Dream - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mempercepat penelusuran korban peristiwa Mina. Untuk percepatan itu Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekah Arsyad Hidayat membentuk tiga tim investigasi korban dan jemaah yang belum kembali ke pemondokan.
“ Hari ini, secara intensif kami keliling ke beberapa kloter dan Alhamdulillah mendapatkan laporan-laporan baru terkait dengan beberapa kloter yang ada jamaahnya belum kembali sampai hari ini,” terang Arsyad.
Dia menambahkan, untuk mempermudah proses pencarian dilakukan pembagian kerja Tim di antaranya tim pencari data, tim penelusuran di rumah sakit, dan tim identifikasi jenazah. Tim tersebut secara intensif melalukan berbagai pengecekan sesuai dengan fungsinya.
Tim penelusuran misalnyai mengecek ke beberapa rumah sakit di Arab Saudi, misalnya, RS Mina Al Wadi, RS Mina Al Jisr, RS Zahir, RS Syisyah, RS Militer di Awali. Selain itu, penelusuran juga dilakukan di rumah sakit di luar kota Mekah, seperti, RS Garda Nasional di Jeddah, dan RS Hada di Thaif.
Adapun tim identifikasi jenazah berkonsentrasi di Majma’ Ath-Thawari Bil Mu'aishim. Menurut Arsyad, ada dua pola yang digunakan dalam mengidentifikasi jenazah, yaitu, identifikasi melalui file-file yang berisi data pelengkap jamaah berupa gelang, tas, syal, DAPIH (Dokumen Administrasi Perjalanan Ibadah Haji), kartu petunjuk bus, kartu petunjuk hotel, dan lainnya.
“ Jika itu ditemukan, maka akan mempermudah identifikasi jenazah korban. Kalau tidak ditemukan, identifikasi dilakukan dengan mengkonfirmasi jenazah melalui ketua kloter, ketua rombongan, ketua regu dan keluarga jenazah di kloter tersebut,” jelasnya.
Selain itu, tim identifikasi jenazah juga bekerja sama dengan Disaster Victim Identification (DVI) Arab Saudi untuk mendapatkan data-data sidik jari jamaah haji Indonesia yang sudah diambil ketika tiba di Bandara Arab Saudi.
Ini dilakukan sehubungan dengan mulai terjadinya perubahan fisik, khususnya muka, jenazah setelah lima hari sejak peristiwa sehingga mempersulit proses identifikasi. Arsyad berharap penggunaan sidik jari akan mempermudah dan mempercepat proses identifikasi.
Pihak Mu'ashim telah melakukan penguburan jenazah korban peristiwa Mina ini mulai Senin, 28 September 2015 lalu, terutama jenazah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini diambil untuk menghindari penularan penyakit yang bersumber dari jenazah yang sudah terlalu lama.
Arsyad menambahkan, pada Selasa malam, ada beberapa kontainer yang telah dibuka, namun belum bisa dirilis fotonya. Selain itu, empat kontainer sudah di bawa ke Jeddah untuk dilakukan identifikasi di salah satu RS di Jeddah.
“ Kami akan terus berupaya mencari jemaah haji belum ditemukan. Jika ada perkembangan kami akan segera sampaikan ke keluarga dan masyarakat Indonesia," pungkas dia.
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas