Ilustrasi/Shutterstock
Dream - Pusat Konservasi Keanekaragaman Hayati Mindoro (MBCC) di Puerto Galera, Oriental Mindoro, Filipina, siap menjadi tujuan ekowisata baru.
Pembangunan fasilitas seluas 600 meter persegi di properti seluas 16 hektare yang menghadap ke teluk di Barangay, Dulangan, sudah hampir setengah jalan pada bulan lalu.
“ Ini adalah yang pertama dari jenisnya di Mindoro dan akan menjadi perwujudan fisik keberlanjutan, menguntungkan generasi sekarang dan masa depan,” kata Grace Diamante, direktur eksekutif Mindoro Biodiversity Conservation Foundation Inc. (MBCFI), dalam keterangan di Website Wisatafilipina.
Proyek warisan ini sebagai upaya pelestarian alam dan penelitian ekologi di Filipina sejak awal MBCFI pada tahun 2008. Lokasinya strategis karena Mindoro dikenal di seluruh dunia sebagai kawasan konservasi keanekaragaman hayati berkat kelimpahan spesies endemik dan keragaman habitat, yang sayangnya, terancam karena aktivitas manusia seperti perburuan liar dan deforestasi.

Nantinya pengunjung dapat menikmati perjalanan mereka di MBCC dengan banyak atraksi, seperti museum sejarah alam, area restorasi hutan untuk spesies pohon asli, aula warisan Mangyan untuk kelompok Masyarakat Adat untuk memamerkan budaya dan produk mereka, laboratorium penelitian untuk membantu penemuan spesies baru, Jalur Penemuan Alam, eco-lodges dengan area glamping di view deck, bahkan fasilitas penampungan sementara untuk hewan yang terancam punah yang diselamatkan.

Fasilitas ini selaras dengan pendekatan One Island pemerintah daerah yang mempertimbangkan penggunaan sumber daya alam, program sosial, dan kelayakan ekonomi sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB.
Sesuai dengan fitur keberlanjutannya, MBCC bertujuan untuk menjadi bangunan hijau yang disertifikasi oleh EDGE International Finance Corp. Hal tersebut diharapkan dapat membantu MBCFI melanjutkan studi untuk rekomendasi berbasis sains kepada pembuat kebijakan, dan melakukan dorongan informasi melalui program Conservation Awareness Raising and Education.
Konservasi lingkungan harus diprioritaskan karena hilangnya keanekaragaman hayati yang terus-menerus disebabkan oleh aktivitas manusia dapat mempengaruhi masyarakat dan berakibat pada perubahan iklim seperti topan, kekeringan, dan hilangnya sumber daya alam.

Filipina berada di peringkat nomor 2 di antara negara-negara sebagai yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Oriental Mindoro berada di peringkat kesembilan di antara provinsi-provinsi negara itu yang rentan terhadap banjir menyusul hilangnya bersih kehutanan hampir 30 persen di pulau itu dari 1988 hingga 2015.
Sumber: Wisatafilipina
Advertisement

Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5

IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Ranking FIFA Terbaru, Indonesia Turun ke Peringkat 122 Dunia

Warung Ayam yang Didatangi Menkeu Purbaya Makin Laris, Antreannya Panjang Banget
