Foto: Instagram @makassar_iinfo
Dream - Kasus perundungan menimpa seorang kakek di Pardasuka, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung.
Video yang beredar di akun Instagram @makassar_iinfo memperlihatkan sosok kakek yang jadi sasaran perundungan sekelompok anak muda. Sang kakek terlihat tak berdaya dan tidak mampu memberikan perlawanan.
Foto: Instagram @makassar_iinfo
Salah satu remaja tampak memelintir lengan sang kakek. Dia juga berupaya menarik sarung yang melekat di tubuhnya.
Kakek itu tak mampu bertahan tanpa melakukan perlawanan. Hingga akhirnya dia jatuh tersungkur.
Sementara, kawan-kawan pelaku justru tertawa sambil asyik merekam dengan ponsel. Setelah itu, mereka kabur meninggalkan sang kakek.
Video berdurasi 17 detik itu viral seketika dan telah diakses ratusan ribu warganet. Polisi diketahui sedang menindaklanjuti kasus tersebut.
Kejadian tersebut sontak menyulut kemarahan netizen. Banyak yang mengumpat serta mencaci maki para pelaku.
Tak sedikit pula yang merasa takjub dengan kesabaran sang kakek yang tak melawan sedikitpun.
" Ini letak kelucuan nya dari mana ya!?" kata @istrinyaa.exohh
" Ya Allah laknatlah mereka bsk," ucap @jasril_
" SUMPAHHH OTAK NYA BENER2 GAK ADA," imbuh @bungaalyh
" Subhanallah.. Semoga bapak ini selalu dalam lindungan Allah, dilapangkan hatinya, dipanjangkan umurnya, dikaruniai kesehatan.. Aamiin," ujar @chi_hardianty
Dream - Sebuah video yang diduga sebagai perundungan antar siswi kembali beredar dan menjadi perbincangan warganet di media sosial. Video tersebut viral usai diunggah sejumlah akun di Instagram, salah satunya @ndorobeii.
Dalam video tersebut tampak seorang siswi SD tengah 'diinterogasi' oleh 3 siswi lainnya. Dari perdebatan keempatnya, diketahui bahwa mereka tengah bertengkar karena masalah sepatu.
Sebab-musabab ketegangan itu memang belum bisa dikonfirmasi, namun berdasar kabar di media sosial, pertikaian ini dipicu sepatu siswi yang 'diinterogasi' itu rusak karena ulah ketiga siswa lainnya itu.
Di tengah pertengkaran itu, salah satu dari tiga siswa yang diduga merusak sepatu menunjuk-nunjuk dan sesumbar bisa mengganti alas kaki yang dirusak.
" Aku juga bisa ganti," ucap seorang siswi yang berkerudung.
Tetapi anak yang dirundung itu tidak setuju jika sepatunya diganti dengan uang orang tua sang perusak.
" Ya udah ganti tapi jangan pakai uang bapak kamu, pakai uang kamu sendiri, jawab siswi yang sepatunya rusak.
Kemudian salah satu anak menanggapi dan mengatakan bahwa sepatu yang rusak itu juga dibeli dengan uang orang tua sang pemilik alas kaki.
" Uang kamu juga dari Mama Ayah kamu," kata salah satu dari ketiga siswa.
Anak yang dirundung pun langsung berteriak, 'Enggak!"
Pekikan pembelaan itu bukan membuat perundungan itu mereda. Ketiga siswi yang merundung itu justru tak percaya dan tertawa.
" Ya iya kamu dapat uang dari mana?"
Lantas, jawaban sang anak yang dirundung itu mengejutkan teman-temannya.
Sambil menangis, dengan bahasa Sunda, siswi yang dirundung itu mengatakan bahwa uang itu diperoleh dari hasil memulung sampah.
Murid yang dirundung itu mengatakan bahwa dirinya telah bersusah payah mengambili rongsokan untuk mendapatkan uang.
" Aku mah mulungin rongsokan, dijual langsung, aku mah capek-capek buat beli sepatu," teriak sang siswi korban perundungan itu.
Siswi korban perundungan itu mengatakan dirinya tak seberuntung teman-temannya. Dia mengaku ditinggalkan oleh orangtuanya tidak seperti teman-temannya.
" Aku mah ditinggalin sama orangtua aku, kamu mah enggak!"
Terakhir, saking emosinya, sang anak menendang sesuatu di bawah hingga membuat teman-temannya ketakutan.
Lihat videonya di bawah ini seperti yang dilansir dream dari akun Instagram @ndorobeii!
Kisah hidup siswi yang dirundung itu juga diungkap oleh akun Twitter @ahmadignore. Sang pemilik akun, Ahmad Suhendar, menulis bahwa penuturan siswi korban perundungan itu benar adanya.
Siswi itu, tulis Suhendar, berinisial N. Dia membenarkan bahwa N memang benar-benar ditinggal oleh orang tuanya. N tinggal bersama kakek serta neneknya yang sudah sakit-sakitan.
N yang tinggal di kawasan Bandung Barat itu, tambah Suhendar, memang pengumpul rongsokan untuk mendapatkan uang.
Setelah kisah perundungan ini viral, netizen menggalang donasi untuk membantu N.
Dream – Kasus perundungan anak mendapatkan perhatian serius dari perusahaan asuransi di Jepang. Tak ingin berdiam diri menghadapi aksi bullying, sebuah perusahaan asuransi membuat aksi nyata.
Perusahaan ini mengeluarkan asuransi bagi keluarga yang anaknya menjadi korban bullying. Para korban akan mendapatkan biaya perlindungan untuk menutup biaya yang timbul akibat perundungan.
Dikutip dari Next Shark, Selasa 28 Mei 2019, perusahaan asuransi itu bernama Yell. Para pemegang polis nantinya bisa mengajukan biaya perawatan atau biaya hukum jika keluarga ingin menuntut ke meja hijau.
Tak hanya biaya, Yell juga menawari klien dengan konsultasi hukum kalau orang tuanya berpikir anaknya dirundung di sekolah. Mereka bisa berbicara kepada pengacara untuk melihat kemungkinan jasa hukumnya gratis atau berbayar.
Selama masa konsultasi, klien atau orang tuanya akan menerima saran bagaimana cara mendokumentasikan dan mengumpulkan bukti perundungan.
Yell optimistis cara ini bisa merupakan langkah pertama melawan perundungan.
Yang tertarik dengan jasa ini harus membayar premi senilai 2.640 yen (Rp374.034) per bulan. Biaya ini juga termasuk biaya konsultasi hukum.(Sah)
Advertisement
Unggah Foto Lamaran Teman, Vidi Aldiano Tampak Sangat Kurus dan Pucat
AXIS Nation Cup 2025 Sukses Digelar, Lahirkan Atlet Muda Berbakat Indonesia
Intip Diet Ala Jennie BLACKPINK, Simpel dan Tetap Bisa Makan Enak
Fakta Penelitian Wanita Lajang Lebih Bahagia Dibandingkan Pria
Nonton Jadi Lebih Seru, Ikut Aja 5 Komunitas Film di Indonesia
Energi Baru dari #TwistLickDance, Kolaborasi Penuh Warna antara OREO dan BABYMONSTER
Orang Korea Dagang Cilok Keliling, Netizen: Kita `Jajah` Bangsa Lain Via Jajanan
13 Komunitas Kanker di Indonesia, Beri Dukungan Luar Biasa Bagi Para Penyintas
Unggah Foto Lamaran Teman, Vidi Aldiano Tampak Sangat Kurus dan Pucat
Meriah! Nobar F1 Singapore di Aphrodite Jakarta Diserbu Fans dari Berbagai Tim