Sumber: Merdeka.com
Dream - Seorang pekerja migran Indonesia (PMI) asal Kecamatan Tarogong Kaler, Garut, Jawa Barat, Ela Yuliani, hilang kontak dengan keluarganya selama tiga bulan terakhir. Wanita itu diduga menjadi korban penganiayaan majikannya di Riyadh, Arab Saudi.
Anak Ela, Anjani Pebriani, mengatakan bahwa ibunya berangkat ke Arab Saudi pada Oktober 2022. Sejak keberangkatannya, Ela sulit berkomunikasi dengan keluarganya di Garut.
Saat berkomunikasi terakhir, wanita itu bahkan terdengar menangis dan minta pulang sebab mengaku sudah tidak tahan.
" Hanya sesekali menelepon. Sejak tiga bulan terakhir, komunikasi terputus, mama terakhir menelepon nangis-nangis, ingin pulang katanya sudah tidak kuat. Ada kabar mengalami kekerasan," kata Anjani, dikutip dari merdeka.com, Minggu 14 Mei 2023.
Tidak hanya itu, Anjani juga mengaku bahwa sejak ibunya pergi sebagai pekerja migran tidak pernah mengirimkan uang. Karena itu, pihak keluarga sangat mengkhawatirkan kondisinya di Arab Saudi.
Ajani mengatakan, akan segera melaporkan kejadian tersebut kepada pihak terkait agar kondisi ibunya bisa segera diketahui. Ia berharap ibunya bisa kembali ke Garut dengan selamat.
" Mudah-mudahan baik-baik saja, kami keluarga di Garut sangat khawatir," sebutnya.
Sementara itu, Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Enjang Tedi, mengaku sudah menerima kabar adanya warga Garut di Arab Saudi yang diduga hilang kontak dengan keluarganya.
Enjang pun sempat melakukan penelusuran setelah menerima informasi tersebut. Ia menyebut bahwa yang terkait berangkat ke Arab Saudi melalui jalur tidak resmi.
“ Dari hasil penelusuran Ela diketahui berangkat ke Arab Saudi melalui jalur tidak resmi atau ilegal. Saya sudah koordinasi dengan BP2MI (Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia) untuk mengadvokasi agar Ela segera ditemukan dan pulang ke tanah air," ungkap Enjang.
Enjang menjelaskan bahwa Ela menggunakan visa ziarah, saat berangkat ke Arab Saudi. Meski begitu, masalahnya tetap menjadi perhatian dan mengarahkan agar keluarga melapor ke polisi dan diadvokasi BP2MI.
Berdasarkan informasi yang diterima dari keluarga, Ela diduga dalam tekanan majikannya, termasuk mendapatkan penganiayaan dan upah yang tidak dibayarkan. Selain itu, ponsel Ela diduga disita oleh majikannya dan melarangnya pulang.
" Komunikasi terakhir pihak keluarga dengan majikan Ela, diketahui sang majikannya itu meminta uang sebesar Rp80 juta. Permintaan puluhan juta itu diketahui untuk memulangkan Ela ke kampung halamannya, dan pihak keluarga tentunya syok saat dimintai uang tebusan sebesar itu," ungkap Enjang.
Ia memastikan bahwa kejadian tersebut akan didampingi pihaknya. " BP2MI pun sudah menyatakan kesiapan mengawal kasus ini hingga tuntas," kata Enjang.
sumber: Merdeka.com
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR