Ilustrasi (Shutterstock.com)
Dream - Sebuah penelitian mengungkap temuan sistem imun pada pasien yang sembuh dari Covid-19 akan bertahan selama enam bulan ke depan. Artinya, dalam rentang waktu tersebut, pasien yang bersangkutan tidak akan kembali tertular.
Temuan ini dikemukakan tim peneliti Universitas Oxford bekerja yang telah menjalankan penelitian skala besar terkait Covid-19, bekerja sama dengan Oxford University Hospitals (OUH) NHS Foundation Trust. Ini menjadi kabar baik di tengah pandemi Covid-19.
" Kita bisa jadi percaya diri, setidaknya dalam jangka pendek, kebanyakan orang yang terinfeksi Covid-19 tak akan terkena lagi," ujar Profesor pada Universitas Oxford, David Eyre, yang merupakan salah satu penulis pada penelitian tersebut.
Para peneliti menyatakan mereka belum mengumpulkan data yang cukup untuk menilai adanya infeksi ulang setelah enam bulan. Tetapi, saat ini penelitian mash berjalan dengan tujuan akhir memverifikasi perlindungan jangka panjang terhadap infeksi ulang dapat bertahan berapa lama.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Infeksi OUH, Katie Jeffery, menyatakan temuan ini sangat menggembirakan. Dia menilai temuan ini mengindikasikan adanya perlindungan jangka pendek dari infeksi ulang.
Penelitian ini mengambil data dari tes virus corona reguler pada 12.180 petugas kesehatan OUH. Data diambil dalam rentang waktu 30 pekan.
Didapat temuan tidak satupun dari seluruh staf dengan antibodi virus corona terdeteksi mengalami gejala infeksi ulang. Pihak rumah sakit sendiri juga melakukan pemeriksaan rutin baik pada staf yang merasakan gejala ringan maupun yang sehat.
Rinciannya, 89 dari 11.052 staf tidak mengalami pengembangan antibodi akibat infeksi baru dengan gejala. Sedangkan 1.246 staf terdeteksi mengalami pengembangan antibodi dari gejala infeksi sebelumnya.
Kesimpulannya, sebagian besar orang tidak akan terpapar Covid-19 kembali jika mereka sudah mengalaminya dalam enam bulan terakhir.
Sumber: Oxford Mail
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Dream - Dalam waktu dekat ini pemerintah telah menyiapkan suntik vaksin Covid-19 kepada masyarakat. Untuk itu, warga masyarakat diharapkan tidak takut dan ragu ketika vaksin Covid-19 diberikan.
Pemerintah memastikan vaksin yang akan digunakan aman dan memiliki efektivitas mengatasi Covid-19. Selain itu, pemerintah menjamin vaksin Covid-19 halal karena sebelum sudah menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk memastikan kehalalannya.
Vaksin yang digunakan nanti sudah lulus uji klinis tahap 3, dan telah menerima sertifikat emergency use of authorization (EUA) dari Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (POM) serta terdaftar di World Health Organization (WHO).
Dalam keterangan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Profesor Wiku Adisasmito menegaskan bahwa vaksin yang digunakan aman karena melalui tiga tahap uji klinis.
" Uji klinis merupakan tahap yang harus dilalui setiap vaksin untuk memastikan aman digunakan manusia dan memiliki efektivitas menghasilkan imunitas tubuh terhadap Covid-19," ungkap Profesor Wiku Adisasmito, Kamis (19/11/2020) di Kantor Presiden.
Dalam pengembangan vaksin Covid-19, pemerintah selalu melibatkan para pakar bidang kesehatan dan WHO. Hal ini bertujuan untuk memonitor dan memastikan bahwa vaksin ini aman digunakan.
Selain itu, kerjasama yang erat dijalin untuk menginvestigasi dan mengkomunikasikan isu-isu yang muncul dalam pengembangan vaksin. Jika ditemukan isu-isu yang perlu ditindaklanjuti, maka pemerintah akan melaporkan ke WHO dan akan dievaluasi oleh Global Advisory Comitte on Vaccine Safety.
Kesiapan pemerintah dalam vaksinasi Covid-19 ini dibuktikan dengan dilakukannya simulasi pada Rabu lalu (18/11/2020). Saat itu, Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan simulasi vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Tanah Sereal, Kota Bogor, Jawa Barat.
Dari simulasi itu, warga mengikuti seluruh tahapan vaksinasi. Mulai dari pendaftaran, memperoleh vaksinasi dan hingga menunggu selama 30 menit paska vaksinasi untuk melihat reaksi penyuntikan vaksin, sebelum diperbolehkan pulang.
Selain itu, penetapan regulasi pengadaan vaksin yang dilakukan pemerintah sudah mengikuti standar internasional yang berlaku. Alur perizinan produksi, maupun izin edar juga dilakukan secara ketat. Ini semua demi memastikan keamanan dan kesesuaian vaksin dengan standar yang berlaku.
Sekali lagi saya tekankan, vaksin yang akan digunakan nanti aman. Efek samping yang terjadi, hanya bersifat minor dan sementara.
" Efek samping yang sangat besar sangat jarang ditemui, kita selalu memonitor dan mengantisipasi semua keadaan ini," tegas Wiku.
Dia menambahkan, vaksin dapat melindungi diri kita dan orang lain yang tidak dapat divaksin karena alasan kesehatan tertentu.
Advertisement
Campus Beauty Fair, Belajar Skin Prep Bareng Emina Cosmetics
Pesawat Ini Mendadak Putar Balik Gegara Dapurnya Kebakaran
Cantik Banget, Lihat Polwan Sebelum dan Setelah Dipulas Makeup Artist
Indomie Masuk Daftar Mi Instan Terenak di Dunia Versi Ramen Rater 2025
Prabowo: Alhamdulillah Kita Tidak Impor Beras Lagi
Momen Prabowo Singgung Duit Negara Dicolong Koruptor Ratusan Triliun
3 Tempat Makan Milik Artis di Luar Negeri, Ada Warkop di New York
3 Komunitas Seru di Bawah Naungan BNI, Mulai dari Bisnis hingga Olahraga
Campus Beauty Fair, Belajar Skin Prep Bareng Emina Cosmetics
Jaga Kesehatan Jantung dan Otak dengan Rajin Konsumsi Ikan Sembilang