Raja Salman Bin Abdulaziz Al Saud (bbc.co.uk)
Dream - Pria berkafieh putih itu terlihat di layar kaca. Wajahnya serius. Menatap lurus ke arah lensa kamera. Tangannya memegang naskah, yang diambil dari sebuah map warna hitam.
Sesaat kemudian, pria itu berbicara kepada publik melalui lembaga penyiaran resmi milik kerajaan. Ia ingin mengatakan kepada publik mengenai konsep kepemimpinannya ke depan.
“ Kami akan tetap melanjutkan kebijakannya yang tepat seperti selama ini diterapkan sejak Arab Saudi berdiri.” ujar pria itu, Salman bin Abdulaziz Al Saud.
Ini merupakan pidato pertama kali yang diucapkan Salman pada Jumat, 23 Januari 2015, ketika menjabat sebagai Raja Arab Saudi. Ia dibaiat usai Salat Isya di hari itu. Salman menggantikan saudaranya, Raja Abdullah bin Abdulaziz Al Saud sebagai Pelayan Dua Tanah Suci, Mekah dan Madinah.
Abdullah mangkat sebagai raja di hari yang sama dini hari, tepatnya pukul 01.00 waktu setempat. Ia meninggal lantaran menderita infeksi paru-paru. Kabar mengenai kesehatan orang kaya ini sudah lama terdengar. Ia mulai dirawat intensif di rumah sakit akhir tahun lalu, tepatnya pada 31 Desember 2014.
Sepeninggal Abdullah, sesuai tradisi pemerintahan di Kerajaan Arab Saudi, pengganti Raja adalah Putra Mahkota. Kala itu, jabatan tersebut dipegang Salman. Ia mulai menjabat sejak 18 Juni 2012 dan otomatis naik tahta. Jabatan Putra Mahkota kemudian diisi oleh Pangeran Muqrin bin Abdulaziz Al Saud, yang merupakan saudara tiri Abdullah.
Peralihan kepempimpinan ini langsung menyedot perhatian dunia. Sebab, Salman memiliki rekam jejak cemerlang di bidang politik. Bahkan, banyak harapan muncul Arab Saudi akan jauh lebih baik di tangan Raja Salman.
Raja Salman merupakan sosok yang cemerlang dan memiliki pengaruh terhadap Jazirah Arab. Majalah berita asal Amerika Serikat, Time, bahkan sampai memberikan penghargaan pada Salman sebagai Tokoh Berpengaruh Dunia. Penghargaan itu tercantum dalam daftar “ 100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia” tahun 2015 versi Time kategori pemimpin.
Raja Salman juga menjadi satu dari tiga pemimpin muslim berpengaruh. Mereka adalah Muhammadu Buhari, Presiden Nigeria, dan Joko Widodo, Presiden Indonesia.
Ulasan mengenai Salman yang tertuang dalam daftar tersebut bisa dibilang unik. Jika ulasan tokoh lain ditulis oleh sejumlah pejabat negara atau pemimpin sebuah lembaga internasional, ulasan Salman ditulis sendiri oleh Abdullah II bin Al Hussein, Raja Yordania.
***
Mengapa nama Raja Salman begitu berpengaruh...
© Dream
Mengapa nama Raja Salman begitu berpengaruh, sehingga seorang Kepala Negara sampai menyempatkan diri menulis ulasan singkat mengenai dia? Jawabannya, Salman merupakan pemimpin yang karismatik, lantaran mampu mempersatukan seluruh jazirah Arab.
“ Dedikasi Raja Salman untuk pelayanan dan membela keimanan merupakan hal yang sangat dipegangnya dalam menjalankan tugas kepada bangsa Muslim. Sekarang, prinsip yang ia bawa, bersama pengetahuan yang luas dan kebijakan yang mendalam adalah untuk memajukan peradaban, bukan hanya bagi Arab Saudi, tetapi juga untuk wilayah kita (jazirah Arab) dan dunia,” tulis Raja Abdullah II.
Raja Salman merupakan salah satu anggota keluarga kerajaan yang memiliki keunggulan. Sejak muda, ia ditempa dengan pendidikan khusus pangeran. Hal ini merupakan tradisi Kerajaan Arab Saudi untuk mendidik para pangerannya dengan sistem pendidikan terbaik.
Karir di bidang politik dimulai saat Salman menjadi Gubernur Riyadh. Riyadh merupakan daerah yang menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Arab Saudi. Meski demikian, Riyadh merupakan kawasan padang pasir dan terpencil. Jabatan itu dijalankan Salman selama 48 tahun.
Tugas Salman sebagai sebagai gubernur sangat sulit. Ini lantaran Riyadh bukan merupakan kawasan yang menarik untuk mendatangkan pundi-pundi uang atau investasi. Ia harus bekerja keras untuk membangun Riyadh. Dan benar saja, wajah Riyadh yang dulunya merupakan padang pasir dan terisolir kini penuh dengan gedung-gedung pencakar langit.
Selama memerintah, Salman berupaya keras menyediakan rumah yang terjangkau bagi sekitar empat juta penduduk. Selain itu, ia juga harus memenuhi tuntutan ketersediaan transportasi yang layak. Misi itu berhasil, dan membuat namanya melambung di dunia internasional. Sontak, para investor berbondong-bondong menanamkan modal mereka di Ibu Kota Kerajaan Arab Saudi ini.
Prestasi lain yang berhasil dibuat Salman adalah menghilangkan wajah Riyadh yang kumuh. Ia menyadari wajah kumuh itu tercipta lantaran banyaknya pengemis baik dari Arab Saudi sendiri maupun dari luar. Ia menganggap para pengemis itu sengaja memanfaatkan kebaikan hati warga Riyadh, namun situasi tidak berubah.
Akhirnya, ia mengambil kebijakan yang sangat berani, mendeportasi pengemis yang berasal dari luar Arab Saudi. Tidak hanya itu, ia juga merehabilitasi pengemis asal Arab Saudi melalui departemen sosial.
Sebagai politisi, Salman memiliki karakter yang unggul. Ia dikenal sebagai sosok yang pandai berdiplomasi dan mengutamakan penyelesaian masalah dengan perdamaian. Banyak perseteruan baik yang terjadi di internal maupun eksternal kerajaan mampu ia selesaikan. Kemampuan inilah yang membuat Salman begitu disegani, terutama di kalangan kabilah-kabilah di seluruh Jazirah Arab.
Meskipun begitu, Salman juga bukan sosok yang lemah. Jika jalur diplomasi gagal, ia tak segan mengerahkan kekuatan militer. Salah satu kasus ini adalah serangan udara terhadap kelompok ekstrimis Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dan pemberontak Houti di Yaman baru-baru ini..
***
Raja Salman juga merupakan pemimpin...
© Dream
Raja Salman juga merupakan pemimpin yang terkenal taat dalam menjalankan ajaran Islam. Ia merupakan raja yang hafal seluruh isi dan memahami penuh ajaran Islam yang tertuang dalam Alquran. Tidak pernah sekalipun ia meninggalkan ajaran Islam, terutama salat.
Sebagai pemimpin, mendapat kunjungan pemimpin negara lain merupakan hal yang lumrah. Mungkin ada sebagian pemimpin yang akan menunda salat lantaran masih menemui tamu kebesaran. Hal itu tidak berlaku bagi Raja Salman, meskipun tamunya adalah Presiden Amerika Serikat Barrack Obama.
Beberapa hari setelah ia dilantik, tepatnya tanggal 27 Januari 2015, Obama mengunjungi Raja Salman. Raja Salman kemudian menyambut Presiden Negara Adidaya itu di Bandara Internasional King Khalid, Riyadh. Obama baru saja turun dari pesawat. Tetapi, azan Ashar berkumandang di kawasan Bandara.
Raja Salman seketika meminta maaf dan langsung meninggalkan Obama. Ia segera menuju masjid terdekat dan menunaikan salat Ashar berjamaah.
Selain taat beribadah, Raja Salman juga dikenal sebagai sosok yang dermawan. Beberapa hari menjabat sebagai penguasa Negeri Padang Pasir, Raja Salman langsungmemberikan bonus kepada seluruh pegawai negeri sipil (PNS) di Arab Saudi dua kali gaji.
Raja Salman pun kembali menguyur bonus pada 30 April 2015 lalu kepada para tentara dan petugas keamanan Arab Saudi yang berjumlah sekitar 200 ribuan personil. Mereka mendapat bonus satu kali gaji.
Sebagai seorang muslim yang taat, Raja Salman memang memberi roh baru bagi modernitas Arab Saudi. Ia tak hanya membangun gedung-gedung pencakar langit di padang pasir dan royal pada rakyatnya, tapi dia juga tercatat sebagai satu-satunya pemimpin negara yang hafal Alquran di luar kepala.
Dengan perpaduan antara segi duniawi dan akhirat, tak heran membuat dia menjadi satu dari tiga pemimpin muslim paling berpengaruh di dunia. (eh)
Advertisement
Coba Tenangkan Diri Dulu, Begini Cara Mengatasi Gejala Serangan Jantung Saat Sendirian

Heboh Robot Humanoid IRON: Gerakan Nyaris Luwes, Sampai Perlu Dibuktikan Bukan Manusia

Jangan Anggap Remeh! Psikolog Ungkap Perundungan Verbal Bisa Mengarah pada Hal Lebih Parah


Ujian Tengah Semester Bentrok dengan Syuting, Prilly Latuconsina Numpang Kamar Warga




Respons Rifat Sungkar Saat Putranya Lakukan Kesalahan di Sirkuit Bikin Haru Warganet

Ujian Tengah Semester Bentrok dengan Syuting, Prilly Latuconsina Numpang Kamar Warga

Coba Tenangkan Diri Dulu, Begini Cara Mengatasi Gejala Serangan Jantung Saat Sendirian

Artis dan Presenter Marissa Anita Gugat Cerai Suami Usai Menikah 17 Tahun

Heboh Robot Humanoid IRON: Gerakan Nyaris Luwes, Sampai Perlu Dibuktikan Bukan Manusia