Kisah Pembangunan Masjid Nabawi, Sempat Ada Kuburan Orang-Orang Musyrik

Reporter : Widya Resti Oktaviana
Selasa, 18 April 2023 03:03
Kisah Pembangunan Masjid Nabawi, Sempat Ada Kuburan Orang-Orang Musyrik
Tanah itu sebelumnya milik dua anak yatim yang biasanya digunakan untuk menjemur buah kurma.

Dream - Masjid Nabawi merupakan salah satu masjid yang menyimpan sejarah Islam. Ya, hal ini karena masjid tersebut dibangun oleh Nabi Muhammad saw. Masjid Nabawi sendiri berada di Madinah, Arab Saudi dan sekaligus saat ini menjadi makam Nabi Muhammad saw serta para khalifah Islam.

Masjid tersebut dibangun oleh Nabi Muhammad saw sejak beliau menginjakkan kaki di Madinah. Di mana saat itu unta yang dinaiki beliau berhenti di tempat tersebut. Yakni tempat untuk menjemur buah kurma milik dua anak yatim, Sahl dan Suhail bin 'Amr yang akhirnya dibeli oleh Nabi Muhammad saw.

Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Masjid Nabawi didirikan di atas tanah yang merupakan bekas dari kuburan orang-orang musyrik. Rasulullah saw pun bersabda:

" Insya Allah, tempat ini (untuk) rumah." (HR. Bukhari)

Untuk mengetahui kisah lengkapnya tentang pendirian Masjid Nabawi, berikut sebagaimana dirangkum Dream melalui berbagai sumber.

1 dari 3 halaman

Rasulullah Membeli Tanah yang Ada Kuburan Orang-Orang Musyrik

Ketika Nabi Muhammad saw tiba di Madinah dan saat itu unta yang dinaikinya berhenti, diketahui bahwa tempat tersebut adalah tanah milik dua anak yatim yang digunakan untuk menjemur buah kurma. Anak-anak itu adalah Sahl dan Suhail bin 'Amr.

Nabi saw pun memanggil kedua anak itu bermaksud menawar harga tanah tersebut untuk dibangun masjid di atasnya. Namun, kedua anak itu ternyata ingin memberikan tanah itu kepada beliau.

" Justru kami ingin memberikannya kepada Anda, wahai Rasulullah."

Namun, Nabi saw pun pada akhirnya tetap membeli tanah tersebut. Dan kemudian dibangunlan Masjid Nabawi di atasnya. Dalam sebuah hadis diceritakan, saat Nabi saw akan memerintahkan pembangunan masjid, beliau mengirimkan utusan ke Bani Najjar. Saat mereka sudah datang, beliau berkata:

" Wahai Bani Najjar, hargailah kebun kalian ini untukku!"

Lalu mereka menjawab:

" Demi Allah, tidak! Kamu tidak akan meminta harganya kecuali kepada Allah Azza wa Jalla."

Sedangkan dalam riwayat lainnya diceritakan bahwa tempat tersebut ada kuburan orang-orang musyrik, dataran yang agak tinggi, dan ada pohon kurma. Kemudian Nabi saw memerintahkan supaya kuburan tersebut digali dan tulang-belulangnya dikeluarkan, dataran yang agak tinggi diratakan, dan juga agar pohon-pohon kurma dipotong.

2 dari 3 halaman

Pembangunan Masjid Nabawi

Dalam masa pembangunan masjid, Nabi Muhammad saw pun turut serta membantu. Seperti membawa batu bata yang masih mentah. Beliau pun membacakan sebuah syair:

" Yang dibawa ini bukanlah beban dari Khaibar. Ini lebih kekal, lebih bermanfaat dan lebih suci di sisi Rabb kami."

Dalam proses pembangunan masjid, Nabi saw memprioritaskan orang-orang yang ahli. Dijelaskan juga dalam sebuah riwayat, Nabi saw bersabda pada sahabat yang turut membangun masjid:

" Dekatkanlah al-Yamami ke tanah itu, karena sentuhan dia terbaik di antara kalian, dan paling kuat adonannya."

Lalu dalam riwayat lainnya, al-Yamami berkata:

" Aku mencampurkan tanah, lalu seakan campuranku ini menakjubkan beliau saw, dan bersabda: 'Biarkanlah al-Yamami al-Hanafi dengan tanah, karena dia paling ahli di antara kalian dalam urusan tanah." (HR. Imam Ahmad)

Pada awalnya, masjid tersebut hanya memiliki ukuran sekitar 50 kali 50 meter dengan tinggi atap sekitar 3,5 meter. Pada bagian sisi tembok, keempat sisi masjid dibuat dengan batu bata dan tanah. Sedangkan atap masjidnya terbuat dari daun kurma dan sebagian atapnya dibiarkan terbuka dengan tiang penopang yang terbuat dari batang pohon kurma.

Pembangunan masjid Nabawi membutuhkan waktu dua belas hari. Kemudian dilanjutkan dengan membangun kamar untuk istri-istri Nabi saw. Dua rumah pertama yang dibangun untuk istri Nabi saw adalah milik Saudah bin Zum'ah ra dan Aisyah ra. Kedua rumah itu berdampingan dengan masjid. Di mana terbuat dari tanah dan pelepah kurma atau batu yang disusun dan atapnya dari pelepah kurma.

Selanjutnya dibangun juga rumah untuk istri beliau yang lain. Setelah semua pembangunan selesai, Nabi saw pindah dari rumah Abu Ayyub ra ke rumah barunya.

Perlu sahabat Dream ketahui juga bahwa selama sembilan tahun, masjid tersebut tidak menggunakan penerangan saat malam hari. Namun, saat waktu isya dibuatlah penerangan dengan membakar jerami.

Di tahun pertama hijrah, terdapat syariat untuk mengumandangkan azan. Dalam sebuah riwayat, Abdullah bin Zaid ra bermimpi tentang lafaz azan dan menceritakannya pada Nabi saw. Kemudian Nabi saw pun memerintahkan Bilal bin Rabbah ra untuk mengumandangkan azan.

3 dari 3 halaman

Renovasi Masjid

Selama beberapa lama Masjid Nabawi tidak mengalami perubahan. Namun ketika Umar bin Khattab menjadi khalifah, masjid pun direnovasi. Di mana bagian tiangnya yang semula terbuat dari pohon kurma diganti menjadi kayu.

Lalu di zaman kekhalifahan Utsman bin Affan juga dilakukan renovasi. Temboknya dibangun dengan batu berukir, begitu juga dengan bagian tiangnya. Sedangnya atapnya diganti dengan sejenis kayu hias.

Pada awalnya, di Masjid Nabawi tidaklah terdapat mimbar. Jadi, Nabi saw berdakwah dengan bersandar pada batang kurma. Dan saat sudah dibuatkan mimbar, ternyata ada kisah di balik batang kurma itu. Batang kurma yang digantikan dengan mimbar pun menangis. Nabi saw pun mengetahui tangisan itu lalu memeluknya sampai batang itu diam.

Ketika memasuki zaman modern, perluasan besar-besaran Masjid Nabawi pun dilakukan oleh Raja Fahd bin Abdul Aziz. Luas seluruh masjid menjadi 165.000 m2. Jumlah menara yang sebelumnya hanya 4 buah, ditambah menjadi 10 buah. Empat di antaranya memiliki ketinggian mencapai 72 meter dan 6 lainnya setinggi 92 meter. Kemudian jumlah pintunya juga ditambah menjadi 95 pintu. Hingga saat ini Masjid Nabawi pun semakin megah dan bisa menampung sekitar 535.000 orang.

Beri Komentar