Rama's Bridge (Foto: PlaneMad/Wikimedia/Google)
Dream - Dalam cerita epik India Ramayana yang besar beberapa ribu tahun lalu, penulis Valmiki berbicara tentang sebuah jembatan di atas lautan yang menghubungkan India dan Sri Lanka. Puisi epik yang berisi hampir 24.000 ayat, menceritakan kehidupan pangeran Rama dan perjuangannya untuk menyelamatkan istrinya, Sita yang diculik dari raja iblis Rahwana, penguasa Sri Lanka.
Alkisah Rama terpaksa menyerahkan hak tahtanya dan pergi ke pengasingan selama 14 tahun. Selama tinggal di hutan, istrinya Sita diculik oleh Rahwana dan dibawa ke Sri Lanka. Rama mengorganisir sebuah pasukan yang terdiri atas kera atau monyet dan membawa mereka ke Sri Lanka, dimana sebuah peperangan yang panjang pecah. Akhirnya Rahwana dikalahkan, dan Rama kembali ke rumah bersama istrinya untuk dinobatkan menjadi raja.
Dalam cerita, ketika tentara Rama mencapai samudera yang terletak di Pulau Sri Lanka, kera membangun jembatan terapung di seberang laut dengan menuliskan Rama di atas batu dan melemparkannya ke air. Menurut legenda, batu-batu itu tidak tenggelam karena nama Rama tertulis di atasnya. Tentara Rama kemudian menggunakan jembatan untuk menyeberangi laut menuju Sri Lanka.
Jika kamu melihat foto satelit di wilayah ini saat ini, kamu akan melihat sedikit tanda penghubung antara kedua negara. Jembatan Rama yang disebut Rama Setu yang juga dikenal sebagai Jembatan Adam, adalah hamparan pasir yang panjang dan menghubungkan Pulau Rameswaram di India, di lepas pantai tenggara Tamil Nadu, ke Pulau Mannar, di lepas pantai barat laut Sri Lanka.
Panjang jembatannya sekitar 50 km. Sebagian besar badan jembatan berada di bawah air saat ini. Namun berabad-abad yang lalu, ia membentuk jalur penghubung antara India dan Sri Lanka. Jalan setapaknya ada sampai akhir abad ke-15 dan bsa dilalui dengan berjalan kaki, sesuai catatan yang disimpan di kuil Rameswaram. Sampai akhirnya muncul bandai dan jembatan itu tenggelam dalam banjir.
Keberadaan jembatan tersebut telah dikenal di India dan Sri Lanka sejak berabad-abad, terbukti dari legenda yang diabadikan oleh epos kuno Ramayana. Disebutkan jika laut yang memisahkan kedua negara itu disebut Sethusamudram yang berarti 'Laut Jembatan'.
Ahli geografi Persia abad ke-9, Ibn Khordadbeh, menyebut jembatan itu dalam bukunya 'Roads and Kingdoms', yang merujuk pada Set Bandhai atau 'Bridge of the Sea'. Sementara nama Adam's Bridge adalah penemuan Inggri di awal abad ke-19 yang mengacu pada mitos Abraham bahwa Adam menggunakan jembatan tersebut untuk menyeberang dari Sri Lanka ke India.
Banyak umat Hindu ortodoks menganggap keberadaan jembatan tersebut sebagai bukti Ramayana yang tak tergoyahkan dan cerita-cerita yang digambarkan di dalamnya. Para ilmuwan Pseudo, pencetus teori konspirasi, dan ahli teologi percaya bahwa jembatan itu sebenarnya dibangun oleh Rama dan tentara keranya.
Ketika sebuah foto NASA di wilayah tersebut menunjukkan jalan setapak yang berkelok-kelok yang menghilang ke kejauhan diterbitkan pada tahun 2001, para ahli teori konspirasi langsung berlomba-lomba berusaha membuktikan bahwa itu adalah struktur buatan manusia.
Meski ahli geologi telah berkali-kali mencoba untuk menghilangkan mitos, masih ada beragam pendapat dan kebingungan tentang sifat dan asal struktur ini. Ada lusinan teori berbeda yang mencoba menjelaskan strukturnya.
Salah satu teori menyebutkan jika jembatan itu merupaka hasil proses alami sedimentasi hingga membentuk pemisah. Sementara teori yang lain menunjukkan bahwa jembatan tersebut mungkin hanya merupakan garis pantai tua yang menyiratkan bahwa kedua daratan (India dan Sri Lanka) pernah terhubung.
Pembahasan mengenai Jembatan Rama ini menjadi sedikit memanas tatkala Pemerintah India mengusulkan pengerukan jembatan itu untuk membuat rute perjalanan kapal di selat dangkal antara India dan Sri Lanka. Sebab, saat ini kapal yang mencoba bergerak di antara pantai barat dan timur India harus terlebih dulu mengelilingi Sri Lanka.
Saluran air laut yang panjang yang menghubungkan Selat Palk dan Teluk Mannar akan memotong jarak tempuh hingga 400 km perjalanan sehingga dapat menghemar waktu dan uang. Namun, organisasi sayap kanan menentang proyek tersebut dengan mengatakan bahwa jembatan itu merupakan " monumen religius" sehingga tak boleh dihancurkan.
Proyek tersebut pun saat ini ditunda karena masih menunggu keputusan. Pemerhati lingkungan mengatakan bahwa pengerukan saluran akan menghancurkan karang serta membahayakan cadangan ikan di daerah tersebut yang berpotensi mengganggu keseimbangan ekologi.
(Sumber: amusingplanet.com)
Advertisement
5 Wisata Ramah Anak di Sentul, Bikin Si Kecil Betah Main Seharian
Ikut Komunitas Nebeng Yuk, Bisa Bantu Kurangi Macet dan Polusi
Bye Insecure, Tips Atasi Kulit Tangan yang Belang Secara Alami
Pria Pecinta Lego Ini Punya 6.334 Koleksi, Nilainya Sampai Rp1,9 Miliar
Biji Labu Ternyata Bisa Meningkatkan Kualitas Sperma, Sudah Tahu?
Penampilan Iriana Jokowi dengan Berlian yang Total Harganya Rp2,7 miliar
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Kenalan dengan India Club Jakarta, Komunitas Orang-orang India di Indonesia
5 Sumber Kekayaan Tasya Farasya, Beauty Influencer Tajir Melintir
Video Pemotor Bandel Lawan Arah Dihalau Gen Z, Auto Tak Berkutik!
5 Wisata Ramah Anak di Sentul, Bikin Si Kecil Betah Main Seharian
Kafe Ini Merilis Kopi Rasa Jamur, Keunikannya Bikin Penasaran