Bawa Pulang Sisa Makanan Karena Pesan Berlebihan, Bagaimana Hukumnya?

Reporter : Ahmad Baiquni
Rabu, 28 Agustus 2019 20:00
Bawa Pulang Sisa Makanan Karena Pesan Berlebihan, Bagaimana Hukumnya?
Biasanya sisa makanan yang ditinggalkan akan dibuang.

Dream - Ada kalanya kita pergi ke restoran untuk mencicipi makanan sambil mengajak anggota keluarga mencoba suasana baru. Makan di luar juga jadi alternatif kala kita ingin mencicipi variasi menu santapan. 

Selain restoran, tempat makan yang biasanya dikunjungi khususnya masyarakat perkotaan adalah kafe. Di sini kita bisa  memesan makanan untuk mengisi perut. Ada juga yang memilih makan di warteg maupun warung kaki lima.

Mungkin kamu pernah melihat meja makan ditinggalkan orang dengan makanan tersisa cukup banyak. Padahal, makanan itu masih bisa dikonsumsi dan akan mubazir jika dibuang.

Saat melihat sisa makanan sangat banyak, biasanya kita akan membawa pulang menu yang tak habis tersebut.

Jika kita melakukannya, apakah boleh menurut Islam?

 

1 dari 7 halaman

Boleh Demi Mencegah Tabdzir

Dikutip dari Konsultasi Syariah, menyisakan makanan untuk sekadar tidak dimakan merupakan bentuk dari tabdzir atau menyia-siakan harta. Orang yang melakukannya masuk golongan yang disebut dengan mubazir.

Terkait perilaku tabdzir, Allah secara tegas melarang perilaku tabdzir ini. Bahkan dalam Surat Al Isra' ayat 27, Allah menyatakan mubazir merupakan saudara setan yang ingkar pada Tuhannya.

Sementara terkait tindakan mengambil makanan sisa di restoran yang sudah pasti dibuang, hal itu dibolehkan. Ini demi mencegah terjadinya tabdzir.

 

2 dari 7 halaman

Kaidahnya

Syeikh Al Mardawi Al Hambali dalam kitab Al Inshaf menyatakan barang-barang yang ditinggalkan oleh pemiliknya karena sudah tidak menginginkannya dapat dimiliki oleh siapapun yang menemukannya.

Pendapat senada diutarakan oleh Syeikh Al Utsaimin dalam kitab Asy Syarh Al Mumti'. Dia membagi barang temuan menjadi beberapa jenis.

" Jika yang menemukan tahu bahwa barang tersebut ditinggalkan oleh si pemilik lantaran ia sudah tidak menginginkannya lagi, maka barang tersebut menjadi milik yang menemukannya."

Sehingga, mengambil makanan sisa untuk dikonsumsi lagi tidaklah dilarang. Bahkan lebih baik lagi jika diberikan kepada orang lain maupun kepada hewan sembari berniat mencegah tabdzir.

(Sah, Sumber: Konsultasisyariah.com)

3 dari 7 halaman

Doa Memohon Berkah Kesehatan Lewat Makanan

Dream - Setiap makhluk membutuhkan makanan untuk bertahan hidup. Pada manusia, makanan tersedia dalam berbagai bentuk olahan.

Selain sebagai sumber energi, makanan juga menjadi sumber kenikmatan. Lewat beragam olahan, makanan terasa lezat disantap.

Lebih dari itu, makanan juga bisa menjadi sarana untuk memulihkan maupun menjaga kesehatan tubuh. Makanan tertentu juga bisa berfungsi sebagai obat penyakit.

Untuk itu, jangan langsung menyantap setiap makanan yang tersaji di depan kita. Dianjurkan untuk berdoa agar meraih berkah kesehatan dari makanan yang akan dikonsumsi.

Sahabat Abdullah Ibnu Mas'ud RA rutin membaca doa di bawah setiap kali akan makan. Doa tersebut tercantum dalam hadis diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah.

 

4 dari 7 halaman

Doa Mohon Berkah Makanan

Doa Mohon Berkah Makanan

Bismillah khoirul asmai lillahi fil ardli wa fis samai la yadlurru ma'as mihi daun. Allahummaj'al fihi barokatan wa syifaan.

Artinya,

" Dengan nama Allah, sebaik-baik nama bagi Allah di bumi dan di langit, tidak membahayakan bersama nama-Nya penyakit apa pun. Ya Allah jadikanlah padanya berkah dan kesembuhan."

5 dari 7 halaman

Sunah Rasul Saat Makan Garam yang Jarang Diketahui

Dream - Garam menjadi salah satu bahan pangan yang tersedia di hampir semua dapur. Mulai dapur rumahan hingga restoran, keberadaan garam seakan menjadi wajib.

Bahan pangan kategori bumbu ini relatif mudah ditemukan di Indonesia. Bahkan, garam konsumsi dijual dengan harga yang relatif murah.

Bicara garam, ada kaitannya dengan sunah Rasulullah Muhammad SAW. Sayangnya, sunah ini banyak disepelekan bahkan diabaikan.

Dikutip dari Harakatuna, bisa dibilang garam adalah bumbu inti dari semua masakan. Tanpa garam, kelezatan makanan terasa kurang.

 

6 dari 7 halaman

Adab Makan yang Terabaikan

Imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin menjelaskan salah satu etika makan adalah mengawali dan mengakhiri dengan garam. Hal ini bisa bermakna mengonsumsi garam secukupnya.

Bisa juga dimaknai mengonsumsi makanan bersifat garam atau yang asin ketika sebelum dan sesudah makan. Makna ini tidak secara kaku memandang garam dalam bentuk aslinya yang musti dikonsumsi.

Hal ini ternyata juga merupakan kebiasaan Rasulullah. Setiap kali makan, Rasulullah selalu mengawali dan mengakhiri dengan garam

 

7 dari 7 halaman

Sunah Rasulullah SAW

Sunah ini tertuang dalam hadis Rasulullah kepada Ali bin Abi Thalib RA.

Rasulullah SAW bersabda, " Ya Ali, mulailah makan dengan garam dan akhirilah dengan garam pula, karena dalam garam terkandung obat dari tujuh puluh macam penyakit, di antaranya adalah gila, kusta, lepra, sakit perut (segala macam penyakit yang berkaitan dengan perut) dan sakit gigi."

Dalam hadis tersebut, garam juga bermanfaat sebagai obat selain untuk membuat masakan terasa lezat. Bahkan ada 70 penyakit yang bisa dicegah dengan garam.

Sumber: Harakatuna.com

Beri Komentar