Cerita Santri Seorang Diri Lumpuhkan Dua Begal di Bekasi

Reporter : Ahmad Baiquni
Kamis, 31 Mei 2018 10:01
Cerita Santri Seorang Diri Lumpuhkan Dua Begal di Bekasi
Satu pelaku tewas, sementara satu lainnya mengalami luka parah.

Dream - Kejadian tidak mengenakkan dialami oleh remaja asal Kabupaten Pemekasan, Jawa Timur, Mohammad Irfan Bahri, 19 tahun. Liburannya ke Kota Bekasi, Jawa Barat, berujung perampokan.

Tetapi, Irfan mampu mengatasinya. Sendirian, dia berhasil melumpuhkan dua orang begal, diketahui berinisial AS dan IY.

Bahkan salah satu begal berinisial AS meregang nyawa karena terkena sabetan celurit. Satu pelaku lainnya, IY, masih menjalani perawatan. Sementara Irfan mengalami luka di pipi, lengan, punggung, serta paha.

Dikutip dari Merdeka.com, Irfan adalah seorang santri di sebuah pondok pesantren di Madura. Dia tidak asing dengan celurit. Ditambah, sejak duduk di bangku kelas I Madrasah Ibtidaiyah, Irfan sudah menguasai bela diri silat.

Awalnya, Irfan berkunjung ke rumah pamannya di Kota Bekasi untuk liburan, lima hari sebelum Ramadan. Dia ingin bersilaturahmi lantaran sudah lama tidak bertemu dengan keluarga pamannya.

Pada Rabu pekan lalu, 22 Mei 2018, Irfan bersama temannya memutuskan jalan-jalan usai tarawih. Tempat yang dituju pertama kali adalah alun-alun Kota Bekasi.

Malam mulai larut, Irfan memutuskan pulang. Tetapi, dia dibuat penasaran dengan kawasan Summarecon. Dia bersama temannya, AR, pergi ke kawasan elite Bekasi itu mengendarai sepeda motor.

" Pertama, saya di bawah jembatan, lihat pemandangan. Kemudian naik ke atas," kata Irfan.

Sepeda motor diparkir di bahu jalan. Irfan kemudian naik jembatan. Di atas jembatan, dia mengeluarkan ponsel. Hendak berfoto selfie.

Tiba-tiba, ada dua orang datang mendekat Irfan dan AR. Memaksa mereka memberikan ponsel. AR patuh, namun tidak dengan Irfan.

Dua pria yang ternyata begal sempat mengancam dengan menodongkan celurit. Irfan beranggapan celurit itu masih disarungkan. Seketika, keberanian Irfan muncul. Duel tak dapat dihindari.

" Celurit itu diacungkan, saya melihat dan beranggapan bahwa celurit masih menggunakan sarung, sehingga hanya dipakai menakuti-nakuti," kata Irfan.

Celurit berpindah tangan dari pelaku ke Irfan. Seketika, Irfan menghajar dua pelaku sendirian. Satu pelaku tewas dengan luka di perut, pinggang, dan leher, sementara satu lainnya dirawat di RS.

Irfan dan AR sempat terluka. Keduanya langsung menuju klinik dekat rumah pamannya. Usai diobati, mereka melapor ke polisi.

Sayang, polisi malah sempat menetapkan Irfan sebagai tersangka penganiayaan. Belakangan, Kapolres Bekasi Kombes Indarto mengklarifikasi pernyataan anak buahnya, dan menyebut status Irfan masih menjadi saksi.

(ism, Sumber: Merdeka.com/Adi Nugroho)

 

Beri Komentar