Foto: Celebfamily.com
Dream - Nama Roman Avdeev di Indonesia barangkali terdengar asing untuk mereka yang tak banyak mengikuti berita bisnis. Namun coba sebut nama Avdeev di Rusia. Hampir semua orang akan mengenal sosok konglomerat yang tersohor karena sifat dermawannya.
Melihat dari kekayaannya, Avdeev adalah pebisnis dengan total harta terbanyak ke-56 di jajaran miliarder terkaya Rusia versi Forbes tahun 2020.
Avdeev adalah pemilik sekaligus ketua Dewan Direksi Moscow Credit Bank. Dia juga tercatat sebagai anggota Dewan Direksi dana pensiun swasta, Soglasie. Namanya benar-benar menjadi simbol kesuksesan dan kekayaan di Rusia.
Data ternyata dari Forbes Real Time Net Worth menunjukan hartanya Avdeev saat ini diperkirakan mencapai US$1,7 miliar atau setara Rp25,3 triliun.
Melansir laman yosuccsess.com, Senin, 29 Agustus 2022, kesuksesan yang didapatkan Roman adalah hasil dari kerja keras, kecerdasan dan keterampilannya yang luar biasa.
Sosok Roman Avdeev lahir pada 17 Juli 1967, di Odintsovo, wilayah Moskow. Sejak kecil ia sudah memiliki mimpi untuk menjadi seorang arkeolog. Namun begitu lulus dari sekolah menengah, dia melanjutkan pendidikan di Institut Energi di ibu kota Rusia, Moskow.
Setahun menyelesaikan pendidikan di Institut, Avdeev dipanggil menjadi tentara militer. Pada 1986, Roman Avdeev bertugas di Kostroma dengan penempatan di bagian konstruksi militer. Di sana dia sempat bekerja sebagai sekretaris komandan dan sempat menjadi petugas kebersihan.
Avdeev yang kala itu juga tetap melanjutkan pendidikan harus bekerja sebagai pembersih dan penjaga di malam hari untuk memberi makan istri dan anaknya.
Kemudian, ia melanjutkan pendidikan teknisnya di Universitas Teknik Lipetsk untuk mendapat gelar diploma. Di sana dia juga mengikuti kursus praktis perbankan di Universitas Bisnis Internasional Moskow dan teknologi Informasi.
Kariernya di dunia perbankan dimulai ketika ia bekerja di MCB pertama kalinya, yaitu 25 tahun yang lalu. Kala itu, MCB hanya memiliki 14 orang karyawan, dan hampir tak ada bisnis yang berjalan.
Namun di rentang tahun 1994-1996 Avdeev memberikan banyak inisiasi proyek yang berujung pada kesuksesan. Ia bahkan mampu menyukseskan proyek-proyek MCB lebih baik dibandingkan karyawan lainnya.
Di tengah namanya yang semakin terkenal, Avdeev mengambil langkah mengejutkan di tahun 1966. Dia mengundurkan diri dari perusahaan itu tapi tetap menginvestasikan uangnya pada MCB.
Namun di tahun 2008 Avdeev kembali fokus pada MCB. Ia nekat menginvestasikan seluruh uangnya ke MCB demi pengembangan bank. Dengan demikian mulailah tahap baru kehidupan bisnisnya dan lembaga keuangan.
Keputusan nekat itu terbukti jitu. Empat tahun berselang, tepatnya tahun 2012, MCB mampu mengumpulkan dana dari European Bank for Reconstruction and Development (EBRD) dan International Finance Corporation (IFC) dari langkah korporasi menjual saham perusahaan.
Setelah mengumpulkan dana, ternyata nama MCB naik dan masuk dalam daftar 20 bank teratas berdasarkan aset.
Pada tahun 2016, MCB sukses dibawa Avdeev sebagai salah satu dari 10 bank paling sukses dan terbesar di Federasi Rusia. MCB juga diakui sebagai bank komersial regional swasta terbesar di Rusia.
Advertisement
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
75 Ucapan Hari Santri Nasional 2025 yang Penuh Makna dan Bisa Jadi Caption Media Sosial
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Clara Shinta Ungkap Rumah Tangganya di Ujung Tanduk, Akui Sulit Bertahan karena Komunikasi Buruk