Politisi Dilarang Kampanye di Kampung Ini

Reporter : Maulana Kautsar
Jumat, 5 Oktober 2018 10:02
Politisi Dilarang Kampanye di Kampung Ini
"Cukup sudah kebohongan ini!"

Dream - Proses kampanye pemilihan yang berlangsung di Bosnia diwarnai aksi unik. Aksi para politisi menawarkan janji-janji kampanye terhenti di sebuah desa bernama Podgora.

Para politisi yang menjalani pekan kampanye harus menghadapi blokade warga Desa Podgora. Desa miskin ini terletak di sudut kecil Bosnia.

Dikutip dari News of Bahrain, warga Desa Podgora itu menolak kedatangan politisi karena muak dengan janji-janji pemerintah.

" Kamu telah berbohong kepada kami selama bertahun-tahun. Tidak ada partai yang disambut di Podgora," protes warga yang ditulis dalam bentangan spanduk putih.

Banyak warga desa yang terletak 30 kilometer dari ibukota Sarajevo itu tak lagi mengharap pada politik. Warga kecewa, selama bertahun-tahun Bosnia tak mampu bangkit dari keterpurukan konflik etnis yang terjadi pada 1990-an.

" Cukup sudah kebohongan ini!" kata Ali Silajdzic, salah seorang pendukung blokade.

Ali dan warga lain muak setiap kali politisi itu datang. Mereka bercerita kisah dan membuat janji untuk memastikan perolehan suara.

" Setiap kali, setelah pemilihan, seolah-olah tidak ada yang terjadi, seolah-olah mereka tidak datang untuk melihat kami," ujar pengangguran ini.

Proses pemilu Bosnia akan berlangsung pada Minggu, 7 September 2018. Pemilihan yang berlangsung akan memilih pejabat tinggi negara, dari tiga orang pejabat kepresidenan hingga pejabat lokal.

 

1 dari 2 halaman

Ratna Sarumpaet: Saya Pencipta Hoax, Saya Minta Maaf

Ratna Sarumpaet: Saya Pencipta Hoax, Saya Minta Maaf © Ratna Sarumpaet

Dream - Ratna Sarumpaet akhirnya buka suara soal heboh kabar dugaan dirinya dianiaya. Dia mengakui sedang berada di rumah sakit bedah plastik pada 21 September 2018.

“ Pada tanggal 21 September saya mendatangi rumah sakit khusus bedah plastik. Kedatangan saya ke situ karena saya sepakat untuk menyedot lemak di pipi kanan. Apa yang saya katakan ini akan menyanggah terjadinya penganiayaan," kata Ratna saat menggelar konferensi pers di Jakarta, Rabu 3 Oktober 2018.

Ratna membantah dianiaya. Hal itu awalnya dia sampaikan ke anaknya.

" Tidak ada penganiayaan. Entah setan mana yang membuat saya berbuat seperti itu (berbohong)," ucap Ratna sambil terisak.

Ratna meminta maaf ke banyak pihak, termasuk ke pihak yang selama ini dikritiknya.

" Saya meminta maaf kepada semua pihak yang selama ini mungkin dengan suara keras saya kritik dan berbalik ke saya, kali ini saya pencipta hoax," ujarnya.

Ia juga mengajak semua pihak mengambil pelajaran. " Bangsa kita dalam keadaan tidak baik. Segala sesuatu yang kita hebohkan segala sesuatu yang tidak penting mari kita hentikan" .

Sebelumnya, beredar kabar bahwa Ratna dianiaya di Bandung pada 21 September 2018. Polisi sebelumnya juga sudah menyatakan Ratna ke RS Bina Estetika di Jakarta pada 21 September, bukan di Bandung.
2 dari 2 halaman

Indomie Jadi Ajang Kampanye Pemilihan Presiden Nigeria

Indomie Jadi Ajang Kampanye Pemilihan Presiden Nigeria © Shutterstock

Dream - Kardus mie instan Indomie bergambar politisi Nigeria, Babagana Kingibe beredar di pasar Nigeria. Indomie itu diduga telah dijadikan bahan kampanye Kingibe dalam pemilihan presiden Nigeria 2019 mendatang. 

Meski begitu, Independent Nigeria melansir, Kingibe menampik Indomie bersampul wajahnya dan tulisan Duta Besar Babagana Kingibe untuk Presiden 2019.

Indomie itu telah muncul dalam sekala besar dan dijual dengan harga subsidi sebesar NGN 1350 atau setara Rp51 ribu, per karton. Sedangkan harga pasaran per karton mencapai NGN3150, setara Rp119 ribu.

Kardus Indomie untuk kampanye

Tidak diketahui apakah Indomie bersampul Kingibe itu tetap dijual atau ditarik dari pasaran.

Meski telah membantah menggunakan Indomie sebagai media kampanye, poster kampanye Kingibe menuju presiden 2019 telah membanjiri kota-kota besar di Nigeria.

Analis setempat mengatakan, bantahan Kingibe merupakan upaya meredakan ketegangan.

Sumber-sumber di lingkungan presiden mengatakan poster kampanye itu membuat resah Presiden Muhammadu Buhari dan para asistennya. (ism) 

Beri Komentar