Kawasan Perkantoran Di Jakarta. Foto: Pixabay.com
Dream - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan Indonesia tak akan jatuh ke jurang resesi seperti yang dialami oleh beberapa negara lain.
Bahlil menjelaskan, realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2022 di atas angka 5 persen. Ia pun yakin ekonomi Indonesia tetap akan tumbuh di atas 5 persen sepanjang 2022.
" Resesi masih jauh sekali. Untuk 2022 kami optimistis bisa mencapai target pertumbuhan di atas 5 persen," katanya dalam konferensi pers Ekonomi Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat di Kantor BKPM Jakarta, dikutip dari Liputan6.com, Selasa, 8 Agustus 2022.
Bahlil mencontohkan, pencapaian ekonomi Indonesia yang mampu tumbuh sebesar 5,44 di kuartal II 2022 secara year on year (yoy) menjadi sinyal kuat akan prospek cerah di tahun ini.
Mengingat, sejumlah negara justru mengalami perlambatan ekonomi imbas dari kenaikan harga komoditas energi akibat konflik Rusia dan Ukraina.
" Pertumbuhan ekonomi kuartal II-2022 bagus 5,44 persen. Kita lihat investasi tumbuh, konsumi rumah tangga juga tumbuh," bebernya.
Selain itu, ucap Bahlil, laju inflasi di Indonesia juga relatif terkendali di level 4,35 persen yoy pada Juni 2022 dibandingkan negara di kawasan Asia Tenggara atau ASEAN.
Misalnya, Singapura sebesar 6.68 persen, Thailand 7,66 persen, Laos 23,60 persen, Myanmar 17,30 persen, dan Filipina 6,10 persen.
" Hampir semua negara mengalami persoalan inflasi. Di Indonesia, sekalipun naik tapi masih terkendali," tekannya.
Lanjutnya, kinerja neraca dagang Indonesia juga tetap memperpanjang rekor surplus selama 26 bulan berturut-turut. Per Juni 2022, neraca perdagangan surplus US$5,09 miliar.
" Untuk 2022 kami optimistis bisa mencapai target pertumbuhan di atas 5 persen," tutupnya.
Sebelumnya, Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, Ekonomi Indonesia cenderung lebih kuat dibanding banyak negara dunia, termasuk Amerika Serikat (AS) yang saat ini secara teknis sudah masuk dalam lubang resesi.
Hal ini ditunjukan dengan angka pertumbuhan ekonomi kuartal II 2022 yang menyentuh 5,44 persen secara tahunan (year on year/YoY).
Menengok catatan sebelumnya, pertumbuhan ekonomi positif di atas 5 persen ini terus terjaga sejak akhir tahun lalu, dimana pada kuartal IV 2021 ekonomi tumbuh 5,02 persen. Sementara pada kuartal I 2022 pertumbuhan ekonomi sebesar 5,01 persen.
" Kita selama tiga kuartal di atas 5 persen. Ini menunjukan Indonesia relatif lebih baik dari negara lain," ujarnya.
Sebagai perbandingan, ia menyebut ekonomi Indonesia jauh lebih perkasa dibanding Amerika Serikat yang mengalami resesi.
Sebagai catatan, Negeri Paman Sam pertumbuhan ekonominya terperosok minus 1,6 persen di kuartal IV 2021, dan masih bertahan di minus 0,9 persen pada kuartal I 2022.
" Amerika sudah negatif dua kuartal. Itu artinya Amerika sudah masuk resesi," kata Menko Airlangga.
Pelemahan ekonomi juga terasa di negara-negara Uni Eropa akibat adanya konflik geopolitik Rusia-Ukraina. Seperti Jerman, yang pertumbuhan ekonominya bertengger di angka 1,51 persen.
" China juga untuk pertama kalinya mendekati nol, 0,4 persen. Ini jadi catatan karena China dan Amerika (Serikat) dua engine pertumbuhan ekonomi dunia," ungkap Menko Airlangga Hartarto.
Namun, ia tak mau jumawa dan tetap mewaspadai imbas pelemahan ekonomi negara-negara besar dunia tersebut.
" Kita berharap impact jangka panjangnya tidak berdampak pada ekonomi di Asean," tandasnya.
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media