Dream - Anggapan mengenai pesantren sebagai sekolah yang hanya mengajarkan agama tampaknya tidak lagi sepenuhnya benar. Pasalnya, pesantren merupakan sekolah yang juga mengajarkan kemandirian sehingga dengan sendirinya timbul semangat berwirausaha.
Demikian disampaikan Pembina Rumah Enterpreneur Indonesia (REI) Ahmat Sugeng Utomo atau yang akrab disapa Gus Ut itu di Jakarta, 7 Desember 2015.
" Santri itu siap bekerja. Dia lebih tekun dibanding yang sekolahnya tinggi karena tidak ada pilihan lain berusaha mewujudkan lapangan kerja sendiri," ujarnya.
Gus Ut menyebutkan, saat ini ada sekitar 9,1 juta lulusan pesantren yang siap kerja. Dan hampir 90 persen dari lulusan pesantren menjadi wirausahawan.
" 90 persen jadi enterpreneur karena mereka tidak punya ijazah (sarjana), 10 persen yang meneruskan itu pun sudah sangat fantastis dan mereka yang keluar dari enterpreneur pasti jadi pejabat negeri ini," ungkapnya.
Bahkan, lanjut Gus Ut, tidak sedikit juga para wirausahawan santri ini yang memiliki bisnis besar dan menjadi jutawan, serta mengembangkan bisnisnya hingga ke luar negeri.
" Berkah dari `nyantri` sehingga mereka berhasil dan jadi miliarder, cuma ini kan jarang diperhatikan (diekspos media)," jelasnya.
Menurut Gus Ut, hal ini karena metode pengajaran yang diberikan di pesantren di mana para kiai mengajak para santri untuk berusaha dengan tenaga dan pikirannya sendiri guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
" Sejak dulu para kiai memberikan pelajaran enterpreneur, santri diajarkan bekerja, seperti diminta ke ladang menanam padi, mereka akan berkreasi, ke kandang ayam, ke pasar, jual hasil kebun, mereka berkreasi, inilah yang muncul pola yang diajarkan kiai untuk megajarkan santri mandiri," paparnya.
Saat ini pun, tambah Gus Ut, ada beberapa pesantren yang mengklaim sebagai pesantren enterpreneur dengan menjanjikan kesiapan berbisnis bagi para lulusannya.
Gus Ut pun yakin dengan kemampuan santri dalam dunia wirausaha ini bisa menggerakkan perekonomian negara. Meski harus diakui, kurangnya permodalan masih menjadi kendala utama bagi para santri dalam mengembangkan usahanya.
Gus Ut menambahkan dirinya pun juga optimis para wirausahawan santri ini bisa go internasional dengan memanfaatkan peluang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2016 mendatang.
" Jangan dianggap MEA itu sebagai suatu kengerian, tapi MEA itu adalah harapan kita memberdayakan diri para santri untuk menginterasional. Ini kesempatan untuk go internasional dan saya bilang tahun 2016 para santri siap ke luar negeri semua karena para santri punya kreativitas," tandasnya. (Ism)
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib