Kisah Sedih Pasien Kritis Covid-19 Menikah Beberapa Jam Sebelum Meninggal

Reporter : Sugiono
Rabu, 22 April 2020 18:36
Kisah Sedih Pasien Kritis Covid-19 Menikah Beberapa Jam Sebelum Meninggal
'Kami mencoba membuatnya seperti pernikahan yang sebenarnya, dan kemudian kami memberi mereka kue juga.'

Dream - Pandemi virus corona yang menyebabkan Covid-19 menyisakan banyak kisah yang menyedihkan.

Salah satunya adalah kisah yang ditulis Profesor John Wright, dokter sekaligus pakar epidemiologi, yang menjadi kepala Bradford Institute for Health Research, Inggris.

Dalam diary pribadinya, Profesor Wright menulis kisah seorang pasien Covid-19 yang menikah di rumah sakit beberapa jam sebelum meninggal dunia.

1 dari 6 halaman

Pasien Stadium Akhir

Inilah masa di mana semua emosi bercampur aduk. Tidak hanya rasa takut dan kesepian, tapi juga cinta yang luar biasa.

Ketika tiba untuk tugas malam di Ward One di Bradford Royal Infirmary baru-baru ini, perawat baru Sophie Bryant-Miles mendapat laporan bahwa ada seorang pasien pria yang diduga positif Covid-19 didiagnosis hidupnya tidak akan bertahan lebih dari semalam.

Pria tersebut sekarang mendapat perawatan paliatif. Artinya, penyakit yang dideritanya sudah tidak bereaksi terhadap pengobatan kuratif, atau tidak dapat disembuhkan secara medis.

2 dari 6 halaman

Tak Pernah Bisa Menikah

Sementara itu, ada seorang wanita dengan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap menunggui pria tersebut. Wanita itu adalah tunangannya selama 15 tahun.

Kepada Sophie, wanita itu mengatakan dia dan kekasihnya tidak pernah punya waktu dan uang untuk menggelar pernikahan. Selalu saja ada yang menghalangi rencana mereka untuk menikah.

Sungguh sebuah ironi yang menyayat hati antara cinta dan kematian. Tapi di luar itu muncul sebuah kisah yang indah.

Sophie segera memanggil pendeta rumah sakit Joe Fielder, dan memintanya untuk segera menikahkan pasangan tersebut.

3 dari 6 halaman

Cincin Pertunangan Darurat

Joe mengatakan dia tidak bisa menikahkan keduanya secara resmi terkait kondisi darurat. Tapi dia bersedia menyatukan keduanya seperti layaknya sebuah pernikahan.

Kata Joe, pasangan tersebut masih bisa mengucapkan 'Aku bersedia'. Mereka bisa mengatakan janji suci 'sampai maut memisahkan kami' dan segala sesuatunya seperti di sebuah pernikahan, hanya saja kali ini digelar di rumah sakit.

Joe membuat cincin pernikahan darurat dari kertas timah.

Joe segera membuat cincin pernikahan darurat dari kertas timah untuk pasangan tersebut. Joe dan Sophie kemudian mengundang putri pria tersebut melalui aplikasi FaceTime agar bisa melihat proses pernikahan ayahnya sekaligus menjadi saksinya.

4 dari 6 halaman

Persiapan Pernikahan

Sungguh sebuah pelayanan rumah sakit yang benar-benar indah dan menyenangkan. Joe memang brilian. Dia membuat kartu bertuliskan nama-nama dan semua nyanyian pujian serta doa yang biasa mereka ucapkan.

Sophie (kanan kedua) dengan rekan perawat, sesaat sebelum pernikahan.

Wanita tersebut benar-benar berterima kasih karena Joe dan Sophie telah mempersiapkan semuanya dengan sepenuh hati. Si pasien juga bersemangat dengan apa yang akan terjadi meski harus memakai masker sepanjang waktu.

Dengah APD lengkap, Joe berdiri di tengah pasangan tersebut dan memberkati keduanya. Joe tampak berkeringat.

5 dari 6 halaman

Pernikahan Mengharukan

Si pasien berusaha untuk mengucapkan janji suci tetapi terhalang oleh napasnya yang tersengal-sengal.

Sementara wanita itu melakukan yang terbaik untuk mengucapkan hal yang sama tetapi kadang-kadang tidak jelas karena dia lebih banyak menangis.

Sedangkan keluarga kedua belah pihak hanya bisa tersenyum sekaligus menangis pada saat yang sama.

Semua upacara suci ini dilakukan secara darurat di rumah sakit dengan memakai APD lengkap.

Tapi pasangan tersebut merasa lega mereka akhirnya bisa menikah meski tahu bahwa pria itu tak lama lagi akan meninggal dunia.

6 dari 6 halaman

Pesta Kecil-kecilan

'Kami melakukan pemotretan kecil untuk mereka sesudah proses pemberkatan pernikahan. Karena itulah yang mereka inginkan.'

'Kami mencoba membuatnya seperti pernikahan yang sebenarnya, dan kemudian kami memberi mereka kue juga.'

Wanita itu sangat sadar bahwa suaminya sekarang sedang berada di detik-detik terakhir hidupnya.

Ini adalah hal terakhir yang mereka bisa lakukan bersama. Setidaknya mereka punya kenangan terakhir yang indah bersama.

Sumber: BBC News

Beri Komentar