Fintech Makin Sering Digunakan Masyarakat Untuk Meminjam Uang. (Foto: Shutterstock)
Dream – Berkembangnya dunia digital turut mendorong menjamurnya aplikasi financial technology (fintech). Berbagai aplikasi itu semakin mempermudah aksi masyarakat untuk mendapat dana pinjaman.
Syaratnya pun tak perlu ribet. Tak pelu membawa jaminan barang seperti model konvensional. Cukup mengunggah foto kartu tanda penduduk dan pengecekan rekam jejak di Bank Indonesia, pinjaman bisa disetujui.
Sekali cekrek, upload foto KTP, dana pinjaman bisa cair dalam hitungan jam, bahkan menit. Sangat mudah, bukan? Tapi karena lebih mudah, tak jarang juga peminjam menggunakan uang untuk kegiatan yang konsumtif.
Kalau tidak bijak menggunakan dana pinjaman itu, bisa-bisa kita susah di belakang hari. Uang bisa jadi terpakai untuk hal yang tak bermanfaat, cicilan tetap harus dibayar.
Agar utang tidak menumpuk, kamu harus baca tip dari Cek Aja berikut ini, jangan pinjam dana ke fintech untuk keperluan-keperluan berikut ini:
Rumah dan kendaraan pribadi bisa menjadi kebutuhan primer yang harus dimiliki. Saat mengajukan dua jenis pinjaman ke pihak bank atau leasing, kamu biasanya diwajibkan untuk membayar uang muka sebagai tanda jadi.
Perlu dicatat, meminjam uang untuk DP rumah atau kendaraan bermotor tidaklah bijak. Ada cicilan yang harus dibayar setiap bulannya. Kalau ditambah dengan pinjaman online pribadi sebagai DP, jumlah dana yang harus dikeluarkan untuk membayar cicilan akan bertambah.
Beban utang ini akan sangat berisiko bagimu. Risikonya, kalau tak bisa membayar, kamu bisa kehilangan rumah atau mobil itu.
Ada juga orang yang memenuhi kebutuhan harian dengan pinjaman online. Misalnya dari belanja dapur sampai sewa rumah. Lebih baik jangan pernah melakukan ini.
Untuk membayar kebutuhan harian tersebut, harusnya kamu sudah punya pos dana yang bersumber dari penghasilan bulanan atau gaji. Dahulukan kebutuhan pokok yang harus dibayar duluan, seperti membayar listrik, terakhir baru urusan konsumsi.
Jika masih ada sisa, barulah kamu bisa menggunakannya untuk kebutuhan lain.
Suntuk kerja? Liburan bareng teman atau keluarga memang jadi solusi terbaik. Untuk berlibur ke tempat impian, tentu butuh dana yang tidak sedikit.
Tapi, jangan mengandalkan dana fintech. Para perencana keuangan menyarankan liburan tak menggunakan dana pinjaman. Lebih baik kamu menabung untuk anggaran jalan-jalan.
Ada baiknya menabung 3—6 bulan sebelum hari-H. Sisihkan perlahan untuk transportasi, akomodasi, dan biaya lain-lain, seperti tiket masuk tempat wisata dan konsumsi.
Yang keempat, jangan gunakan pinjaman online untuk belanja. Ini akan menambah beban keuangan. Alih-alih bergaya, yang ada kamu bisa dipusingkan oleh utang konsumtif.
Baik-baik nanti utangnya sebesar gaji sendiri. Alangkah bijak jika kamu menabung terlebih dahulu sebelum membeli barang.
Menggunakan pinjol untuk membayar tagihan kartu kredit sama halnya dengan gali lubang tutup lubang. Cara ini sangat tidak disarankan oleh pakar keuangan karena pada dasarnya kamu akan tetap memiliki utang yang harus dibayar kelak. Tagihan kartu kredit yang menumpuk bisa saja terbayar lunas, tapi tagihan utang pinjol juga menanti.
Solusi lain untuk melunasi tagihan ini adalah mengajukan keringanan pembayaran lewat sistem cicilan. Beberapa bank sudah memiliki layanan tersebut dengan tenor sampai 24 bulan.
Oleh karenanya lain kali, pergunakan kartu kredit dengan bijak dan cerdas. Ingatlah bahwa persentasi utang yang ideal maksimalnya hanya 30 persen dari penghasilan.
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah