Innalillahi, 7 Jemaah Wafat Saat Jalani Puncak Haji di Arafah, 180 Orang Terpaksa Badal Haji

Reporter : Dinda Permata Sari
Rabu, 28 Juni 2023 16:01
Innalillahi, 7 Jemaah Wafat Saat Jalani Puncak Haji di Arafah, 180 Orang Terpaksa Badal Haji
Seharusnya KKHI menampung 30 jemaah, karena cuaca panas saat wukuf jadi dimanfaatkan 50 pasien.

Dream - Jemaah haji Indonesia selesai menjalani puncak ibadah haji wukuf di Arafah pada 9 Zulhijah 1444 Hijriah atau 27 Juni 2023 kemarin. Sejak 26 Juni, jamaah telah diberangkatkan bertahap ke arafah kemudian lanjut bermalam di Muzdalifah dan Mina.

Selama pelaksanaan puncak haji 2023, data Kementerian Agama melaporkan terdapat 238 jemaah yang sakit dan dirawat di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) untuk disafari wukufkan.

“ Mereka terdiri atas 48 jemaah sebagai pasien baring, dan 190 jemaah sebagai pasien duduk," terang Kepala Seksi Kesehatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Makkah dr. Andi Ardjuna, Selasa 27 Juni 2023.

 

1 dari 6 halaman

Jemaah safari wukuf yang diberangkatkan dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Makkah, terdiri dari 15 bus, yaitu 6 bus baring dan 9 bus duduk.

Sementara Direktur Bina Haji Arsad Hidayat mengatakan, semua jemaah haji yang tidak bisa mengikuti wukuf atau safari wukuf di Arafah, akan dibadalhajikan. Untuk tahun ini, total ada 359 jemaah yang dibadalhajikan.

" Sebanyak 179 jemaah haji dibadalhajikan karena wafat, 10 di antaranya wafat di embarkasi dan 1 jemaah haji khusus. Lainnya, wafat saat dalam perjalanan menuju dan di Arab Saudi," sebutnya.

" Selain itu, ada 180 jemaah haji yang dibadalhajikan karena dirawat di KKHI dan RS Arab Saudi serta kondisinya tidak memungkinkan untuk disafariwukufkan," tandasnya.

2 dari 6 halaman

Di kesempatan yang lainnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menjelaskan, cuaca saat wukuf Arafah memang cukup panas. Di siang hari, suhu udara tertinggi di Arafah mencapai 45 derajat Celsius.

Hal inilah yang menyebabkan banyak jemaah haji harus menjalani perawatan medis. Bahkan, tujuh jemaah haji Indonesia dikabarkan meninggal dunia di Arafah pada Selasa 27 Juni 2023, saat menjalani perawatan di Klinik KKHI.

" Ya tadi saya ke KKHI berdiskusi dengan Bu Dirjen dan Kapuskes. Memang cukup crowded pascawukuf. Kalau kata Bu Dirjen banjir (pasien) itu pasca-wukuf. Jadi kapasitas yang harusnya 30 (jemaah) di KKHI karena cuaca wukuf tadi cukup panas jadi dimanfaatkan 50 pasien," kata pria yang akrab disapa Gusmen dikutip dari Liputan6.com.

3 dari 6 halaman

Puncak Haji di Arafah Banyak Jemaah Indonesia Dirawat, 7 Orang Meninggal Dunia

Setelah berdiskusi dengan Kapuskes Haji Liliek Marhaendro Susilo, kata Gus Men, ada beberapa catatan yang perlu diwaspadai ketika jemaah berada di Mina besok.

" Di Arafah yang diam saja, seperti itu yang terjadi, padat KKHI dan yang wafat tujuh orang. Kita khawatir kalau di Mina tidak disiapkan betul, kejadian sama akan terulang. Banyak jemaah yang dirawat," katanya.

4 dari 6 halaman

Jemaah Lansia Tak Perlu Khawatir, Ada Layanan Badal Lontar Jumroh Gratis

Dream - Jemaah haji telah menyelesaikan ibadah wukuf di Arafah, kemudian melanjutkan mabit (menginap) di Muzdalifah dan Mina. Menag Yaqut Cholil Qoumas melihat pelaksanaan wukuf di Arafah secara umum berjalan baik dan lancar.

Namun, kondisi di Mina jauh lebih berat dibanding di Arafah. Sebab jika di Arafah jemaah hanya berdiam sementara di Mina jemaah akan melontar jumrah Aqabah pada 10 Zulhijjah, dilanjutkan jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah pada hari-hari Tasyrik.

" Sampai selesai wukuf, dilaporkan ada tujuh jemaah wafat di Arafah. Jika di Mina tidak dipersiapkan dengan betul, kejadian yang sama akan terulang, banyak jemaah yang tumbang, termasuk lansia. Kita tidak berharap," terang Yaqut sebelum ke Muzdalifah, Selasa 27 Juni 2023.

5 dari 6 halaman

Karena itu, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi diminta Menag untuk menerapkan skema perlindungan, pelayanan, dan pembinaan dengan menyesuaikan kondisi fisik jemaah yang mayoritas lansia agar tidak memaksakan.

" Sebab, di Fikih banyak alternatif. Sehingga, mereka yang tidak mampu bisa dibadalkan lontar jumrahnya," sambungnya.

Hanya jemaah yang benar-benar memungkinkan secara fisik yang boleh melontar jumrah dan tawaf ifadah sendiri. Jemaah yang secara fisik tidak memungkinkan, diminta lontar jumrahnya dibadalkan.

Pria yang akrab disapa Gusmen itu menerangkan, satu orang petugas haji bisa membadalkan beberapa jemaah haji. Sehingga jemaah tidak perlu memaksakan kondisi fisiknya demi kelancaran ibadah haji.

6 dari 6 halaman

Ibadah Mina Lebih Berat dari Arafah, Kemenag Siapkan Layanan Badal Gratis Untuk Jemaah Lansia

Menag menegaskan, jemaah tidak perlu khawatir sebab badal lempar jumrah itu sah secara fikih dan tidak dipungut biaya.

" Tidak ada pungutan apa pun atas badal lontar jumrah," tegasnya.

" Bahkan, jemaah yang wafat dibadalhajikan oleh petugas, tanpa dipungut biaya. Demikian juga jemaah yang sakit dan tidak memungkinkan disafariwukufkan, juga dibadalhajikan, dan tidak dipungut biaya," lanjutnya.

Adapun yang akan dibadalkan lontar jumrahnya diantaranya adalah 200 jemaah yang disafariwukufkan. Mereka akan dibadalkan lontar jumrah aqabah maupun lontar jumrah di hari-hari tasyrik.

sumber: Kemenag.go.id.

Beri Komentar