Bikin Kemasan Bumbu Ramah Lingkungan Pertama di Indonesia, Ajinomoto Raih Rekor MURI

Reporter : Ferdike Yunuri Nadya
Rabu, 7 September 2022 06:12
Bikin Kemasan Bumbu Ramah Lingkungan Pertama di Indonesia, Ajinomoto Raih Rekor MURI
Industri makanan sudah mulai menaruh perhatian besar pada pengelolaan bahan agar lebih ramah lingkungan

Dream - Gaya hidup sustainable atau ramah lingkungan mulai dilakoni banyak perusahaan. Mulai dari hal kecil seperti tidak menyediakan sedotan, hingga pembeli harus membawa tas sendiri untuk mengurangi penggunaan plastik.

Begitu pula dengan industri retail makanan yang mulai menerapkan proses produksi ramah lingkungan. Selain soal limbah, banyak industri makanan mulai menaruh perhatian besar pada proses produksi lain dengan tujuan tidak mencemari lingkungan.

Salah satu yang menerapkan konsep ramah lingkungan ini adalah Pabrik Ajinomoto di Mojokerto yang menjalani berbagai upaya untuk mencapai Zero Waste. Berbagai upaya dilakukan meliputi pengurangan emisi karbon, pengurangan konsumsi air, penerapan Bio-Cycle & Eco-Activity yang menghasilkan co-product seperti Pupuk AJIFOL, AMINA, dan bahan baku pakan ternak FML.

Selain itu ada juga peningkatan pengelolaan air limbah supaya kualitas air yang disalurkan ke Sungai Brantas lebih baik dan bersih.

 

1 dari 3 halaman

Sesuai dengan Kebijakan Kementerian Perindustrian

Istimewa

“ Ajinomoto melakukan praktik ekonomi sirkular. Kami selalu mempertahankan dan meningkatkan efisiensi produksi dari hulu hingga hilir pada proses produksi yang ada,” jelas Yudho Koesbandryo, Direktur PT Ajinomoto Indonesia pada keterangan tertulis yang diterima Dream.

Salah satu konsep circular economy atau ekonomi sirkular berkaitan dengan kebijakan yang digulirkan Kementerian Perindustrian berupa industri hijau. Konsep ini diaplikasikan dengan mengupayakan efisiensi terhadap penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyeleraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Ajinomoto berusaha menekan penggunaan bahan mentah untuk meningkatkan produktivitas. Pada proses tersebut industri ini dapat menghasilkan co-product atau produk samping yang memiliki nilai jual dan bisa diaplikasikan di bidang pertanian. 

“ Selain proses pembuatan co-product yang menerapkan Bio-Cycle & Eco-Activity, Ajinomoto juga banyak menerapkan aktivitas produksi yang ramah lingkungan seperti pengurangan 34.900 ton emisi karbon (CO2). Kami mempunyai target mengurangi 180.000 ton CO2 pada tahun 2023, dari based line tahun 2018,” lanjut Yudho.

2 dari 3 halaman

Mengurangi Penggunaan Air

Upaya lain yang ditempuh Ajinomoto adalah mendukung pelestarian lingkungan melalui penghematan dengan mengurangi penggunaan air hingga 31 persen dari based line tahun 2016. Langkah ini bertujuan untuk menjaga ketersediaan air dalam skala regional sehingga dapat membantu mengatasi keterbatasan sumber daya air akibat peningkatan konsumsi air terutama pada saat masa pandemi.

Istimewa

“ Kami aktif mengerjakan kegiatan reduce, reuse, recovery, dan recycle untuk penggunaan air di setiap aktivitas yang ada,” tambah Yudho yang mengaku pengurangan penggunaan air hingga 31 persen tak membuat kemampuan produksi MSG dan seasoning lain berkurang.

3 dari 3 halaman

Mengurangi Sampah Plastik

Upaya lainnya adalah mengurangi hingga 30% penggunaan material plastik di kemasan untuk mengatasi masalah penumpukan sampah plastik.

Istimewa

Pengurangan penggunaan material plastik di antaranya diterapkan pada produk masako sebesar 8,4 persen dalam setiap kemasan 9 gram dan 9,5% dari setiap kemasan sajiku. Ke depan perusahaan sudah mulai melakukan penelitian untuk menekan penggunaan material plastik di setiap produk.

Atas inisiasi itulah brand MSG Ajinomoto memperoleh rekor MURI sebagai bumbu MSG pertama di Indonesia dengan kemasan yang ramah lingkungan. Melalui langkah-langkah tersebut, Ajinomoto berharap dapat menginspirasi banyak pihak untuk melakukan gerakan lainnya yang bertujuan menjaga kelestarian lingkungan.

Beri Komentar