Ilustrasi Pesawat Sriwijaya Air (Foto: Merdeka.com)
Dream - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan merilis preliminary report (laporan awal) hasil investigasi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 bulan depan atau 30 hari setelah kecelakaan.
" Kami berharap 30 hari setelah kecelakaan, kami dapat memberikan laporan awal dan apabila nanti dipublikasikan, kami akan menyampaikan kepada masyarakat luas," kata Kepala Sub Komite Investigasi Keselamatan Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo, dalam keterangan melalui Twitter @KNKT_RI, Selasa 19 Januari 2021.
Nurcahyo mengatakan, KNKT melakukan investigasi bersama tim dari Amerika Serikat yang berjumlah 11 orang, yakni empat orang dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB), empat orang dari Boeing, dua orang dari Federal Aviation Administration (FAA) dan satu orang dari General Electric sebagai pembuat mesin pesawat.
" Hal ini sesuai dengan ICAO Annex 13 dimana negara pembuat desain pesawat berhak berpartisipasi dalam investigasi. Berpartisipasi dalam investigasi kali ini juga dua investigator TSIB Singapura dalam hal ini partisipasi dalam sesuai dengan kerja sama negara-negara ASEAN," katanya.
Ketua Subkomite Investigasi Kecelakaan Penerbangan, Capt. Nurcahyo Utomo memberikan pernyataan mengenai perkembangan investigasi kecelakaan SJ-182 pada 18 Januari 2021. pic.twitter.com/DH2QJmi4XQ
— Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) (@KNKT_RI)January 19, 2021
Menurut Nurcahyo, KNKT juga sudah mengunduh seluruh data kotak hitam, yakni Flight Data Recorder (FDR).
" Sesuai dengan yang disampaikan sebelumnya, kami juga sudah atau sudah mengunduh data FDR dan kami sampaikan data FDR sudah bisa kami dapatkan. Sudah berhasil diunduh dengan total 370 parameter, 27 jam atau 18 penerbangan termasuk penerbangan yang mengalami kecelakaan," katanya.
Namun, lanjut dia, data tersebut masih akan didalami lagi dan sampai saat ini belum bisa membagi atau mempublikasikan.
" Namun demikian dari data yang diperoleh kami mendapatkan beberapa petunjuk untuk didalami lebih lanjut untuk data yang kami perlukan untuk keperluan investigasi dan kami juga kami sangat mengharapkan dapat ditemukan CVR untuk mendukung data yang kami peroleh dari FDR," ujarnya.
Kotak hitam yang berisi FDR ditemukan pada 12 Januari 2021 atau tiga hari setelah kecelakaan. KNKT sebelumnya juga menyatakan sistem pesawat Sriwijaya Air SJ 182 masih berfungsi dan mampu mengirim data sebelum jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu, 9 Januari 2021 pukul 14.40 WIB.
KNKT telah mengumpulkan data radar ADS-B dari Perum Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Airnav Indonesia).
Dari data tersebut, tercatat pesawat mengudara pada pukul 14.36 WIB, terbang menuju arah Barat Laut dan pada pukul 14.40 WIB pesawat mencapai ketinggian 10.900 kaki, tercatat pesawat mulai turun dan data terkahir pesawat pada ketinggian 250 kaki.
Data lain yang didapat KNKT dari KRL Rigel adalah sebaran puing-puing (wreckage) memiliki besaran dengan lebar 100 meter dan panjang 300-400 meter.
Dream - Tim Disaster Victim Identification Polri telah memeriksa 162 dari 188 bagian tubuh penumpang Sriwajaya Air SJ-182. Data tersebut dicatatkan per Minggu, 17 Januari 2021 pukul 09.00 WIB.
" Sampai hari ini jam 09.00 WIB, kami telah menerima total 188 kantong body part yang semuanya itu terdiri dari 162 yang sudah diperiksa dan sisanya 26 yang sedang kami periksa," ujar Komandan DVI Pusdokkes Polri, Kombes Hery Wijatmoko, dikutip dari Merdeka.com.
Hery megatakan pagi ini timnya menjalankan pemeriksaan dengan empat meja. Juga mengerahkan empat tim lengkap termasuk dari INAFIS.
Data sementara, total sampel yang telah diterima laboratorium DNA Pusdokkes Polri sebanyak 351. Rinciannya, 208 sampel postmortem dan 143 sampel antemortem.
" Jadi dari beberapa sampel antemortem yang sedang kami kejar dan kami collect untuk pemeriksaan, dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, salah satunya sampel yang dari Jawa Tengah," ucap Hery.
Dari hasil pemeriksaan, DVI berhasil mengidentifikasi 24 jenazah korban Sriwijaya Air. Saat ini belum ada korban baru yang telah teridentifikasi.
" Perkembangan terakhir kami telah melakukan dan berhasil mengidentifikasi 24 korban dan kemarin sudah dirilis oleh Bapak Karopenmas," kata Hery.
Dari 24 korban, 15 di antaranya teridentifikasi dengan metode premier DNA. Sisanya sebanyak 12 korban teridentifikasi lewat sidik jari.
" Jadi artinya ada beberapa jenazah yang telah terkonfirmasi menggunakan DNA dan sidik jari," ucap Hery.
Sumber: Merdeka.com/Bachtiarudin Alam.
10 Artis Top Ini Pernah Jadi Model Video Klip Sheila On 7, Foto Lawasnya Bikin Pangling
Doa Meredakan Hujan dan Cara Menerapkannya Seperti Diajarkan Rasulullah
Baru Tiga Bulan Nikah, Wanita dalam Kondisi Hamil Ceraikan Suami, Fakta Mantan Istri Bikin Syok
Selfie di Mobil Bareng Suami, Rambut Acak-acakan Mikha Tambayong Bikin Salfok