Pegawai Dipecat, Bikin Pembalasan Terakhir Untuk Perusahaan (Foto: Shutterstock)
Dream – Seorang copywriter muda di sebuah agensi periklanan di Selandia Baru menjadi berita utama sejumlah media di Negeri Kiwi tersebut. Dia membawa badut profesional sebagai penyemangat orang dalam rapat perusahaan.
Padahal nasib anak muda sebagai pegawai di perusahaan tersebut sedang di ujung tanduk. Pria tersebut bernama Josh Thompson.
Mengutip laman Oddity Central, Senin 7 Oktober 2019, perusahaan di negeri kecil itu memang memperbolehkan pegawai untuk membawa pendukung untuk mengatasi PHK di acara “ pink slip meeting”.
Para pendukung bisa berasal dari keluarga atau teman terdekat. Merasa dilindungi hukum, Thompson memutuskan memilih membawa badut ke kantor.
Setelah menerima e-mail dari manajemen yang meminta diskusi terhadap perannya di perusahaan dan diminta membawa orang pendukung, Josh menduga akan terjadi hal yang terburuk. Dia pun membuat persiapan jika akhirnya memang kabar buruk yang didengar.
Berbekal duit US$200 (Rp2,84 juta), Thompson menyewa badut dan menjadikannya “ pink slip meeting” paling canggung sepanjang sejarah.
“ Saya berpikir entah promosi atau lebih buruk. Saya berpikir lebih baik membawa seorang profesional. Saya bayar badut senilai US$200,” kata dia kepada Magic Talk Radio.
Thompson menceritakan badut yang disewa sedikit ribut. Dia juga memintanya diam untuk sementara.
Agensi perusahaan tempat Josh bekerja, FCB New Zealand, tak berkomentar tentang masalah individual. Tapi, menurut surat elektronik yang dikirim kepada New Zealand Herald yang berjudul “ coulrophobia” alias takut badut, juru bicara perusahaan mengatakan hal yang dilakukan Thompson memang cerita paling aneh yang terjadi diperusahannya.
Beruntung bagi Josh. Sejak pindah ke Australia, dia langsung mendapatkan pekerjaan baru. Josh juga menginspirasi para pelawak.
(Sah, Odditycentral.com)
Dream - Seorang pekerja wanita di China baru-baru ini menjadi sorotan publik.
Wanita yang bekerja sebagai pegawai di sebuah bar di Changsha, Provinsi Hunan China itu dipecat atasan karena perkara membalas pesan.
Seperti diberitakan worldofbuzz.com, insiden pemecatan itu bermula saat manajer bar mengirim pesan lewat grup WeChat yang ditandai untuk si pegawai.
Sang manager memintanya mengirimkan beberapa dokumen rapat. Namun, dia rupanya tidak menyukai balasan dari pegawai.
Pasalnya sang pegawai membalas pesan bosnya hanya dengan menggunakan emoji “ OK”.
Media online lokal mengatakan, sang manager merasa tersinggung dengan balasan yang diterima.
" Kamu harus menggunakan teks untuk membalas pesan jika kamu sudah menerimanya. Apakah kamu tidak tahu aturannya?" jawab manajer itu. " Apakah ini tanda Kamu sudah menerima?"
Beberapa menit kemudian dia mengatakan kepada pegawai itu untuk menghubungi bagian HRD dan mengajukan pengunduran dirinya.
" Ini adalah kasus nyata, pengunduran diri masih diproses," ucap pegawai itu.
" Saya telah bekerja selama bertahun-tahun dan ini adalah pertemuan pertamaku dengan situasi semacam ini. Saya tidak mudah marah karena itu saya tidak membalas."
Pegawai itu mengatakan kolega-koleganya setuju, perilaku manajer itu sudah keterlaluan.
Setelah insiden itu, sang manajer telah mengirimkan pengumuman resmi kepada grup WeChat yang meminta semua orang menggunakan " Roger" ketika membalas pesan.
Wang Li-ping, seorang profesor Sekolah Bisnis Renmin yang berspesialisasi dalam manajemen dan sumber daya manusia, mengatakan pemecatan karyawan tersebut dilakukan sewenang-wenang.
" Tapi inilah yang mungkin terjadi di perusahaan kecil dan menengah, karena mereka mungkin tidak memiliki peraturan atau sistem yang komprehensif terkait dengan situasi seperti ini," kata Wang.
Ini bukan pertama kalinya karyawan China dituduh oleh manajernya memiliki disiplin yang buruk dalam berkirim pesan teks.
Awal bulan ini, seorang karyawan dimarahi karena dinilai kurang memiliki sopan santun dasar WeChat, karena membalas " Um" yang dalam bahasa Cina, yang berarti " dicatat" .
(ism, Sumber: worldofbuzz.com)
Dream - Walaupun kenaikan gaji di sebuah perusahaan adalah hal yang lumrah terjadi, namun tidak semua karyawan berani memintanya secara terang-terangan kepada bosnya. Apalagi jika si bos sulit berkomunikasi atau kerap menanggapi secara tidak enak.
Memang soal gaji menjadi hal yang sensitif untuk dibicarakan dengan atasan. Tetapi tidak untuk salah seorang karyawan ini.
Ia secara terang-terangan berani mengungkapkan keluh kesah soal gajinya kepada sang bos.
Seperti yang terlihat dari beberapa capture whatsapp yang diunggah oleh akun Facebook Kementrian Humor Indonesia berikut ini...
(Facebook.com/ Kementrian Humor Indonesia)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya