Viral Siswa SMA di NTT Diwajibkan Masuk Sekolah Pukul 5 Pagi, Langit Masih Gelap Gulita

Reporter : Nabila Hanum
Selasa, 28 Februari 2023 12:35
Viral Siswa SMA di NTT Diwajibkan Masuk Sekolah Pukul 5 Pagi, Langit Masih Gelap Gulita
Dalam video yang beredar menunjukkan guru dan siswa tiba di sekolah saat langit masih gelap.

Dream - Siswa SMA dan SMK di Nusa Tenggara Timur (NTT) diwajibkan masuk pukul 05.00 WITA. Dalam video yang beredar menunjukkan para guru dan siswa tiba di sekolah saat langit masih gelap.

" Kita mau masuk kelas sudah, tapi siswa-siswinya belum ada. Tinggal satu menit lagi dan walaupun belum ada siswa, saya tetap masuk kelas," kata guru dalam video yang diunggah akun Instagram @terangmedia.

Bahkan ada guru yang menyempatkan diri merias wajahnya sebelum jam mata pelajaran dimulai.

1 dari 4 halaman

Viral Siswa SMA di NTT Diwajibkan Masuk Sekolah Pukul 5 Pagi, Langit Masih Gelap

" Saya ngajar jam pertama dan siswanya baru satu orang. Saya juga belum sarapan dan sekarang masih pakai bedak dulu," ujarnya.

Kebijakan ini menjadi perdebatan hangat di media sosial hingga mendapatkan tanggapan dari Ombudsman NTT.

Ombudsman NTT menilai aturan ini tanpa dasar ilmiah, kajian akademis, tanpa persetujuan orangtua hingga tidak memiliki dasar hukum yang jelas.

2 dari 4 halaman

Kepala Ombudsman NTT, Darius Beda Daton, menilai kebijakan ini sebagai tanda takutnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi terhadap Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat.

" Sehingga sangat perlu dikaji dulu, didiskusikan, apakah memang sangat penting dilaksanakan karena saya rasa di seluruh Indonesia tidak ada sekolah yang mulai jam begini," katanya, dikutip dari merdeka.com.

Darius mengaku belum mendapat aturan resmi mengenai kebijakan ini. Menurutnya, dinas terkait perlu memahami pentingnya kajian ilmiah akan setiap arahan pimpinan.

3 dari 4 halaman

" Namanya dinas pendidikan, lembaga pendidikan, itu perlu diskusi. Nanti kalau gubernur baru mau sekolah jam 2 malam, lalu tidak ada yang protes, kita mau sekolah lagi jam 2? Bukan menolak ya, kita tetap perlu kajian," ujarnya.

Menurutnya, kebijakan ini tidak ada manfaat sama sekali. Karena bukan hanya orangtua yang terbebani, tapi juga para guru.

" Ada sekolah yang sudah terapkan ini. Ini yang kita sesalkan. Bila aturan ini tidak ditinjau maka dikhawatirkan akan memancing protes dari banyak wali atau orang tua murid," ujarnya.

Hingga berita ini tayang, belum ada tanggapan dari Dinas Pendidikan terkait maupun Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat terkait kebijakan baru tersebut.

Beri Komentar