Dream - Presiden Amerika Serikat (AS) Barrack Obama mengeluarkan ancaman ditujukan kepada pimpinan ISIS Abu Bakar Al Baghdadi. Sebagai pimpinan tertinggi militer AS, Obama mengancam akan memburu dan menangkap Al Baghdadi baik hidup atau mati.
Ancaman tersebut dikeluarkan Obama dalam konferensi pers di Pentagon. Dia didampingi oleh Wakil Presiden Joe Biden, Sekretaris Pertahanan Ash Carter, dan para jenderal dari tiga matra.
" Seperti yang telah membuat hati kita terluka, kami akan membuat jauh lebih sulit bagi ISIS untuk memompa teror dan propaganda ke seluruh dunia," ujar Obama dalam pernyataan yang disiarkan selama delapan menit oleh Dewan Keamanan Nasional.
Strategi Amerika untuk memburu pimpinan ISIS, melatih pasukan dan menghentikan pasokan keuangan kelompok ini dijalankan dalam kondisi mendesak. Obama mengatakan upaya pemberangusan ISIS ini telah berjalan secara lebih intensif bahkan sebelum terjadinya serangan di Paris, Perancis, dan San Bernardino, California. " Kami menilai langkah tersebut harus lebih cepat lagi dijalankan," kata Obama.
" Ini merupakan kelanjutan dari pertarungan yang sulit. ISIS bersembunyi di kawasan perkotaan, berlindung di balik warga sipil, menggunakanan pria tak berdaya, wanita dan anak-anak sebagai tameng. Sehingga meski kita terus menyerang, kita harus cerdas, menyasar ISIS dengan presisi yang tepat," terang Obama.
Penggunaan unit pesawat pemburu, pengebom dan drone dalam kekuatan udara AS telah meningkat menjadi 9.000 unit saat ini. Pada November lalu, koalisi ini telah menjatuhkan cukup banyak bom dengan target ISIS dibandingkan pada bulan-bulan sebelumnya. " Kami telah memukul ISIS lebih keras dari biasanya," ujar Obama.
Meski begitu, sejumlah pengamat mengatakan Obama tampak seperti terpaksa saat mengeluarkan pernyataan tersebut. Salah satu penyebabnya adalah penembakan di San Bernardino.
" Presiden saat ini seperti tengah mengalami rasa enggan. Dia tidak punya pilihan sekarang. San Bernardino benar-benar telah memaksa dia," ujar Direktur Projek Ancaman Transnasional pada Center for Strategic and International Studies, Thomas Sanderson.
Sebab, Thomas melihat pernyataan tersebut tidak menunjukkan karakter pemerintahan AS di bawah Obama yang cenderung mengutamakan jalur diplomasi ketimbang serangan militer.
Sumber: theguardian.com
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik