Gizi Buruk Kronik Menjadi Salah Satu Masalah Di Indonesia.
Dream – Pemerintah mengalokasikan anggaran Rp47 triliun untuk menangani problem stunting di Tanah Air. Wakil Menteri Keuangan, Mardiasmo menjelaskan anggaran triliunan rupiah tersebut tersebar di sejumlah kementerian dan lembaga.
Untuk diketahui stunting merupakan masalah gizi buruk dan rendahnya kemampuan kognitif. Permasalahan stunting ini tidak mudah untuk dideteksi secara awam.
Laporan Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2013, menunjukkan data prevalensi stunting di Indonesia sebesar 37,2 persen. Ini menandakan stunting merupakan permasalahan yang sangat serius dalam menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang cerdas, sehat, dan produktif untuk dapat berdaya saing tinggi.
" Masalah stunting adalah basic dan fundamental sehingga penting untuk diatasi bersama,” kata Mardiasmo di Jakarta, Selasa 14 Agustus 2018..
Menurut Mardiasmo, anggaran pemerintah juga dikucurkan dalam bentuk dana transfer ke daerah dan dana desa. Nilainya mencapai Rp93 triliun.
" Apalagi dengan akumulasi dana untuk stunting sejak Indonesia merdeka, jumlahnya sangat besar,”
Mardiasmo mengatakan penanganan masalah stunting tak hanya bertumpu kepada pemerintah pusat. Dibutuhkan kerjama dari pihak swasta, lembaga swadaya masyarakat, serta media massa.
Masalah gizi buruk kronik ini merupakan masalah yang harus diatasi bersama.
" Pemerintah menetapkan 160 kabupaten prioritas penanganan stunting, bertambah dari tahun lalu yang hanya 100 kabupaten, di antaranya NTB, NTT, Babel, dan Sulawesi Tengah,” kata Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Wakil Presiden RI, Bambang Widianto.
(Sah/Laporan: Erisa Yuana)
Dream - Mengontrol asupan makanan tidak semata-mata mengikuti pola makan tiga kali sehari. Asupan gizi berkualitas pun penting untuk pertumbuhan fisik dan psikis anak-anak. Kurang gizi atau gizi buruk, apalagi pada 1.000 hari pertama kehidupan seorang anak bisa menyebabkan stunting.
" Dalam 1.000 hari pertama itu, sebaiknya gizinya dijaga dan cegah infeksi berlebihan. Ibunya pun harus mencegah anemia dan mempertahankan berat badan ideal supaya tidak stunting," ujar Endang Achadi, Guru Besar FKM UI di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan, Minggu 22 Juli 2018.
Dikutip dari MCA Indonesia, stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahu.
Kurangnya gizi yang mengakibatkan stunting bisa dilihat dari panjang tubuh bayi saat dilahirkan dan perkembangan kecerdasannya ketika SD.
" Kalau panjang tubuhnya kurang dari 47 sentimeter, berarti sudah mengalami stunting. Selain otot dan tinggi, organ lain pun tidak bekerja maksimal dan lebih rentan. Ketika dia sudah bisa berpikir, terlihat pertumbuhan otaknya juga," kata Endang.
Pengaruh stunting tidak pada usia dini. Karena itulah kondisi ini perlu menjadi perhatian bagi mereka yang akan memiliki anak dan sudah memiliki anak. Yaitu mengonsumsi makanan kaya gizi saat hamil dan memberikan menu makanan kaya gizi pada anak-anak.
" Pengaruhnya bersifat permanen. Makanya, beberapa dampak stunting baru bisa dilihat dari kinerjanya saat sekolah atau bekerja," ungkapnya.
Panjang tubuh dan tinggi badan yang kurang akibat stunting, hanya 25 persen dipengaruhi oleh genetik. Maka dari itu, tinggi rata-rata seseorang bisa menjadi penentu kualitas hidupnya.
" Lingkungan berpengaruh sebesar 75 persen. Di Jepang tahun 1900-an, rata-rata tinggi laki-laki 157 sentimeter. Sekarang 170 sentimeter. Berarti lingkungannya sudah lebih baik," imbuhnya.
Demi terhindar dari stunting, ada asupan penting yang harus dipenuhi. Yaitu konsumsi karbohidrat, protein, vitamin dan mineral perlu diperhatikan sejak dini.
" Karbohidrat penting untuk dikonsumsi secukupnya. Begitu juga vitamin, mineral, protein nabati dan hewani. Tidak lupa olahraga," ujar Endang.
Advertisement
Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu

Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini



IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan Tubuh

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu