Kepala BKKBN Yakini Judi Online Salah Satu Pemicu dari 560 Ribu Perceraian pada 2023: "Suami Melayang Terus...."

Kepala BKKBN Yakini Judi Online Salah Satu Pemicu dari 560 Ribu Perceraian pada 2023: "Suami Melayang Terus...."

© Kepala BKBBN Hasto Wardoyo 2024 maverick

© Kepala BKBBN Hasto Wardoyo 2024 maverick

Dream - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), dokter Hasto Wardoyo menilai judi online merupakan racun atau toxic dalam keluarga. Bahkan judi yang dilakukan lewat sambungan internet itu bisa menyebabkan perceraian.

© Ilustrasi judi online 2023 maverick

Hasto menjelaskan judi online dapat memicu masalah-masalah dan pertengkaran antara suami dan istri.

Masalah yang awalnya kecil bisa bertambah besar jika kegemaran melakukan judi online terus dilakukan.

"Judi online ada implikasi terhadap keluarga,”

© PPATK Ungkap Lebih 1.000 Anggota Dewan Terlibat Judi Online, Total Transaksi Capai Rp25 M 2024 maverick

Ujungnya, judi online bisa menyebabkan perceraian. Hasto menjelaskan, faktor perceraian tertinggi bisa ditimbulkan dari keributan kecil yang berkepanjangan. Menurut laporan statistik Indonesia, pada 2023 angka pernikahan tercatat sebanyak 1,5 juta. Sementara, perceraian sebanyak 516.000.

“Hari ini perceraian tertinggi sebabnya dari cekcok kecil yang berkepanjangan dan judi, saya yakin, menimbulkan cekcok kecil dalam keluarga. Karena suami melayang terus pikirannya, berangan tinggi tidak mendarat, konflik kecil-kecil berkepanjangan menjadi

ungkap Hasto.

Menurut Hasto, pelaku judi yang mayoritas laki-laki, kepala rumah tangga maupun anak laki-laki, akan menjadi toxic dan racun berbahaya bagi keluarga.

BKKBN sendiri telah melakukan bina keluarga supaya keluarga bisa tentram, mandiri dan bahagia melalui Indeks Pembangunan Keluarga atau iBangga.

Bina keluarga salah satunya mencakup soal judi online.

Menyikapi dampak buruk tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus meningkatkan upaya untuk mempersempit ruang gerak bagi kegiatan judi online.

Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi mengatakan, pemain yang kecanduan judi online berpotensi melakukan tindakan kriminal, terlebih sebagian besar di antara mereka masih berusia muda.

"Judi online ini menurut data memang kebanyakan kaum muda, anak-anak di usia 17 sampai 20 tahun. Ini kan meresahkan, karena kecanduan judi online, anak-anak ini bisa melakukan tindakan kriminalitas, pencurian, perampokan, dan sebagainya, belum dampak-damp

tutur Budi.