Dream - Pemberontak Filipina yang menyatakan ingin berbaiat kepada kelompok teroris ISIS telah memenggal dua sanderanya.
Kepolisian Mindanao Selatan menemukan mayat laki-laki yang telah dipenggal pada hari Selasa. Insiden pemenggalan ini terjadi sembilan hari setelah mereka diculik.
" Salvador Hanobas dan Jemark Hanobas dipenggal oleh penculik mereka," kata Kepala Polisi Provinsi Lanao del Sur, Inspektur Senior Rustom Duran kepada wartawan melalui telepon.
" Penduduk setempat membawa kepala dan tubuh mereka ke kantor walikota."
Tidak jelas apakah kedua korban tersebut saling terkait.
Duran mengatakan para penculik yang mengaku bagian dari sebuah kelompok teroris memerangi pasukan pemerintah selama seminggu di bulan Februari.
Dalam pertempuran tersebut, tiga tentara tewas dan memaksa 20.000 orang mengungsi dari rumah mereka.
Setelah terjadi pertempuran, polisi menemukan bendera hitam, yang memiliki ciri-ciri sama dengan bendera ISIS di Irak dan Suriah, di tempat persembunyian pemberontak di kota Butig, Mindanao.
Duran mengatakan kelompok itu juga telah menculik enam pekerja di sebuah tempat penggergajian lokal pada 4 April. Mereka menuduh keenam pekerja itu sebagai informan militer. Namun empat dibebaskan tanpa cedera pada Senin, 11 April.
Pemberontakan separatis Muslim telah terjadi selama lebih dari empat dekade di Filipina Selatan, yang mengakibatkan lebih dari 120.000 orang tewas
Upaya untuk mengamankan kesepakatan damai dengan kelompok pemberontak terbesar, Front Pembebasan Islam Moro (MILF), tidak berjalan sukses setelah parlemen gagal mengesahkan undang-undang untuk menciptakan daerah otonomi Muslim di Mindanao.
Pemimpin MILF telah memperingatkan runtuhnya kesepakatan damai bisa menjadi pembenar bagi militan garis keras yang ingin melanjutkan pemberontakan separatis.
Berita tentang pemenggalan kepala terjadi setelah Abu Sayyaf, kelompok militan Islam yang lain, membebaskan seorang pastur asal Italia yang disandera selama enam bulan pekan lalu.
Sebuah pertempuran hebat terjadi di bagian selatan Pulau Basilan pada hari Jumat, yang menewaskan 18 tentara dan puluhan anggota Abu Sayyaf.
Militer mengatakan pertempuran masih terus berlangsung dengan militan Abu Sayyaf pada hari Rabu, dan jumlah pemberontak yang tewas meningkat menjadi 28 orang.
Di antara mereka yang tewas adalah seorang ahli bom asal Maroko bernama Mohammad Khattab. Orang ini, kata militer, dikirim untuk membangun hubungan antara kelompok pemberontak Muslim lokal di Filipina dengan jaringan teroris internasional.
" Khattab direncanakan untuk berbicara di hadapan semua anggota pemberontak agar bersatu dan menghubungkan mereka ke seluruh jaringan teroris internasional," kata juru bicara militer Filipina, Brigadir Jenderal Restituto Padilla kepada wartawan.
(Sumber: ndtv.com)
Advertisement
Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari


Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics


Siiru Jalin Kerja Sama Strategis dengan BPKH Limited untuk Perkuat Ekosistem Umrah Mandiri Indonesia

Siiru Jalin Kerja Sama Strategis dengan BPKH Limited untuk Perkuat Ekosistem Umrah Mandiri Indonesia

Siiru Jalin Kerja Sama Strategis dengan BPKH Limited untuk Perkuat Ekosistem Umrah Mandiri Indonesia

Siiru Jalin Kerja Sama Strategis dengan BPKH Limited untuk Perkuat Ekosistem Umrah Mandiri Indonesia
