Ilustrasi Berdoa (Foto: Shutterstock.com)
Dream – Nabi Ibrahim alaihissalam termasuk salah satu nabi yang mendapat gelar ulul azmi. Gelar ini diberikan kepada sejumlah nabi dengan kriteria khusus. Deretan nabi yang mendapa gelar ulul azmi adalah Nabi Nuh as, Nabi Ibrahim as, Nabi Isa as, Nabi Musa as dan Nabi Muhammad SAW.
Keluarga Nabi Ibrahim telah dijamin kesalehannya oleh Allah SWT. Saleh yang dimaksud ialah bahwa keluarga Nabi Ibrahim telah memenuhi hak Allah dan hak sesama manusia yang tingkatan hanya bisa dicapai dengan kedalaman ilmu dan amal.
Sejak dilahirkan, Nabi Ibrahim selalu menjunjung tinggi ketaatan dan ketauhidan. Keluarganya menjadi potret ideal bagi keluarga Muslim. Kisah keteladanan Nabi Ibrahim dan keluarganya memang patut dicontoh umat Islam.
Berikut keteladanan Nabi Ibrahim dan keluarganya yang pantas dicontoh umat Islam dalam kehidupan, sebagaimana dirangkum Dream dari berbagai sumber.
Sebagaimana nabi-nabi yang lain, Nabi Ibrahim juga ma’shum atau dijaga oleh Allah SWT dari syirik, kufur, serta dosa besar maupun kecil. Penjagaan Allah ini diberikan kepada para nabi sebelum maupaun sesudah diangkat menjadi utusan-Nya.
Inilah mengapa para nabi termasuk Nabi Ibrahim terjaga dari perbuatan dosa dan tercela. Keteladanan yang bisa diambil adalah bahwa Nabi Ibrahim tidak pernah sedikitpun ragu akan Tuhannya.
Walaupun tak bisa disaksikan dengan secara fisik, namun baginya Allah adalah Tuhan dari alam semesta. Meskipun rintangan selalu hadir dalam kehidupan, Nabi Ibrahim dan keluarganya tetap memegang teguh akidah dan syariat.
Nabi Ibrahim menyampaikan ajaran ketauhidan kepada orang lain dengan penuh hikmah dan kebijaksanaan. Tatkala mengajak ayahnya masuk Islam, Nabi Ibrahim tetap menjaga adabnya sebagai anak.
Nabi Ibrahim mengajak sang ayah untuk menyembah Allah semata, karena pada saat itu ayahnya masih menjadi penyembah berhala.
Nabi Ibrahim diberikan hujjah yang kuat sehingga dapat mematahkan berbagai dalih yang dilontarkan orang-orang musyrik. Hujjah dari Allah yang kuat untuk Nabi Ibrahim ini membuatnya berhasil membungkam rakyat Raja Namrud mengenai keyakinan ketuhanan.
Keteladanan Nabi Ibrahim yang selanjutnya ialah tidak ada yang ditakuti kecuali Allah SWT. Bahkan ketika ia dilempar ke dalam api yang berkobar. Ia tak gentar sedikitpun, dan berharap sepenuhnya kepada Allah untuk menolongnya.
Hal in bisa kita jadikan teladan bahwa dalam menghadapi setiap tantangan, hendaknya kita selalu menanamkan keberanian dan keyakinan bahwa Allah akan selalu memberikan pertolongan.
Ketika persitiwa Nabi Ibrahim meninggalkan Siti Hajar dan bayi Ismail di tanah tandus Makkah, ia berserah diri kepada Allah bahwa Dia yang akan melindungi mereka. Dengan demikian, ia rela meninggalkan keduanya di tanah tandus itu untuk menjalankan perintah Allah SWT.
Seberat apapun risikonya, Nabi Ibrahim selalu menjalankan perintah Allah SWT. Termasuk ketika turun perintah untuk menyembelih buah hatinya yang ia sayangi. Setelah melalui perenungan, ia akhrinya yakin untuk menjalankan perintah Allah tersebut dengan persetujuan keluarganya.
Dengan kemantaban hati dan iman, Nabi Ismail juga menunjukkan kepatuhan dan kecintaannya kepada Allah SWT melebihi kecintaan kepada diri sendiri.
Advertisement