Obama Ancam Buru Pimpinan ISIS Hidup atau Mati

Reporter : Ahmad Baiquni
Selasa, 15 Desember 2015 12:35
Obama Ancam Buru Pimpinan ISIS Hidup atau Mati
Dalam sebuah konferensi pers di Pentagon pada Senin kemarin, Obama menyatakan serangan terhadap ISIS kini lebih keras dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

Dream - Presiden Amerika Serikat (AS) Barrack Obama mengeluarkan ancaman ditujukan kepada pimpinan ISIS Abu Bakar Al Baghdadi. Sebagai pimpinan tertinggi militer AS, Obama mengancam akan memburu dan menangkap Al Baghdadi baik hidup atau mati.

Ancaman tersebut dikeluarkan Obama dalam konferensi pers di Pentagon. Dia didampingi oleh Wakil Presiden Joe Biden, Sekretaris Pertahanan Ash Carter, dan para jenderal dari tiga matra.

" Seperti yang telah membuat hati kita terluka, kami akan membuat jauh lebih sulit bagi ISIS untuk memompa teror dan propaganda ke seluruh dunia," ujar Obama dalam pernyataan yang disiarkan selama delapan menit oleh Dewan Keamanan Nasional.

Strategi Amerika untuk memburu pimpinan ISIS, melatih pasukan dan menghentikan pasokan keuangan kelompok ini dijalankan dalam kondisi mendesak. Obama mengatakan upaya pemberangusan ISIS ini telah berjalan secara lebih intensif bahkan sebelum terjadinya serangan di Paris, Perancis, dan San Bernardino, California. " Kami menilai langkah tersebut harus lebih cepat lagi dijalankan," kata Obama.

" Ini merupakan kelanjutan dari pertarungan yang sulit. ISIS bersembunyi di kawasan perkotaan, berlindung di balik warga sipil, menggunakanan pria tak berdaya, wanita dan anak-anak sebagai tameng. Sehingga meski kita terus menyerang, kita harus cerdas, menyasar ISIS dengan presisi yang tepat," terang Obama.

Penggunaan unit pesawat pemburu, pengebom dan drone dalam kekuatan udara AS telah meningkat menjadi 9.000 unit saat ini. Pada November lalu, koalisi ini telah menjatuhkan cukup banyak bom dengan target ISIS dibandingkan pada bulan-bulan sebelumnya. " Kami telah memukul ISIS lebih keras dari biasanya," ujar Obama.

Meski begitu, sejumlah pengamat mengatakan Obama tampak seperti terpaksa saat mengeluarkan pernyataan tersebut. Salah satu penyebabnya adalah penembakan di San Bernardino.

" Presiden saat ini seperti tengah mengalami rasa enggan. Dia tidak punya pilihan sekarang. San Bernardino benar-benar telah memaksa dia," ujar Direktur Projek Ancaman Transnasional pada Center for Strategic and International Studies, Thomas Sanderson.

Sebab, Thomas melihat pernyataan tersebut tidak menunjukkan karakter pemerintahan AS di bawah Obama yang cenderung mengutamakan jalur diplomasi ketimbang serangan militer.

Sumber: theguardian.com

Beri Komentar