Rahasia Warung Upnormal Hadapi Persaingan Ketat Bisnis Kuliner

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Kamis, 12 Maret 2020 09:36
Rahasia Warung Upnormal Hadapi Persaingan Ketat Bisnis Kuliner
Sektor bisnis kuliner menarik dan menimbulkan banyak pemain.

Dream - Potensi bisnis kuliner yang besar membuat orang tertarik untuk membuka usaha di bidang ini. Santer kita mendengar jika pebisnis kuliner, rumah makan atau kue kekinian, bisa mendapat untung berlipat ganda.

Bayang-bayang keuntungan besar itulah yang membuat bisnis kuliner ini tumbuh bak jamur dalam beberapa tahun terakhir. Hampir di setiap sudut kota, berdiri kafe, kedai atau rumah makan baru.

Kondisi ini membuat persaingan bisnis makanan semakin ketat. Seleksi alam akhirnya berlaku. Yang kuat akan bertahan.

Founder Warung Upnormal, Sarita Sutedja, mengatakan persaingan bisnis tak hanya terjadi di industri kuliner, tetapi juga bisnis-bisnis lainnya seperti penginapan dan transportasi.

Sarita mengatakan satu-satunya cara untuk tetap bertahan di tengah persaingan ketat industri kuliner saat ini adalah invoasi, kecepatan, dan informasi. 

“ Kalau bicara persaingan yang pasti yang sekarang itu yang unggul itu yang cepat. Kalau kita liat siapa yang tahu informasi lebih dulu, siapa yang bisa implementasi karena tahu informasi dia yang menang,” kata Sarita kepada Merdeka.com di Bandung, Jawa Barat, dikutip dari Merdeka.com, Kamis 12 Maret 2020.

1 dari 6 halaman

Persaingan Industri Tak Lagi Pandang Produk Enak

Persaingan industri kuliner saat ini tidak lagi melihat siapa yang mampu membuat produk itu menjadi enak. Bahkan, tidak juga bicara siapa yang mampu memberikan pelayanan yang bagus bagi konsumen. Pelaku usaha kuliner kini dituntuk bisa mengimplementasikan berbagai inovasi dan ide lebih cepat.

Sarita menyarankan, faktor paling penting untuk terus bertahan adalah terus berpikir membuat rencana kerja ke depan.

Dia menyontohkan bisnis Upnormal yang setiap tahun selalu membuka gerai baru. Tak hanya membidik generasi milenial, Upnormal juga memperhatikan kebutuhan generasi Z. Perusahaan berusaha memetakan target dan strategi yang akan dikeluarkan.

“ Komunikasinya seperti apa, update, lalu mau launching produk yang harus kayak gimana, kan?” kata dia.

2 dari 6 halaman

4 Tips Sukses Bisnis Kuliner Ala Chef Bara

Dream - Kuliner sudah banyak diketahui merupakan bisnis yang menjanjikan. Keuntungan yang diperoleh bisa berlipat ganda dari biaya produksi yang dikeluarkan. Namun semua itu hanya bisa dicapai saat makanan dan minuman yang dibuat laris pembeli.

Beberapa orang mencoba peruntungan dengan beralih menjadi pebisnis kuliner. Ada yang berhasil, namun tak jarang gagal di tengah jalan. 

Bisnis kuliner memang gurih dan minim modal tapi ada risiko. Tapi bukan berarti kamu tak bisa meraih sukses dari bidang ini. Kuncinya adalah mengetahui trik mengelola bisnis kuliner yang tepat.

Mengutip laman Merdeka.com, Selasa 11 Februari 2020, Chef Bara Pattiradjawane, mengakui usaha di bidang kuliner beberapa tahun terakhir menjadi salah satu yang digemari masyarakat. Usaha ini memang takkan pernah ditinggalkan dan akan terus berkembang.

 

 

" Industri kuliner itu, tidak akan ada habisnya, paling yang berubah hanya bagaimana seorang menyajikan masakannya," kata Bara dalam acara pelatihan Go-Jek Swadaya, di Jakarta.

Kini, menurut Bara, hanya dengan fasilitas dapur di rumah dan koneksi internet untuk mengunggah makanan atau minuman yang ingin dijual, kamu sudah bisa menjalankan usaha dalam bidang kuliner. Apalagi jasa pengiriman telah berkembang sangat cepat.

Selain anak muda, peluang bisnis ini juga terbuka bagi ibu rumah tangga. Sembari menjaga anak-anak di rumah, ibu rumah tangga bisa menjalankan bisnis kuliner.

Berikut ini ada empat tips bisnis kuliner dari Chef Bara.

3 dari 6 halaman

Inovasi

Tips pertama dalam berbisnis kuliner ala Bara ialah mengedepankan inovasi. Cobalah hindari memulai bisnis ini dengan latah menjiplak usaha tetangga

“ Banyak ibu yang melakukan kesalahan tersebut (ikut-ikutan usaha yang tetangganya jalani). Saya selalu bilang, meski mendapatkan ide dari tetangganya, saya bilang, kamu harus menciptakan sesuatu yang baru, memberikan suatu inovasi," kata dia.

Bara menilai inovasi sangat penting dalam bisnis, terutama untuk urusan rasa. Saat tetangga menjual bakso cilok, usahakan membuat inovasi misalnya dengan membuat bakso pakai mie.

" Jangan langsung cari resep bakso cilok seperti apa yang tetangga jual,” kata dia.

4 dari 6 halaman

Mental Kuat

Terjun ke dunia bisnis juga perlu mental yang kuat. Diperlukan persiapan untuk menghadapi hari-hari dimana bisnis kamu sepi pembeli.

Kamu harus terus maju dan meyakini bahwa usaha yang dirintis akan maju pada kemudian hari. Pada dasarnya, semua orang memerlukan proses untuk menuju kesuksesannya dalam usaha.

“ Kadang-kadang bisa sehari ada 10 orang yang pesan. Kadang-kadang tak ada sama sekali, kadang hanya 1-2. itu benar-benar kita harus melatih mental untuk tidak boleh menyerah,”kata dia.

5 dari 6 halaman

Terima Kritik

Saat berada di puncak kesuksesan, Bara menyarankan untuk bisa menerima kritik. Cobalah untuk mendengarkan orang yang memberikan kritik misalnya dengan mengatakan masakanmu terlalu asin.

“ Jangan dijadikan patokan untuk mengubah resep yang kamu miliki,” kata Bara jika kritik hanya muncul dari 1 atau dua orang saja.

Akan tetapi, jika ada lebih dari sepertiga yang mengkritikmu, kamu harus lebih banyak belajar.

6 dari 6 halaman

Terus Belajar

Pebisnis harus terus belajar dan selalu merasa kurang dalam menuntut ilmu. Dengan begini, kamu bisa menggali ilmu dan keterampilan memasak. “ Saat ini, informasi banyak dijumpai dari Google, YouTube, buku-buku resep, dan lain sebagainya untuk kita coba,” kata dia.

Hal yang sering dilupakan adalah memperhatikan manajemen dapur atau memasak. Kamu harus tahu cara penyimpanan bahan-bahan makanan dengan baik dan benar serta memahami sistem untuk mesterilkan peralatan dapur dan ruang dapur.

Bara juga mengingatkan untuk menjaga kebersihan makanan dan alat-alat dapur yang digunakan. Misalnya, memisahkan talenan bawang, daging, dan sayur.

“ Itu harus terpisah. (Oleh karena itu, harus) dibekali ilmu tentang manajemen memasak yang baik, termasuk sterilisasi bahan-bahan dan sebagainya. Itu adalah tanggung jawab penjual kepada pembeli,” kata dia.(Sah)

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More