Indeks Syariah Berbalik Menguat Ikut Arus Bursa Regional

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Selasa, 22 November 2016 16:35
Indeks Syariah Berbalik Menguat Ikut Arus Bursa Regional
Indeks sektor pertambangan pun `meroket`.

Dream - Indeks acuan saham syariah ditutup menguat pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa 22 November 2016. Sentimen laju indeks regional yang didominasi kenaikan ikut menyulut aksi beli pemodal lokal

Penguatan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan Jakarta Islamic Index (JII) dibayangi aksi jual pemodal asing yang memanfaatkan aksi beli pemodal lokal.

Pada penutupan perdagangan harian Bursa Efek Indonesia (BEI), inIndeks ISSI menguat 1,079 persen (0,64%) ke level 170, 245. Sementara indeks saham bluechip syariah, JII naik 0,664 poin (0,10%) ke level 684,148.

Hingga paska perdagangan saham, investor melakukan aksi jual beli saham pada 46,59 miliar lembar dengan nilai transaksinya mencapai Rp4,12 triliun. 

Tercatat asing melakukan aksi jual pada saham syariah senilai Rp 554 miliar, dengan Rp 294 miliar diantaranya merupakan saham-saham unggulan syariah. 

Sokongan aksi beli pemodal lokal sukses membawa 128 saham syariah ditutup di teritori positif. Sementara 61 saham syariah lainnya, 11 diantara bluechips syariah, masih terkena tekanan jual. 

Hhampir seluruh indeks sektoral berkinerja positif pada perdagangan kali ini. Sektor pertambangan mencetak kenaikan tertinggi dengan meroket 3,25 persen diikuti sektor konsumer 2,18 persen, dan properti 1,32 persen.

Hanya ada satu indeks sektoral yang mencetak koreksi yaitu industri aneka yang turun 1,54 persen.

Emiten-emiten saham syariah pencetak top gainer hari ini dihuni UNTR yang naik Rp650, PTBA Rp425, WIKA Rp160, PGAS Rp120, dan INCO Rp120.

Emiten-emiten yang menjadi top losser adalah emiten LPPF yang harga sahamnya terkoreksi paling dalam, yaitu Rp1.375, diikuti oleh saham INTP Rp425, AKRA Rp225, UNVR Rp200, dan ASII Rp150.

Dari pasar uang, nilai tukar rupiah ditutup di level Rp13.433 per dolar AS. Nilai kurs ini melemah 28 poin atau 0,21 persen.(Sah)

Beri Komentar