Presiden Royal, Rp145 Juta Biar Rambut Tetap Rapi

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Sabtu, 16 Juli 2016 09:02
Presiden Royal, Rp145 Juta Biar Rambut Tetap Rapi
Pimpinan negara kaya ini ingin rambutnya selalu tertata rapi.

Dream - Presiden Perancis, Francois Hollande, membuat media Perancis heboh. Hollande dikabarkan menggaji seorang tukang cukur pribadi untuk menata rambutnya.

Dilansir dari mynewshub, Sabtu 16 Juli 2016, Hollande menggaji seorang tukang cukur yang tak disebutkan namanya ini, sebesar 10 ribu euro atau Rp145,6 juta per bulan. Tukang cukur Hollande ini pun meninggalkan salon miliknya dan bersiaga 24 jam jika sewaktu-waktu Hollande menginginkan rambutnya dirapikan.

Yang pertama kali memberitakan hal ini adalah media satir, Le Canard Enchaine. Kabar tersebut pun dibenarkan oleh pihak istana.

" Setiap orang menggunting rambut. Tukang cukur ini terpaksa meninggalkan salonnya dan dia bersiaga 24 jam untuk Hollande," kata juru bicara Istana Presiden Perancis, Stephane Le Fol.

Meskipun demikian, Le Foll mengatakan anggaran pemerintah untuk operasional Istana Elysee--tempat tinggal presiden Perancis, berkurang 15-20 persen sejak Hollande menjabat sebagai presiden pada 2012.

1 dari 3 halaman

Dibutuhkan Tukang Cuci Piring di Istana, Gaji Rp20 Juta/Bulan

Dibutuhkan Tukang Cuci Piring di Istana, Gaji Rp20 Juta/Bulan © Dream

Dream - Ingin kerja dengan Ratu Elizabeth II dan tinggal di Istana Buckingham, London?

Dalam jejaring Istana Buckingham baru-baru ini, tersiar iklan jabatan kosong, yaitu ratu Inggris tersebut membutuhkan seorang pencuci piring khusus dengan gaji tahunan sebesar 16,755 pound sterling (sekitar Rp288 juta) setahun.

Bukan itu saja, jika diterima bekerja, pihak istana akan menyediakan sarapan, makan siang dan makan malam dan pelamar kerja diizinkan tinggal di Istana Buckingham.

Selain menerima perintah dari pihak istana, pelamar kerja juga harus masuki istana lain milik kerabat raja Inggris seperti Windsor Castle dan Balmoral untuk melakukan pekerjaan mencuci.

Meskipun kerjanya hanya cuci piring, kesejahteraan yang disediakan cukup menarik. Selain disediakan makan dan tempat tinggal, waktu kerja hanyalah lima hari seminggu, mendapat 33 hari cuti tahunan dan memperoleh uang pensiun.

Sedangkan persyaratan lain yang diperlukan adalah pemohon harus punya semangat kerja dalam tim, tepat waktu, handal, memiliki passion dengan kariernya, sanggup bekerja keras dan bersifat aktif.

Dalam iklan tersebut, pihak istana tidak menetapkan apakah pemohon memiliki pengalaman atau tidak. Tetapi pemohon harus menjalani pelatihan yang bakal disediakan dalam istana.

(Sumber: Sinar Harian)

2 dari 3 halaman

Kerja Dua Hari Dibayar Rp 19 Juta

Kerja Dua Hari Dibayar Rp 19 Juta © Dream

Dream - Saat generasi 1990-an dianggap malas dan tak berharga, seorang remaja putri berusaha mematahkan anggapan tersebut. Dia membuat model bisnis unik yang bisa mendatangkan pundi-pundi uang menggiurkan.

Deng, begitu nama remaja putri itu biasa disapa. Dia membuat bisnis jasa merapikan pakaian sejak 2015. Dia menemukan ide ini saat bekerja di sebuah perusahaan perlengkapan wanita. Saat itulah dia memutuskan berhenti dan terjun ke industri ini.

Membereskan lemari selama ini tak pernah dianggap sebagai sebuah pekerjaan di Chengdu. Dan Deng menyadari hal itu. Seringkali Deng sulit menjelaskan layanan jasa yang dikerjakannya.

Lewat sejumlah agen dan media sosial, Deng mulai mempromosikan bisnisnya.

Untuk setiap pakaian yang dirapikan, Deng mengenakan biaya 100 yuan sekitar Rp 195 ribu. Jika waktu pengerjaannya lebih dari satu jam, Deng mengenakan biaya 120 yuan (Rp 235 ribu).

Salah satu klien kakap yang pernah menggunakan jasanya adalah seorang pemilik vila luas yang mempunyai dua lemari pakaian besar. Saking besarnya, dia sampai menghabiskan waktu dua hari untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Namun semua terbayar setelah Deng menerima imbalan 1000 yuan atau Rp 19,5 juta.

Kini setelah setahun beroperasi, Deng sudah melayani klien antara 60-70 orang. Kebanyakan pelanggannya adalah para wanita dari keluarga kelas menengah yang memiliki koleksi pakaian cukup banyak.

Saat merapikan lemari, Deng selalu menempelkan stiker di setiap pakaian sesuai modelnya agar klien bisa lebih mudah mencari busananya. Setelah selesai, dia memberikan daftar pakaian dan posisinya.

Sekilas memang pekerjaan ini memang tampak mudah. Namun sebetulnya dibutuhkan tenaga dan perhatian cukup besar. Tak jarang jari-jari Deng menjadi kaku karena harus memindah pakaian dalam jumlah banyak dan benda-benda lainnya.

Kini Deng semakin dikenal publik. Dia tak jarang membagian tips merapikan pakaian. Deng berharap bisa mempunyai tim khusus yang bisa memberikan pelayanan terbaik bagi klien yang mempunyai lemari pakaian yang acak-acakan.

(Sumber: shanghaiist)

3 dari 3 halaman

Mapannya TKI di London, Upah Rp35 Juta dan Sebuah Mobil

Mapannya TKI di London, Upah Rp35 Juta dan Sebuah Mobil © Dream

Dream - Seorang tenaga kerja Indonesia (TKI), kerap dipandang sebelah mata. Tapi, jangan salah, buruh migran ini bisa mengantongi upah puluhan juta rupiah per bulannya.

Dilansir dari situs BBC Indonesia, Senin 13 Juni 2016, dia adalah Musiri, seorang tenaga kerja wanita asal Bojonegoro, Jawa Timur. Awalnya, dia menjadi buruh migran pada tahun 2008 dan bekerja sebagai pembantu rumah tangga di keluarga dokter asal Mesir yang menetap di London. Bayarannya sebagai asisten rumah tangga ini sangat kecil, yaitu 110 poundsterling atau Rp2,1 juta. Jumlah ini sangat rendah untuk standar gaji di negara maju seperti Inggris.

Pada 2010, dia kabur dan mendapatkan majikan baru. Sejak saat itu, kondisinya berubah. Bayaran yang diterimanya dari majikan barunya, keluarga pengusaha asal Libanon, sebesar 1.800 poundsterling atau Rp35 juta per bulan.

Musiri patut bersyukur. Bayaran ini melebihi gaji standar nasional di Inggris yaitu 1.152 poundsterling atau Rp23 juta per bulan jika menggunakan patokan upah minimal sebesar 7,2 poundsterling atau Rp135,89 per jam dan bekerja selama 40 jam per minggu. Namun, gaji tesebut belum dipotong pajak, transportasi, sewa rumah, dan biaya hidup lainnya yang tergolong mahal di London.

Dengan bayaran yang lumayan itu, Musiri bersyukur bisa melakukan banyak hal di Bojonegoro. Dia bisa menyekolahkan kedua putrinya hingga kuliah dan memmbantu mengangkat ekonomi kedua orang tuanya.

" Selain itu, (gaji) saya buat beli rumah, sepeda motor untuk 2 anak saya dan 2 keponakan saya, dan tanah. Alhamdulillah, senang," kata dia.

Musiri pun juga membuat tabungan untuk menyimpan semua jerih payahnya dan mengumpulkan uangnya untuk membeli mobil. Dengan mobil barunya nanti, wanita ini berharap bisa menyetir sendiri dari rumah kontrakannya ke rumah majikan yang berada di apartemen mewah yang menghadap Sungai Thames, London.

Beri Komentar