Luapan Menyentuh Hati Duda Saat Ditanya Jodoh

Reporter : Puri Yuanita
Jumat, 15 September 2017 13:02
Luapan Menyentuh Hati Duda Saat Ditanya Jodoh
Kamal mengungkapkan alasan yang menyentuh hati ketika ditanya mengenai pengganti istrinya.

Dream - Kehilangan seseorang yang kita cintai memang sangat menyakitkan. Namun begitu, kita harus sadar bahwa jodoh, rezeki dan kematian merupakan kuasa Allah SWT.

Meski pahit harus kehilangan seseorang, tapi tetap harus menerimanya dengan ikhlas.

Seperti kisah pria Malaysia bernama Kamal Effendi, yang ditinggal sang istri meninggal karena penyakit kanker. Meski sudah menjaga dan merawatnya dengan penuh kasih sayang, Kamal tetap kehilangan istrinya.

Tetapi, dia berusaha tabah. Kamal mengungkapkan alasan yang menyentuh hati ketika ditanya mengenai pengganti istrinya.

Kamal bilang, semuanya dia serahkan pada ketentuan Allah. Kamal mengungkapkan alasannya yang tidak mau mendengar pertanyaan 'Kapan menikah lagi?'.

 

 

1 dari 1 halaman

'Jangan Ditanya, Kapan Menikah Lagi?'

'Jangan Ditanya, Kapan Menikah Lagi?' © Dream

" Lelah menjawab pertanyaan yang sama seolah-olah itu adalah kewajiban seorang duda untuk memikirkannya.

" Istri saya itu datang dalam hidup saya, tanpa saya mencari-carinya. Semuanya adalah pekerjaan Allah. Sejujurnya saya hanya berdoa dan melakukan kewajiban sebagai seorang Muslim.

" Jangan pernah memberi harapan kepada seorang wanita Muslim. Jauh dari pikiran saya untuk membayangkan bahwa saya akan menjadi suami.

" Allah mendatangkan dia, mungkin melalui doa istri dan doa saya sendiri, yang tidak saling mengenal dan mencintai pada awalnya.

" Dari hari pertama menikah, setelah mengucapkan akad nikah, Allah berkenan dengan pernikahan kami. Mungkin karena didasari ibadah, Allah berkenan agar kami bisa bersatu dan diberkati.

" Di hari pertama bergelar suami, kami mulai saling mencintai. Satu per satu Allah limpahkan nikmat kepada kami. Seolah-olah hari-hari dipenuhi dengan surga yang menanti. Surga tempat kami meluapkan kasih, menabur amal, dan memupuk berkat agar hidup diridhai.

" Namun apalah daya, yang indah tak selamanya ada. Yang paling abadi itu adalah agama itu sendiri. Terasa surga yang selama ini terbina hilang dihantam ganasnya ombak.

" Katanya, suami itu haruslah bersikap sebagaimana seorang lelaki. Simpan sedihnya, dan terus mencari pengganti. Tapi itu bukan janji saya pada diri saya sendiri. Saya tidak memerlukan pengganti.

" Jika memang jodoh, maka harus datang dengan sendirinya. Bukan jodoh sebagai pengganti atau bayang-bayang almarhumah istri saya.

" Saya khawatir dengan diri saya sendiri. Karena itu saya tidak akan mencari jodoh. Cukuplah seperti sebelum ini. Doa saja yang saya titipkan. Andai itu yang ditulis oleh Allah, jodoh saya pasti ada lagi.

" Sekian nukilan saya, jadi jangan ditanya 'Kapan menikah lagi?'."

(Sumber: siakapkeli.my)

Beri Komentar