11, 2021
Viralnya thread yang dibuat Adistya ternyata mendapat tanggapan dari pihak Satpol PP Kota Semarang melalui akun Twitter @satpolpp_smg. Dalam pernyataannya, pihak Satpol PP menerangkan sistem pengambilan barang sitaan yang dilakukan oleh anggotanya.
Pihak Satpol PP juga menegaskan bahwa penyitaan barang milik pedagang dilakukan apabila restoran atau tempat makan melayani makan di tempat.
" Terimakasih atas laporannya Sdri Adis, untuk pengamanan barang bukti dilakukan apabila restauran atau tempat makan melayani makan ditempat, dan barang boleh diambil langsung (tanpa menunggu 2 bulan) setelah ada surat pernyataan yang diketahui oleh kepala wilayah setempat.," tulis balasan akun resmi Satpol PP Kota Semarang, Sabtu 17 Juli 2021.
Tak hanya itu, pihak Satpol PP juga mengingatkan proses pengambilan barang sitaan sama sekali tak dipungut biaya. Seraya menyarankan agar kursi yang ada di warungnya dimasukkan atau dibalikkan dan hanya menyediakan tempat duduk untuk kurir pesan antar.
" Untuk pengambilan barang tidak dipungut biaya. Selanjutnya, apabila memang tidak melayani makan ditempat, maka kursi lebih baik dimasukkan/dibalik dan hanya menyediakan untuk kurir pesan antar. terimakasih," tambah jawaban akun Satpol PP Kota Semarang.
terimakasih atas laporannya Sdri Adis, untuk pengamanan barang bukti dilakukan apabila restauran atau tempat makan melayani makan ditempat, dan barang boleh diambil langsung (tanpa menunggu 2 bulan) setelah ada surat pernyataan yang diketahui oleh kepala wilayah setempat.
— SATPOL PP KOTA SEMARANG (@satpolpp_smg)July 17, 2021
Menanggapi jawaban akun Satpol PP Kota Semarang, sang netizen yang bernama Adisty itu masih tidak terima dengan perlakuan yang dilakukan para petugas.
Menurut Adis, pihaknya tidak melakukan pelanggaran PPKM Darurat dan pihak Satpol PP juga tidak memiliki bukti jelas terkait pelanggaran yang dilakukannya.
" Lain kali mohon tidak sembarang menuduhkan tanpa memiliki bukti yang jelas. Terkait barang bukti tidak bisakah diantar saja ke tkp? Jelas kami dipaksa menyerahkan kenapa kami yg harus repot mengambil?," tutur Adis menanggapi.
Hingga artikel ini dibuat, belum ada kelanjutan mengenai kasus penyitaan barang dan salah sasaran razia yang dilakukan Satpol PP Kota Semarang. Pihak Satpol PP Kota Semarang pun belum memberikan klarifikasi lebih lanjut.
Lain kali mohon tidak sembarang menuduhkan tanpa memiliki bukti yang jelas. Terkait barang bukti tidak bisakah diantar saja ke tkp? Jelas kami dipaksa menyerahkan kenapa kami yg harus repot mengambil? https://t.co/GCppD8sOc8
— adis (@adistyaratu)July 17, 2021
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR