Sajian Khas 1 Muharram (Foto: Instagram/ Resepmasakanrumah__/ Tanihub
Dream – Tahun Baru Islam 1 Muharram 1442 H, akan jatuh pada 20 Agustus 2020. Bagi Muslim, Muharram menjadi salah satu bulan yang memiliki banyak makna. Tak hanya itu, beragam tradisi dilakukan untuk merayakan bulan Muharram.
Tahun Baru Islam juga identik dengan Tahun Baru Jawa. Karena bertepatan dengan tanggal 1 Suro. Tanggal 1 Muharram atau 1 Suro ini dinilai sebagai tanggal sarat akan makna.
Di Indonesia, perayaan Tahun Baru Islam sangat identik dengan sajian makanan khas dari berbagai daerah. Berikut adalah beberapa sajian makanan khas saat merayakan Tahun Baru Islam.
Bubur Suro menjadi salah satu sajian khususnya bagi masyarakat Jawa. Sementara itu, masyarakat Ki Gede Ing Suro Kota Palembang, Sumatera Selatan, menyajikan bubur itu pada 10 Muharram dan menjelang Ramadan.
Bubur Suro terbuat dari beras, santan, garam, jahe, dan serai. Rasa bubur ini begitu gurih apalagi saat disajikan dengan serpihan jeruk bali, bulir delima, tujuh jenis kacang (seperti kacang tanah, kacang mede, kacang hijau, kacang kedelai, kacang merah, kacang Bogor dan kacang tolo atau sejenis kacang polong muda, irisan mentimun dan beberapa lembar daun kemangi.)
Bubur suro disajikan sebagai sajian istimewa menyambut Tahun Baru Islam karena memiliki makna mendalam. Terdapat doa di dalam sepiring bubur suro. Mereka yang mengonsumsi bubur suro di Tahun Baru Islam diharapkan diberi perlindungan oleh Allah SWT. Dan juga sebagai wujud rasa syukur masyarakat atas keselamatan, rahmat dan kebahagiaan yang telah diberikan Tuhan selama ini.
Tumpeng merupakan hidangan yang sering disajikan dalam berbagai perayaan dan tradisi di Indonesia. Tumpeng merupakan simbol dari penghormatan kepada Tuhan dan para leluhur.
Masyarakat di Semarang, Jawa Tengah, biasanya menyajikan tumpeng dalam sebuah perayaan. Nantinya tumpeng akan disantap masyarakat dalam balutan tradisi " Kembul Bujana" atau tradisi menyantap tumpeng secara bersama-sama.
Tradisi menyajikan tumpeng di Tahun Baru Islam juga dilakukan masyarakat Banyuwangi, Jawa Timur. Mereka biasanya menggelar ritual " Gerebeg Tumpeng Agung" yaitu gunungan dengan berbagai macam hasil bumi yang kemudian diarak satu kilometer. Selesai diarak, tumpeng diperebutan warga dan dapat disimpan atau dimasak yang dipercaya dapat menjadi berkah. Ritual Gerebeg Tumpeng Agung setiap tiga tahun sekali di bulan Suro atau Muharram dan pada 20 Suro.
Bubur merah putih biasanya disajikan oleh masyarakat di daerah Tasikmalaya dan Garut. Bubur ini terbuat dari beras yang dimasak dengan santan, serta diberi tambahan daun pandan yang semakin memberikan aroma yang lezat.
Tak seperti namanya, bubur merah putih justru berwarna coklat dan putih. Bubur ini biasanya disajikan untuk memperingati 1 Muharram dengan membawanya ke masjid dan membagikannya kepada jamaah.
Selain itu, ada juga kue apem. Kue ini terbuat dari tepung beras, santan dan gula jawa. Rasanya yang manis dan gurih semakin menyemarakkan perayaan 1 Muharram.
Berbeda dengan di Jawa, masyarakat Gorontalo biasanya menyajikan kue apangi atau apem pada 10 Muharram. Bahan dasar kue ini tepung beras dan gula merah.
Gula merah melambangkan darah, keberanian atau pengorbanan, sedangkan kue apem berwarna putih sebagai simbol kesucian.
(Diambil dari berbagai sumber)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN