Mengintip Gurita Bisnis Fashion Muslim Dunia

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Senin, 6 Agustus 2018 11:15
Mengintip Gurita Bisnis Fashion Muslim Dunia
Adakah Indonesia jadi pemainnya?

Dream Modest fashion Muslim tak lagi dipandang sebelah mata. Industri ini berkembang dari bisnis sampingan menjadi salah satu lini bisnis utama industri fesyen.

Tak hanya perusahaan atau desainer muslim, kini tren hijab mulai dilirik brand ternama dunia. Merek fesyen Dolce and Gabbana dan H&M belum lama ini merilis lini bisnis fesyen Muslim dan menggunakan model berhijab.

Ya, pasar fesyen Muslim ini memiliki nilai ekonomi yang cukup besar sekaligus menggiurkan. Data State of Global Islamic Economy 2017/2018, Senin 6 Agustus 2018 mencatat pengeluaran masyarakat Muslim untuk membeli baju dan alas kaki pada 2016 mencapai US$254 miliar (Rp3.678,99 triliun). Angka ini mencapai 11 persen dari pengeluaran global.

Pada 2022 mendatang, diprediksi pengeluaran untuk modest fashion dunia bisa meningkat 7 persen menjadi US$373 miliar (Rp5.402,62 triliun).

Dengan potensi pasar yang sedemikian besar, pemerintah negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan inkubator mendorong brand modest fashion dan pemasok untuk mendiversifikasi produk dan mengadaptasi permintaan konsumen.

Pasar fesyen Muslim tak bisa dipandang sebelah mata. Di tingkat global, dia menduduki peringkat ketiga setelah Amerika Serikat dan Tiongkok. Nilai pasar fesyen Amerika Serikat mencapai US$412 miliar (Rp5.967,61 triliun) dan Tiongkok US$367 miliar (Rp5.315,72 triliun).

Dari besarnya pasar fesyen Muslim, rupanya Indonesia turut mengambil bagian.

1 dari 2 halaman

Di Mana Posisi Indonesia?

Di Mana Posisi Indonesia? © Dream

Indonesia tercatat sebagai pasar terbesar kelima untuk fesyen Muslim. Angkanya mencapai US$13,5 miliar (Rp195,53 triliun) pada 2016. Posisinya jauh di bawah Turki yang sebesar US$27,4 miliar (Rp396,86 triliun), Uni Emirat Arab US$20,8 miliar (Rp301,27 triliun), Nigeria US$17,6 miliar (Rp254,92 triliun), dan Arab Saudi US$16 miliar (Rp231,74 triliun).

Sayangnya, sebagai negara yang populasi Muslimnya terbesar di dunia, Indonesia belum mampu menjadi pemain utama dalam mengembangkan busana Muslim.

Negara terbaik yang mengembangkan modest fashion Muslim adalah Uni Emirat Arab, disusul oleh Turki, Italia, Singapura, dan Perancis.

Negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia juga masuk peringkat keenam dan ketujuh negara terbaik pengembang fashion Muslim. Peringkat 8 ada India, 9 Srilanka, dan 10 Maroko.

2 dari 2 halaman

Mengapa Italia dan Singapura Masuk Daftar?

Mengapa Italia dan Singapura Masuk Daftar? © Dream

Ada yang unik dari daftar pengembang modest fashion Moslem. Dua negara yang sama-sama minoritas muslim justru masuk ke dalam daftar. Negara ini rupanya menyadari betul besarnya potensi pasar pakaian Muslim.

Italia menduduki peringkat keempat karena menyadari peluang pasar modest fashion. Begitu pula Singapura yang juga menggencarkan ekspor fesyen Muslim ke negara OKI. 

(Sah)

Beri Komentar