Hasan Topal (news.com.au)
Dream - Hasan Topal. Lima bulan lalu dia adalah model kondang di Australia. Namu kini, pria 28 tahun ini adalah pemimpin salah satu gengster paling ditakuti di negeri Kanguru tersebut, Comanchero.
Menurut laman news.com.au, sebagaimana dikutip Dream pada Senin 23 April 2018, kepolisian Victoria mengonfirmasi bahwa pria tampan ini didaulat sebagai ketua geng Comanchero setelah gembong sebelumnya, Mick Murray, ditangkap bulan lalu.
Murray harus menjalani hukuman di dalam penjara selama delapan bulan akibat tidak mau bekerja sama dengan aparat keamanan untuk penyelidikan sejumlah kasus, termasuk penembakan.
Hasan memang menjadi orang kepercayaan Murray. Pada 2016 silam, Murray menghadiri pesta pernikahan mewah Hasan dengan Samantha Rabah.
Hasan membuktikan kesetiaannya saat terjadi kerusuhan di sebuah kelab malam di Canberra dengan memecahkan botol ke kepala sendiri sebelum terlbat perkelahian sesama anggota geng tersebut.
Polisi yakin bahwa Hasan terlibat dalam perkelahian antar sesama anggota geng Comanchero pada Agustus tahun lalu di kelab Capital Men's. Namun Hasan yang sempat dibekuk dibebaskan dengan jaminan.
Dream - Aksi Valentino Talluto ini sungguh keterlaluan. Dia sengaja menularkan virus HIV kepada 32 wanita melalui hubungan seksual yang tidak sehat.
Pemuda Italia ini merupakan pengidap HIV positif. Dia menyebarkan virus tersebut selama satu dekade, sebelum dibekuk pada November 2015.
Menurut laman AsiaOne, Sabtu 28 Oktober 2017, Valentino telah melakukan hubungan seksual dengan lebih 57 wanita dalam periode tersebut.
Virus itu telah menular kepada 32 wanita. Banyak wanita yang melakukan hubungan seksual dengan Valentino baru sadar mereka telah tertular HIV setelah melakukan tes usai mendengar keterangan pemida itu di pengadilan.
Menurut keterangan di dalam persidangan di Roma, saat berhubungan intim, Valentino tak pernah mau menggunakan pengaman. Kepada para wanita itu, dia selalu mengaku alergi terhadap kondom. Dia juga beralasan baru saja melakukan tes HIV.
Di dalam persidangan, Valentino menyatakan penyesalan atas perbuatannya, namun dia mengaku tidak menyadari akibat tindakan itu.
Jaksa meminta pengadilan untuk memberinya hukuman penjara seumur hidup, dengan mengatakan bahwa Valentino telah memicu sebuah epidemi HIV. Namun pengadilan hanya memvonis 24 tahun penjara.
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas