Jumlah Masker Terjual Sejak Geger Virus Corona Setara 9 Kali Penduduk Jakarta

Reporter : Syahid Latif
Selasa, 28 Januari 2020 10:47
Jumlah Masker Terjual Sejak Geger Virus Corona Setara 9 Kali Penduduk Jakarta
Penjual diberi peringatan keras tak mencoba cari untung.

Dream - Penjualan masker di China melalui situs jual beli Taobao mencapai 80 juta buah hanya dalam dua hari perdagangan pada 20-21 Januari 2020 lalu. Jumlah tersebut setara dengan 9 kali, tepati 8,8 kali, populasi penduduk DKI Jakarta.

Untuk diketahui, data Sensus Penduduk dari Badan Pusat Statistika (BPS) tahun 2010 melaporka jumlah penduduk Jakarta mencapai 9,6 juta jiwa.

Gelombang pembelian masker di China membuat pengelola Taoba memberikan peringatan keras pada penjual agar tak mencoba mencari untung di tengah derita yang dialami warga China.

Mengutip laporan BBC.com, industri farmasi memperkirakan para produsen sarung tangan kemungkinan akan mengalami ledakan pembelian akibat merebaknya wabah virus corona.

Sayangnya, kecemasan yang dialami warga Tiongkok dimanfaatkan penjual yang mencoba mencari untung dari musibah tersebut.

 

 

 

1 dari 6 halaman

Penjual Diberi Peringatan Keras

Taobao yang dimiliki raksasa retail online Alibaba langsung mengirimkan peringatan keras kepada para penjualnya. Mereka dilarang untuk menaikkan harga jual masker.

Laman Straits Times dalam laporannya menyebutkan, pada November lalu, satu paket masker 3M berisi 20 buah biasanya dijual seharga 178 yuan. Kini para pencari untung mencoba menjualnya dengan harga hampir 10 kali lipat menjadi harga 1.100 yuan pada Selasa lalu.

Dalam pernyataan, Taobao memastikan akan memberikan subsidi khusus untuk menjamin harga masker dapat terjangkau pembeli. Mereka juga menjamin distribusi masker di tengah kondisi masyarakat yang sedang merayakan Tahun Baru China.

 

2 dari 6 halaman

Penjualan Suplemen Meningkat

Kemenkes: Cara Penularan Virus Corona Belum Diketahui

Joleen Siew dari Glovinda, sebuah situs e-Commerce di Singapura mengaku adanya peningkatan signifikan penjualan masker dibandingkan hari-hari biasa.

" Kami juga melihat ada tren kenaikan pembelian produk kekebalan tubuh seperti vitamin dan suplemen karena orang tua yang ingin melindungi anak-anaknya. Orang Singapura terkenal suka melakukan langkah antisipasi terhadap hal seperti ini," ujarnya.

Sementara presiden Malaysian Rubber Glove Manufactures Association, Denis Low menyatakan telah meminta anggotanya untuk memacu produksi. " Kami akan menambah kapasitas dan membuat penyesuaian dalam proses produksi."

Malaysia diketahui menjadi produsen karet terbesar dunia dengan dua per tiga sarung tangan dunia berasal dari negara jiran ini.(Sah, Sumber: BBC.com)

3 dari 6 halaman

Deretan Bisnis yang `Jatuh Sakit` Karena Virus Corona

Pasien Terduga Terjangkit Virus Corona Dirawat di RSPI Sulianti Saroso

Dream - Virus corona yang menyerang China dan menyebar ke berbagai dunia mencekam seluruh negara. Selain memakan korban jiwa, virus corona yang bermutasi menjadi 2019-NCoV juga meruntuhkan sendi-sendi ekonomi Tiongkok yang saat ini jadi motor ekonomi dunia.

Penyebaran virus corona membuat sederet pebisnis gigit jari. Mereka harus bersiap menelan pil pahit di tahun tikus logam tersebut. 

Dikutip dari South China Morning Post, Selasa 28 Januari 2020, bisnis travel seperti Trip.com dan Fliggy menawarkan pembatalan booking gratis yang dibuat untuk bepergian ke Wuhan.

Hal yang sama dilakukan situs pemesanan tiket online, Meituan Dianping dan Qunar.com juga akan memberikan jasa full refund bagi mereka yang berada di area terinfeksi.

Kalangan pebisnis ritel dan restoran juga sepertinya harus memperbarui target pendapatannya. Merujuk data penjualan tahun baru China lalu, Kementerian Perdagangan Tiongkok melaporkan penjualan ritel dan restoran di sana selama libur panjang akhir tahun mencapai 1 triliun yuan (Rp1.959,05 triliun). Kini, penjualan hanya mencapai 513,9 miliar yuan (Rp1.006,75 triliun).

Bisnis transportasi juga diperkirakan bakal terpukul oleh virus Corona. CNBC, yang dikutip oleh Liputan6, memberitakan Wakil Menteri Transportasi Tiongkok, Liu Xiaoming, mengatakan ada penurunan perjalanan dari masyarakat pada hari pertama Tahun Baru Imlek sebesar 28,8 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Dengan rincian, perjalanan udara turun 41,6 persen, perjalanan kereta api sebesar 41,5 persen dan transportasi darat di jalan raya menurun 25 persen.

Pada hari Minggu, China Railway Chengdu mengumumkan akan menghentikan beberapa rute kereta api berkecepatan tinggi - termasuk beberapa dengan tujuan Shanghai - untuk beberapa hari ke depan, hingga awal Februari.

(Sah, Sumber: Liputan6.com/Nurmayanti)

4 dari 6 halaman

Virus Corona Mematikan, Amankah Belanja Barang dari China?

Dream - Virus corona jenis 2019-Ncov saat ini jadi hal yang sangat menakutkan bagi penduduk negara-negara Asia. Virus ini menyebabkan 80 kematian warga Wuhan, China, hanya dalam hitungan pekan.

Penyebaran begitu mudah, yaitu melalui udara dan bersin, bahkan bisa terjangkit melalui mata. Hal ini membuat kepanikan orang-orang yang kerap berbelanja online di China.

 

 

Beberapa e-commerce menyediakan layanan berbelanja di China dengan ongkos kirim yang sama. Harga barang yang kerap lebih murah membuat banyak warga Indonesia tergoda untuk langsung membeli barang-barang dari China.

Merebaknya virus 2019-Ncov membuat banyak orang ragu untuk berbelanja di China, karena akan menerima paket dari negara tersebut. Pasalnya, hal ini dikhawatirkan bisa membuat penerima paket berisiko terkena virus.

5 dari 6 halaman

Pembawa Virus?

Banyak yang bertanya, bisakah paket dari China sebagai media pembawa virus? Dijelaskan oleh dr. Made Wirawan yang terkenal dengan akun @blogdokter di Twitter kalau virus memiliki sifat tidak bisa bertahan pada benda mati.

Twit dr Made

" Virus tidak bisa hidup lama pada benda mati. Virus tidak tahan dengan pemanasan sempurna. Gunakan prinsip itu saat berhadapan dengan virus,"  tulis dr. Made di akun Twitternya.

 

6 dari 6 halaman

Paket Cukup Aman

Menurut dr. Made, jika yang ditakutkan adanya virus pada paket dari China, tidak perlu terlalu khawatir. Pasalnya, paket tersebut adalah benda mati, apalagi bakal terpapar panas cukup lama selama transportasi.

Twit dr Made

Jika paket memang sempat terkena virus, maka virus tersebut bakal mati. Virus hanya bisa bertahan jika ada inang yang hidup seperti manusia atau hewan, atau memang dalam perlakuan khusus.

Christopher Lee, dokter dari Sungai Buloh Hospital, yang merupakan penasihat nasional penyakit infeksi Kementerian Kesehatan Malaysia juga mengungkap kalau menerima paket dari China relatif aman.

" Paket biasanya membutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk sampai ke tujuan. Virus tak bisa bertahan dalam periode tersebut," ungkap Lee seperti dikutip dari Mothership.sg.

 

Beri Komentar