Foto: Pixabay.com
Dream - Gerakan #BijakBerplastik yang dilakukan Danone-AQUA diyakini akan berdampak signifikan bagi membaiknya kondisi lingkungan. Hasil penelitian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB-UI) menemukan dampak lingkungan, ekonomi, dan sosial dari gerakan tersebut.
Danone-AQUA telah menjalankan program Gerakan #BijakBerplastik selama empat tahun terakhir. Gerakan ini dibuat untuk mendukung program Pemerintah mencapai target pengurangan jumlah sampah plastik yang masuk ke lautan sebesar 70 persen di tahun 2025.
Salah satu solusi yang dilakukan adalah menerapkan dan menggerakkan pengelolaan sampah dengan ekonomi sirkular. Dengan sistem ini tumpukan sampah diubah menjadi sesuatu yang bernilai dengan pendauran ulang.
“ Gerakan #BijakBerplastik menjadi komitmen perusahaan untuk mengimplementasikan praktik Ekonomi Sirkular dalam operasional perusahaan dan pengelolaan sampah kemasan paska konsumsi secara berkelanjutan," kata Vera Galuh Sugijanto, VP General Secretary Danone Indonesia, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, 12 Oktober 2022.
Peneliti Eknomi Lingkungan LPEM-UI, Bisuk Abraham Sisungkunon Saat memaparkan hasil dari studi terkait Gerakan #BijakBerplastik menemukan adanya tiga dampak gerakan tersebut terhadap lingkungan, ekonomi dan sosial.
" Ini dijalankan melalui pendekatan survei dengan total 200 responden dan cakupan wilayah di DKI Jakarta, Tangerang Selatan dan Bali," kata Bisuk yang memastikan penelitiannya dilakukan secara independen.
Untuk dampak bagi lingkungan, Gerakan #BijakBerplastik dilaporkan menambah jumlah sampah yang didaur ulang menjadi 17 persen lebih banyak. Dengan program ini jumlah sampah yang tetap berada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menurun sebesar 14 persen. Imbasnya, olume sampah yang berakhir di ekosistem laut ikut berkurang.
Gerakan ini juga diestimasi berkontribusi menurunkan jumlah sampah yang dibakar dan dapat menghindari emisi hingga mencapai 36.369 ton CO2.
Jumlah ini setara dengan penghematan emisi dari perjalanan 5.288 kali mengelilingi bumi dengan mobil berbahan bakar bensin atau juga setara dengan penurunan jejak karbon di Jakarta Selatan sebesar 0,17 persen.
Sementara dari sisi perekonomian terlihat adanya peningkatan nilai ekonomi mencapai Rp1,22 triliun selama periode 2018 hingga 2021. Dampak ini setara dengan biaya modal pembangunan sekitar 2.225 Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) dan pemberian bantuan edukasi Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk 453.000 siswa SD di seluruh Indonesia.
Khusus untuk kemasan galon guna ulang terdapat kontribusi sebesar Rp460 miliar terhadap PDB. Hal ini meliputi penciptaan lapangan kerja langsung (13.316) maupun tidak langsung (3.416). Hal ini di antaranya juga didorong oleh program AQUA Home Service (AHS)
Sementara itu 9 dari 10 partisipan #BijakBerplastik mengakui telah merasakan dampak ekonomi dengan adanya berbagai program #BijakBerplastik.
Gerakan #BijakBerplastik juga terus mendapat dukungan positif dari para pemangku kepentingan, di antaranya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, dan Yayasan Pembangunan Citra Insan Indonesia (YPCII) sebagai salah satu mitra lembaga yang ikut menjadi pencetus program Inclusive Recycling Indonesia (IRI).
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN