Ruang Isolasi RS Persahabatan (Foto:Iqbal Nugroho/ Merdeka.com)
Dream - Korban jiwa akibat virus corona (Covid-19) terus berjatuhan dari kalangan medis. Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M Faqih, mengungkap ada tiga dokter meninggal dunia setelah terkonfirmasi terpapar Corona Virus Disease (Covid-19).
Sementara itu, ada seorang dokter dari informasi diterima PB IDI yang meninggal akibat kelelahan menangani pasien kasus virus Corona. " Ada 4 yang meninggal," kata Daeng dikutip dari Merdeka.com, Minggu 22 Maret 2020.
Daeng mengungkap, ada satu dokter asal Bogor dan satu dokter di Bekasi. Untuk dokter yang meninggal karena kelelahan adalah Toni Daniel.
" Yang di bandung itu dokter Toni Daniel di Dinkes Bandung. Dia yang sehari-harinya membantu penanggulangan Covid itu. Kemudian di Bogor itu meninggalnya di RSUD, saya lupa RS-nya. Kemudian Adi Mirsa itu Bekasi kemudian yang terakhir ini tadi barusan saya dapat informasi meninggal tadi subuh dokter Hadio Ali," ujar Daeng.
Dari empat dokter itu, menurut Daeng, PB IDI mendapat konfirmasi tiga dokter meninggal akibat terpapar virus Corona. Sementara seorang dokter yakni Toni Daniel meninggal akibat kelelahan.
" Itu yang tiga selain dokter Toni konfirmasi sudah meninggal karena Covid. Kalau dokter Toni memang dia di Dinkes Bandung, dia sangat membantu penggulangan Covid tapi meninggalnya kabarnya karena kelelahan," kata dia.
Diketahui dokter yang meninggal karena Covid-19 yaitu dr. Djoko Judodjoko, dr. Hadio Ali dan dr. Adi Mirsa.
Laporan Muhamad Agil Aliansyah/ Sumber: Merdeka.com
Dream - Korban meninggal dunia akibat virus Covid-19 di Indonesia terus berjatuhan. Termasuk dari kalangan medis. Para dokter, perawat, serta tenaga kesehatan lainnya, jadi pihak yang paling berisiko tertular.
Kabar duka baru saja datang dari dunia kedokteran Indonesia. Djoko Judodjoko, seorang spesialis bedah, meninggal dunia karena terinfeksi Covid-19. Kabar menyedihkan ini disampaikan dokter Pandu Riono lewat akun Twitter pribadinya.
Selamat jalan mas Koko, maafkan saya belum berhasil mendorong agar pemerintah @jokowi serius mengatasi pandemi covid19. mas terinfeksi karena aktif beri layanan. Banyak petugas kesehatan yang terinfeksi & pergi, minimnya APD sulit dimaafkan. Tidak cukup bicara, kita semua berbuat pic.twitter.com/sxeG6y1BtL
— Pandu Riono (@drpriono)March 21, 2020
Dokter Djoko Judodjoko meninggal diduga akibat terinfeksi Corona Covid-19. Beliau terinfeksi virus tersebut karena minimnya alat medis di rumah sakit tempatnya bertugas. Ia disebut tertular Corona Covid-19 saat memberikan layanan kepada pasien yang terpapar virus itu. Seperti diketahui Corona Covid-19 sedang mewabah di Tanah Air
Berdasarkan data riwayat kedokteran di situs resmi Rumah Sakit EMC Sentul City, Bogor, Dokter Djoko telah menimba segudang ilmu kedokteran di berbagai universitas ternama di Indonesia dan dunia.
Berikut riwayatnya:
Tahun 1976: Dokter Umum Fakultas kedokteran, Universitas Indonesia.
Tahun 1984: Microsurgey of the Cerebro Vascular Disease, The Fujita Health University, Japan.
Tahun 1985: Microsurgery of the Skull Base Tumor, di The Nordstadt Krankenhaous Hannover.
Tahun 1986:Dokter Spesialis Bedah Saraf, Universitas Padjajaran.
Tahun 1992: Posterior Spinal Fusion Surgery training, di Royal Perth Rehabilitation Center.
Tahun 1995: Stereotactic Functional Neurosurgery training, di Gunma University, Japan.
Tahun 1995: Microsurgery of the Cerebral Aneurysm training, di The Research Institute for the Brain and Blood Vessel, Akita, Japan.
Tahun 2002: Endoscopic Spine Surgery training, di University of Bordeaux, Perancis.
Tahun 2002: Spine Surgery and Instrumentation training, di St. Louis University, Missouri USA.
Tahun 2003: Endoscopic Spine Surgery training, di Allegheny General Hospital, Pittsburgh, USA.
Tahun 2003: Spine Surgery and Instrumentation training, di Uniformed Service University for the health sciences, US Navy, Bethesda USA.
Tahun 2005: Spine Surgery and Instrumentation training, di The Cleveland Clinic Foundation, USA
Laporan Bogi Triyadi/ Sumber: Liputan6.com
Dream - Handoko Gunawan, dokter spesialis paru-paru, yang sudah berusia 80 tahun turun langsung menangani membludaknya pasien virus corona (Covid-19) sejak beberapa hari lalu. Dokter senior itu bekerja sampai pukul 3 dini hari untuk mengobati pasien.
Dari foto yang beredar di media sosial, sang dokter sampai tumbang dan harus menjalani perawatan intensif. Hal ini membuat banyak orang prihatin dan berdoa untuk dr. Handoko. Alhamdulillah, kini ada gambar gembira.
Kondisi beliau sudah membaik. Beredar foto dokter Handoko yang berdiri di balik ruang kaca isolasi. Ia melempar senyum menenangkan sambil memegang ponsel. Tampak petugas medis berada di ruangan isolasi tersebut mengenakan alat pengamanan diri (APD) lengkap.
Salah satu akun di media sosial mengunggah kondisi dr. Handoko yang membaik yaitu akun Facebook Hengky. Dalam keterangan foto dr. Handoko, ia menulis " Dr. Handoko Gunawan recover. Thank God, Sehat terus ya dok" .
Kondisi sang dokter memang sudah membaik, namun ia masih harus menjalani isolasi diri selama 14 hari karena termasuk dalam carrier (pembawa virus) yang bisa menularkan virus pada orang yang ada di dekatnya. Semoga sehat terus, dokter Handoko!
Dream - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengunggah video percakapan teleponnya dengan dr Handoko Gunawan, Jumat, 20 Maret 2020.
Sosok Handoko menjadi buah bibir warganet karena di masa pensiunnya, spesialis paru-paru ini menjadi relawan dan ikut terjun menangani pasien wabah virus corona.
" Cucunya memanggil engkong Handoko, seorang dokter yang mendedikasikan diri untuk kemanusiaan. Beberapa menit lalu jam 22.31 saya ngobrol sama beliau," tulis Ganjar, diakses Sabtu,21 Maret 2020.
Dalam pembicaraan yang berlangsung, Handoko mengaku sedang menjalani karantina. Dia mengakui kondisi wabah virus corona ini semakin buruk.
Ganjar: Bagaimana kondisi bapak?
Handoko Gunawan: Saya lagi di rumah sakit Persahabatan
Ganjar: Kondisinya gimana hari ini?
Handoko: Sudah sehat sih tapi capek luar biasa
Ganjar: Tapi ini ganggu gak?
Handoko: oh enggak. Saya beberapa hari di karantina oleh temen-tema dokter paru saya. Memang situasinya buruk sekali. Mesti ada terobosan. Kalau begini terus kita enggak tahu kedepannya.
Handoko lalu mengatakan, tanpa adanya terobosan maksimal korban akan terus berjatuhan. " Kalau begini terus kita enggak tahu misal yang bersentuhan di pasar itu PDP atau ODP," ucap dia.
Kata Handoko, sosok pejabat publik seperti Ganjar harus waspada dengan penyebaran wabah ini. Sebab, Handoko tahu, sosok pejabat publik tidak boleh menolak bersalaman dengan warganya.
" Terutama untuk Pak Ganjar, bersentuhan terus dengan orang yang enggak boleh dipilih," ucap Handoko.
Mendengar masukan itu, Ganjar berterima kasih. Dia mengaku, menelepon Handoko karena dedikasinya untuk menolong orang di saat kondisi semacam ini.
" Bapak menginspirasi kami anak muda luar biasa," kata.
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati