Indeks Syariah Dan IHSG Melemah Pada Kamis 7 November 2019. (Foto: Shutterstock)
Dream - Indeks syariah kembali melanjutkan pelemahannya pada penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, 7 November 2019. Sentimen kenaikan cadangan devisa Indonesia tak mampu menghalangi aksi jual investor.
Diketahui, cadangan devisa Indonesia naik dari US$124,3 pada September 2019 menjadi US$126,7 miliar.
Volume jual yang masih cukup besar membuat analis memperkirakan lantai bursa masih akan menghadapi koreksi.
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) sore ini melorot 1,432 poin (0,76%) ke level 187,977. Semula, indeks ISSI dibuka menguat di level 189,964 saat perdagangan masuk sesi per-pembukaan. Laju ISSI masih bertahan beberapa menit usai bel perdagangan dibunyikan.
Namun kondisi pasar yang masih menghadapi tren jual memaksa investor melepas portofolionya. Apalagi pelaku pasar dibayangi sentimen rilis cadangan devisa Indonesia.
Sejak terpeleset masuk teritori negatif, ISSI sama sekali tak bisa keluar dari tekanan jual. Level terendah ISSI dicetak di level 186,842.
Indeks keping biru syariah, Jakarta Islamic Index (JII) juga tak lepas dari tekanan jual investor. JII melemah usai ditutup turun 6,499 poin (0,94%) ke level 686,311.
Indeks JII70 melorot 1,879 poin (0,80%) ke level 232,093.
Investor malah ramai menjual saham, terutama di sektor barang konsumsi, pertambangan, dan industri aneka. Ketiga indeks ini masing-masing melemah 1,71 persen, 1,58 persen, dan 1,41 persen.
Hanya indeks industri dasar yang menguat 0,88 persen dan properti 0,23 persen.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 51,921 poin (0,83%) ke level 6.165,624.
Emiten syariah pencetak top gainer kali ini adalah SONA yang harga sahamnya meningkat Rp500, OMRE Rp255, INTP Rp250, MAPA Rp250, dan SILO Rp225.
Harga sahan UNTR terkoreksi Rp800, ICBP Rp425, BRAM Rp300, ITMG Rp300, dan FIRE Rp255.
Di pasar uang, kenaikan cadangan justru bisa membungkam dolar AS. Rupiah kembali menendang dolar AS ke level Rp13 ribu. Pada 16.40, nilai tukar dolar AS melemah 31 poin (0,22%) ke Rp13.991.
Dream - Bursa saham syariah Indonesia terjungkal setelah kemarin sempat menguat sepanjang perdaganagan. Aksi jual investor asing serta kurs rupiah terhadap dollar AS yang melemah di atas Rp14 ribu.
Dua sentimen tersebut membuat investor memilih melakukan aksi jual portofolionya.
Pada penutupan perdagangan saham di BEI, Jakarta, Rabu, 6 November 2019, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ditutup melemah 1,132 poin (0,59%) ke level 189,409. ISSI mendekam seharian di zona merah setelah terkoreksi di level 190,603 saat sesi prapembukaan.
ISSI yang sempat menembus zona positif dan bertengger di level tertinggi 190,640 tak bisa mempertahankan laju penguatannya tersebut.
Koreksi juga dialami dua indeks keping biru syariah. Jakarta Islamic Index (JII) menutup perdagangan tengah pekan ini dengan melemah 3,840 poin (0,55%) ke level 692,810.
Sedangkan indeks JII70 turun 1,597 poin (0,68%) ke level 233,972.
Laju pelemahan tiga indeks saham syariah ini beriring dengan koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang merosot 46,607 poin (0,74%) ke level 6.217,545.
Aksi jual saham membuat mayoritas indeks sektoral rontok, terutama di sektor keuangan dan infrastruktur. Indeks keuangan terjun 1,60 persen dan infrastruktur 1,18 persen.
Hanya indeks pertambangan yang menguat 0,99 persen. Penguatan ini tak bisa menahan laju perdagangan.
Emiten syariah yang bertengger di posisi top gainer kali ini adalah BYAN yang harga sahamnya naik Rp1.100, INTP Rp600, SONA Rp300, SMGR Rp175, dan LPPF Rp170.
Saham BRAM amblas Rp2.500. Koreksi harga juga terjadi pada UNTR sebesar Rp400, UNVR Rp400, TCPI Rp300, dan TPIA Rp175.
Dari pasar uang, rupiah berbalik menguat. Dolar AS kembali menembus level Rp14 ribu. Pada 16.22, kurs dolar AS menguat 57 poin (0,41%) ke level Rp14.026 per dolar AS.
Dream - Bursa saham Indonesia tetap tancap gas meski data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2019 lebih rendah dibandingkan tiga dan enam bulan sebelumnya. Investor menyambut positif data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) itu karena sesuai ekspektasi.
Seperti diketahui, BPS mencatat ekonomi Indonesia tumbuh 5,02 persen pada kuartal III 2019.
Pada penutupan perdagnagan Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 5 November 2019, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) naik tinggi 2,245 poin (1,29%) ke level 190,541. ISSI terus menanjak sejak sesi pagi dimulai.
ISSI membuka perdagangan di level 188,561 saat sesi prambukaan perdagangan. Terus melaju positif hingga sesi penutupan, ISSI sempat menembus level tertinggi di 190,541.
Kenaikan signifikan juga dicetak indeks keping biru syariah, Jakarta Islamic Index (JII) yang meroket 15,458 poin (2,27%) ke level 696,650.
Sementara indeks JII70 menanjak 4,308 poin (1,86%) ke level 235,569.
Munculnya aksi beli investor setelah data ekonomi terbaru membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ke jalur positif. IHSG mengaut 83,808 poin (1,36%) ke level 6.264,152.
Investor ramai melantai di bursa. Aksi beli saham membuat semua indeks sektoral melesat.
Aksi beli saham terbanyak ada di sektor pertanian, industri aneka, dan keuangan. Indeks sektor pertanian meroket 1,98 persen, industri aneka 1,96 persen, keuangan 1,94 persen.
Emiten syariah pencetak top gainer kali ini adalah UNTR yang harga sahamnya melesat Rp1.475, AALI Rp700, CPIN Rp400, UNVR Rp375, dan ITMG Rp250.
Sebaliknya, harga saham BRAM melorot Rp3.200. Penurunan harga saham ini diikuti oleh TCID sebesar Rp275, BAYU Rp245, SMGR Rp225, dan TCPI Rp225.
Pada 16.25, rupiah perkasa terhadap dolar AS. Nilai tukar dolar AS merosot 48 poin (0,34%) ke level Rp13.965.