Emak Salon di Garut Jalankan Investasi Bodong, Jerat 142 Korban dan Kuras Rp7 Miliar

Reporter : Cynthia Amanda Male
Sabtu, 23 April 2022 13:40

Pemilik Salon Kecantikan Ditangkap. (Source: Shutterstock)

Beroperasi selama dua tahun, pemilik salon ini sanggup menghimpun dana sampai Rp7 miliar. Uang diputar untuk membayar janji keuntungan kepada korban.

Dream - Kasus investasi bodong tengah ramai diperbincangkan di media sosial beberapa bulan terakhir. Umumnya kasus tersebut diakibatkan suatu institusi atau jasa pengelolaan finansial. Namun ternyata, investasi bodong juga dapat dilakukan dengan beragam modus dan tak selalu lewat aplikasi.

Hal tersebut terbukti pada kasus ditangkapnya ibu muda di Garut, Jawa Barat yang melakukan penipuan serta penggelapan uang dengan modus investasi bodong.

Begini Cara Ajarkan Anak Kelola Uang THR Biar Tak Dianggap Investasi Bodong

Ibu yang berusia 30 tahun itu dilaporkan oleh 21 orang korban investasi bodong. Bahkan akibat kasus tersebut, Kapolres Garut, AKBP Wirdhanto Hadicaksono telah mendirikan posko investasi bodong. Kini, pihaknya telah memeriksa 15 orang saksi dan berhasil menangkap ibu berinisial P pada Rabu, 20 April 2022 yang menyerahkan diri setelah dikirimkan surat panggilan.

Berdasarkan penuturan Wirdhanto, pelaku berprofesi sebagai wiraswasta atau pemilik salon kecantikan. Sementara, investasi bodong yang dibuatnya telah dijalankan sejak September 2020 hingga Maret lalu.

" Hasil pemeriksaan, investasi ini sudah terjadi sejak September 2020 hingga Maret 2022. Kerugian total total berdasarkan keterangan korban ada 142 korban yang telah menginvestasikan uang bervariasi yang tentunya ada perjanjian di antara pelaku dan korban yang sangat bervariatif," ungkapnya dilansir dari Merdeka.com.

1 dari 6 halaman

Kerugian Mencapai Lebih dari Rp7 M

Ilustrasi Uang Investasi

Foto: Shutterstock

Sosok Tersangka Investasi Bodong yang Menyeret Nama Artis Besar

Korban investasi tersebut dijanjikan mendapatkan keuntungan dalam waktu tertentu, mulai dari sepekan hingga sebulan.

Selama beroperasi, pelaku mengungkapkan total dana yang dihimpunnya mencapai hingga RP7,13 miliar. Uang tersebut sebagian besar digunakan untuk menutupi janji yang bersangkutan kepada para korban.

" Gali lobang tutup lobang. Jadi, uang tersebut digunakan untuk menutupi janji yang bersangkutan kepada korban masalah keuntungan."

Terlepas dari membayar keuntungan, uang yang diinvestasikan korban juga digunakan untuk menggaji karyawan, membayar kontrakan, dan membayar kursus kecantikan. Hingga kini, Polres Garut masih menyelidiki aset pelaku dan mengamankan sejumlah barang bukti yang berupa kwitansi pembayaran.

Pelaku pun telah dikenakan pasal 378 KUHP dan 372 KUHP juncto pasal 65 KUHP dengan ancaman 4 tahun penjara ditambah 1/3.

2 dari 6 halaman

Satgas Menutup 21 Platform Investasi Ilegal, Begini Cara Agar Tidak Terjerat Investasi Bodong

Dream - Mencapai financial freedom atau kebebasan finansial memang menjadi impian banyak orang. Definisi kebebasan finansial setiap orang pun pasti berbeda-beda, ada yang ingin membeli rumah impian, pensiun dini, pendidikan anak yang terpenuhi, memiliki banyak tabungan dan emas ataupun dana darurat.

Banyak cara yang dilakukan untuk mencapai kebebasan finansial, salah satunya dengan berinvestasi. Namun sayangnya masih banyak masyarakat yang belum mengerti dan bingung memilih investasi yang tepat.

Kiat Sederhana Tak Terjebak Investasi Bodong, Jangan Sampai Mau Untung Malah Buntung!

Cara Mudah Belanja Semua Kebutuhan Lebaran Tanpa Harus Habiskan THR

Akhir-akhir ini bahkan banyak masyarakat yang mengalami kerugian ratusan juta hingga miliaran karena tertipu judi berkedok investasi atau tranding.

© © Ferdike Yunuri Nadya/ Dream

“ Ada dua hal yang menyebabkan masyarakat jadi korban penipuan investasi yang pertama karena kurangnya literasi keuangan. Kelompok kedua sudah tahu investasi tidak terpercaya tapi karena memang punya keinginan untuk mendapatkan keuntungan cepat,” jelas Ketua Satgas Waspada Investasi, Tongam L. Tobing, pada konferensi webinar OVO ‘Hati-Hati Investasi Bodong’, Rabu 6 April 2022.

3 dari 6 halaman

Satgas Menutup 21 Platform Investasi Ilegal

© © Ferdike Yunuri Nadya/ Dream

Satgas Waspada Investasi telah menutup 21 platform investasi ilegal sepanjang tahun 2022. Belakangan ini modus yang digunakan adalah binary option, robot trading, hingga pencatutan nama entitas resmi melalui media sosial, seperti Telegram.

Masih Ingat Dinan Fajrina, Istri Doni Salmanan? Suami Dimiskinkan & Dipenjara 8 Tahun, Kini Tulis Pesan Haru

Tantangan Perempuan Memimpin Perusahaan Teknologi yang Didominasi Kaum Pria

Dalam kurun waktu 2011-2022, Satgas Waspada Investasi mencatat nilai kerugian masyarakat kurang lebih mencapai Rp 117,5 triliun dikarenakan adanya investasi bodong.

4 dari 6 halaman

Cegah Terulang Kembali

© © Shutterstock

Upaya mencegah terulangnya kasus penipuan tersebut, Tongam L. Tobing meminta masyarakat memastikan kembali pihak yang menawarkan investasi tersebut telah memiliki izin dari otoritas yang berwenang.

Kerugian Akibat Investasi Bodong Capai Rp109 Triliun Tahun 2022, Naik 44 Kali Lipat!

4 Pertanyaan Sebelum Putuskan Mengubah Hobi Jadi Bisnis Penghasil Cuan

“ Jika ada penawaran investasi, lakukan pengecekan 2L yakni legal dan logis. Legal artinya tanyakan izinnya dan logis artinya pahami rasionalitas imbal hasilnya,” tambah Tongam.

5 dari 6 halaman

Cek Dulu Izinnya

Jika Sahabat Dream ingin mulai berinvestasi pastikan terlebih dahulu akan izin perusahaan investasi tersebut.

© © Ferdike Yunuri Nadya/ Dream

Gandeng Matahari, Atome Finance Permudah Gen Z Beli Barang Impian

“ Izin harus dilihat dengan hati-hati. Karena banyak izin yang dicatut dan dipalsukan. Cara masyarakat mengecek adalah cek di website lembaga resmi seperti OJK atau Bank Indonesia,” jelas Presiden Direktur OVO & Co-Founder/CEO Bareksa, Karaniya Dharmasaputra.

Karaniya menambahkan bahwa untuk investasi dibutuhkan izin khusus, bukan cuma izin usaha.

6 dari 6 halaman

Transaksi di Platform Resmi

Platform bertransaksi juga harus menjadi perhatian, jangan sampai membeli produk investasi di media sosial atau chat.

“ Jangan bertransaksi di sosial media atau Telegram, kalau yang resmi pasti punya platform resmi. Investasi tidak seperti itu, harus dengan aplikasi resmi. Jangan sampai transaksi di sosmed,” tambah Karaniya.

Zurich Gunakan Semangat Gotong Royong untuk Kampanye Asuransi

Menyikapi situasi tersebut, baru-baru ini OVO berkolaborasi dengan Bareksa menghadirkan OVO Invest sebagai layanan keuangan bagi masyarakat.

OVO Invest menciptakan sinergi antara e-money dan e-investment yang telah menerima izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“ Dengan modal terjangkau mulai dari Rp 10.000, masyarakat sudah dapat berinvestasi, dan kami menyediakan fitur pencairan instan menjadi OVO Cash, yang semakin mempermudah para investor,” tambah Karaniya.