Memahami Tata Cara Sholat Gerhana Agar Bisa Mensyukuri Kebesaran Tuhan yang Luar Biasa

Reporter : Arini Saadah
Rabu, 13 Juli 2022 09:01
Memahami Tata Cara Sholat Gerhana Agar Bisa Mensyukuri Kebesaran Tuhan yang Luar Biasa
Fenomena gerhana adalah bukti kebesaran dan kekuasaan Tuhan dalam mengendalikan alam semesta beserta isinya.

Dream – Gerhana merupakan fenomena alam sebagai bukti kebesaran dan kekuasaan Tuhan dalam mengendalikan alam semesta beserta isinya.

Gerhana merupakan fenomena alam yang terjadi saat posisi bulan, bumi, dan matahari berada pada satu garis lurus, sehingga terjadilah gerhana matahari maupun gerhana bulan. Jika umat Muslim menemui fenomena tersebut, maka dianjurkan untuk melaksanakan sholat sunah kusuf atau sholat gerhana.

Anjuran ini sebagaimana yang disampaikan dalam hadis Nabi SAW, “ Sungguh, gerhana matahari dan bulan tidak terjadi sebab mati atau hidupnya seseorang, tetapi itu merupakan salah satu tanda kebesaran Allah SWT. Karenanya, bila kalian melihat gerhana matahari dan gerhana bulan, bangkit dan sholatlah kalian.” (HR Bukhari-Muslim)

Sholat gerhana matahari pertama kali disyariatkan pada tahun ke dua hijriyah, sedangkan sholat gerhana bulan pada tahun ke lima hijriyah dan menurut pendapat yang kuat (rajih) pada bulan Jumadal Akhir.

Mengenai tata cara sholat gerhana tidak jauh berbeda dengan sholat sunah pada umumnya, tetapi ada sedikit perbedaannya. Agar lebih jelasnya, simak penjelasan tata cara sholat gerhana beserta hukum dan ketentuannya berikut ini, dilansir Dream dari berbagai sumber.

1 dari 6 halaman

Hukum Sholat Gerhana

Para ulama mayoritas berpendapat hukum menjalankan rangkaian tata cara sholat gerhana baik matahari maupun bulan adalah sunnah muakkadah. Hal ini tertulis dalam Kitab Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab:

“ Menurut kesepakatan para ulama (ijma`) hukum shalat gerhana matahari dan gerhana bulan adalah sunah muakkadah. Akan tetapi menurut Imam Malik dan Abu Hanifah shalat gerhana bulan dilakukan sendiri-sendiri dua rakaat seperti shalat sunah lainnya.”

Tak hanya itu, pendapat tersebut didasarkan pada firman Allah SWT surat Al-Fushilat ayat 37:

“ Sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Jangan kalian bersujud pada matahari dan jangan (pula) pada bulan, tetapi bersujudlah kalian kepada Allah yang menciptakan semua itu, jika kamu hanya menyembah-Nya.” (QS Fushilat [41]: 37).  

Selain itu juga didukung oleh hadis Rasulullah SAW berikut ini: 

“ Sungguh, gerhana matahari dan bulan tidak terjadi sebab mati atau hidupnya seseorang, tetapi itu merupakan salah satu tanda kebesaran Allah Taala. Karenanya, bila kalian melihat gerhana matahari dan gerhana bulan, bangkit dan shalatlah kalian.” (HR Bukhari-Muslim).

2 dari 6 halaman

Ketentuan Sholat Gerhana

Ilustrasi

Dikutip dari laman resmi Kementerian Agama, Nabi Muhammad SAW mengajarkam kepada kita tuntunan syariat yang mulia ketika terjadi fenomena alam gerhana baik matahari maupun bulan. Ketentuan-ketentuan tersebut antara lain:

  • Umat muslim yang hendak menjalankan sholat gerhana disunahkan mandi, berdoa, membaca takbir, dan sedekah.
  • Saat sholat gerhana, di dalam satu rakaat ada dua kali berdiri dan dua kali rukuk.
  • Sunah membaca surat Al Baqarah atau yang semacamnya pada rakaat pertama. Kemudian membaca surat Al-Imran pada berdiri berikutnya
  • Sunnah membaca tasbih pada rukuk dan sujud dengan dipanjangkan.
  • Sunnah membaca dengan jahr (jelas) pada gerhana bulan dan Sirr (pelan) pada gerhana matahari.
  • Disunahkan berkhutbah setelah sholat gerhana.
  • Sholat gerhana matahari atau bulan bisa dilaksanakan pada semua waktu. Sholat gerhana berakhir apabila seluruh yang menyelimuti matahari telah hilang atau mahari tersebut sudah tengelam.
3 dari 6 halaman

Tata Cara Sholat Gerhana

Tata cara shoat gerhana akan dijelaskan dalam penjelasan berikut ini.

  • Memastikan terjadinya gerhana bulan atau matahari terlebih dahulu. 
  • Sholat gerhana dilakukan saat gerhana sedang terjadi. 
  • Sebelum sholat, jamaah dapat diingatkan dengan ungkapan, “ as-Shalatu jami'ah.” 
  • Dalam sholat gerhana tidak ada adzan dan ikamah.
  • Niat melakukan sholat gerhana matahari (kusufus syams) atau gerhana bulan (khusuful qamar), menjadi imam atau ma’mum.   
  • Sholat gerhana dilakukan sebanyak dua rakaat.
  • Setiap rakaat terdiri dari dua kali rukuk dan dua kali sujud.
  • Setelah rukuk pertama dari setiap rakaat membaca Al-Fatihah dan surat kembali. 
  • Pada rakaat pertama, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua. Demikian pula pada rakaat kedua, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua. 
  • Setelah sholat disunahkan untuk berkhutbah.
4 dari 6 halaman

Tata Cara Sholat Gerhana Matahari

Ilustrasi

Agar lebih jelasnya berikut ulasan detail tentang tata cara sholat gerhana matahari dan gerhana bulan.

Dari 'Abdullah bin 'Amru berkata: " Ketika terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah Saw, maka panggilannya dengan seruan, " ASSHOLATU JAAMI'AH (Marilah mendirikan sholat secara bersama-sama)'." (HR. Bukhari).

Sholat gerhana dilakukan sebanyak dua rakaat dengan empat kali rukuk dan sujud. Sholat gerhana juga bersifat sunnah. Dan diawali dengan niat serta diakhiri salam dan khotbah pada akhir ibadah.

Berikut tata cara sholat gerhana matahari lengkap yang dikutip dalam Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kementerian Agama (Kemenag):

  • Niat Sholat Gerhana Matahari ‘Ushalli sunnatan-likhusuufi-syamsi imaaman/makmuman lillali ta'ala’.
  • Takbiratul Ihram
  • Membaca doa iftitah yang dilanjutkan Al-Fatihah dan surat lain dengan ayat yang panjang dan suara yang keras
  • Rukuk sambil memanjangkan bacaannya
  • Bangkit dari ruku (itidal)
  • Tidak langsung sujud namun kembali membaca Al-Fatihah dan surat dengan ayat yang lebih pendek
  • Kembali ruku yang bacaannya tidak sepanjang yang pertama
  • Itidal
  • Sujud yang lamanya seperti ruku dilanjutkan duduk di antara dua sujud serta sujud kembali
  • Bangkit dari sujud dan mengerjakan rakaat kedua dengan bacaan dan gerakan seperti sebelumnya namun lebih singkat
  • Salam

Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jam'ah yang berisi anjuran meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta memperbanyak amal shaleh dan bersedekah.

5 dari 6 halaman

Tata Cara Sholat Gerhana Bulan

Bacaan Niat

Niat untuk imam gerhana bulan: Usholli sunnatal khusuufi rokataini imaaman lillahi ta'alaa’.

Artinya: " Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat sebagai imam karena Allah ta'ala."  

Niat makmum sholat gerhana bulan ‘Usholli sunnatal khusuufi rok'ataini ma'muuman lillahi ta'aalaa’.

Artinya: " Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat sebagai makmum karena Allah Ta'ala."

Niat sholat gerhana bulan sendirian ‘Usholli sunnatal khusuufi rok'ataini lillahi ta'alaa’

Artinya: " Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat karena Allah Ta'ala."

Tata Cara Sholat Gerhana Bulan

  • Niat
  • Takbiratul Ihram.
  • Membaca surat Al Fatihah dan surat lainnya. Disunnahkan surat yang panjang.
  • Ruku'.
  • Disunnahkan waktu ruku' lama, seperti waktu berdiri.
  • Berdiri lagi kemudian membaca Al Fatihah dan surat lainnya. Disunnahkan lebih pendek daripada sebelumnya.
  • Ruku' lagi. Disunnahkan waktunya lebih pendek dari ruku pertama.
  • I'tidal.
  • Duduk di antara dua sujud.
  • Sujud kedua.
  • Berdiri lagi (rakaat kedua), membaca surat Al Fatihah dan lainnya
  • Ruku'. Disunnahkan waktu ruku' lama, seperti waktu berdiri.
  • Berdiri lagi kemudian membaca Al Fatihah dan surat lainnya.
  • Ruku' lagi. Disunnahkan waktu ruku' lebih pendek dari ruku' pertama.
  • I'tidal
  • Sujud
  • Duduk di antara dua sujud.
  • Sujud kedua.
  • Duduk Tahiyah akhir.
  • Begitu salam selesai diucapkan, disunnahkan pula untuk kamu berdoa. Berdoa di waktu setelah sholat gerhana bulan adalah waktu yang mustajabah untuk berdoa.
6 dari 6 halaman

Doa Setelah Sholat Gerhana Bulan

Berikut doa setelah sholat gerhana bulan yang perlu kamu ketahui.

Wama ya'zubu 'arrabbika min mitzqoli dzarratin fil ardli wa la fis samaa i wa la ashghara min dzalika wa man akbara illa fi kitaabim mubin.

Artinya:

" Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)."

Beri Komentar