Keluarga Korban Lion Air JT610 Tolak Ajakan Tabur Bunga

Reporter : Muhammad Ilman Nafi'an
Senin, 5 November 2018 14:20
Keluarga Korban Lion Air JT610 Tolak Ajakan Tabur Bunga
Budi banyak mendapat masukan dari keluarga.

Dream - Beberapa keluarga penumpang pesawat Lion Air JT610 menolak ajakan Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi untuk menggelar tabur bunga di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, besok, Selasa, 6 November 2018.

" Kita lanjutkan besok ya, nanti apabila ada yang ingin ditanyakan besok, silakan jam 08.00 WIB ke lokasi," ajak Budi di depan keluarga korban dalam pertemuan yang digelar di Hotel Ibis Sentral Cawang, Jakarta Timur, Senin, 5 November 2018.

Budi mengatakan, para keluarga nantinya akan diajak ke lokasi untuk berdoa dan tabur bunga bersama.

Belum selesai sang menteri berbicara, seorang keluarga penumpang Lion Air JT610 menolak ajakan tersebut.

" Kami keberatan Pak, untuk tabur bunga," ucap salah satu keluarga.

Sanggahan itu kemudian disambut disepakati oleh keluarga lainnya. " Betul," sahut keluarga korban yang lain.

Dalam pertemuan dengan keluarga korban pesawat Lion Air JT610, Budi mendapat banyak masukan. Salah satu yang banyak disampaikan keluarga yaitu percepatan proses identifikasi korban.

" Banyak dokter di Indonesia, ini tolong ditambah. Kami ingin hasil (identifikasi) anak kami," ujar keluarga korban tersebut.

Mendengar permintaan itu, Kapusdokkes Polri, Brigjen Arthur Tampi mengatakan akan mengidentifikasi jasad penumpang Lion Air JT610 hingga tuntas.

" Kita tetap melakkan proses identifikasi, kami tak akan berhenti. Semua akan teridentifikasi," ujar Arthur.

Salah satu masalah yang dihadapi Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri yaitu, waktu tunggu proses uji DNA di laboratorium.(Sah)

1 dari 2 halaman

Rusdi Kirana Diminta Berdiri dan Menunduk di Depan Keluarga Lion Air JT610

Dream - Orang tua penumpang Lion JT610 atas nama Johan Ramadhan, menganggap Lion Air gagal. Dia menganggap pemilik Lion Air, Rusdi Kirana, gagal merangkul keluarga korban.

" Maaf, khususnya Pak Rusdi Kirana, saya anggap gagal," ujar lelaki itu, di Hotel Ibis, Cawang, Jakarta, Senin, 5 November 2018.

Menurut orang tua korban tersebut, Lion Air tak pernah merangkul dan memberi informasi terhadap keluarga. " Faktanya hanya crisis center yang kami tidak pernah dihubungi oleh pihak Lion Air. Jangankan empati, menelepon (saja) tidak," ujar dia.

Sebelumnya, saat proses tanya jawab, salah satu keluarga korban bernama M Bambang menyampaikan pertanyaan ke Menteri Perhubungan Budi Karya dan pejabat lain.

Belum selesai bertanya, Bambang meminta pendiri Lion Air Rusdi Kirana yang duduk di barisan kursi depan kelurga korban untuk berdiri.

" Saya mohon Pak Rusdi Kirana berdiri. Saya baru lihat pertama kali ini Pak Rusdi," katanya di lokasi.

Mendengar permintaan itu, Rusdi Kirana lantas berdiri dan menghadap ke arah korban sembari menunduk dan menangkupkan tangan seperti tanda permintaan maaf.

Sementara itu, Muhammad Bambang Sukandar, ayah Pangky Pradana Sukandar, Pati, Jawa Tengah, meminta tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Polri, dapat segera mengidentifikasi jasad korban dengan cepat. Dia ingin jasad para penumpang Lion Air JT610 dapat kembali ke keluarga.

Selain itu, Bambang juga meminta pemerintah mencari tahu, informasi mengenai masalah yang sempat dialami pesawat bernomor PK-LQP itu saat terbang dari Denpasar ke Jakarta, sehari sebelumnya.

Mendengar keluhan itu, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, menegaskan akan terus mendampingi keluarga korban mulai dari aspek pencarian jenazah, identifikasi, hingga legalitas. Budi juga akan meminta Tim DVI mempercepat proses identifikasi.

" Saya akan minta pada Polri upaya lebih cepat akan terus kita lakukan," ujar Budi.

Budi juga menyebut, saat ini Kemenhub juga telah menjalankan proses audit kepada 11 pesawat Boeing milik Lion Air dan satu spesial audit untuk awak dan teknisi.

2 dari 2 halaman

Kepala KNKT: Lion Air JT610 Pecah Saat Menyentuh Air

Dream - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) saat ini masih melakukan penyelidikan terkait jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Tanjung Karawang, Jawa Barat.

Kepala KNKT, Soerjanto Tjahjono mengatakan, dalam penyelidikan awal menyimpulkan pesawat Lion Air JT 610 hancur ketika jatuh ke air. Bukan meledak di udara.

" Ketika pesawat menyentuh air kecepatan tinggi, serpihan ini bentuknya kecil-kecil. Kabasarnas mengatakan serpihan tersebar 250 meter maka titik nya di situ. Pesawat pecah ketika bersentuhan dengan air," kata Soerjanto di Hotel Ibis Sentral Cawang, Jakarta Timur, Senin 5 November 2018.

Ia menjelaskan, apabila pesawat meledak di udara maka sebaran serpihannya akan lebih melebar lagi. Selain itu, kepastian pesawat hancur ketika menyentuh air yakni dengan ditemukannya mesin.

" Mesin yang kita temukan mesin ini ketika menyentuh air dalam keadaan hidup," ujar dia.

Selain itu, KNKT juga sudah selesai mengunduh data black box yang berisi Flight Data Recorder (FDR).

" Hasil download 69 jam dan mencatat 19 penerbangan," kata dia

Beri Komentar