Tidak Jarang Orang Kebobolan Saat Mengatur Keuangan Pribadi.
Dream – Apakah Anda selalu bermasalah dengan keuangan? Atau kerap kebobolan meskipun sudah bersusah payah untuk mengencangkan ikat pinggang?
Jika sudah berusaha keras, tapi tetap gagal juga, bisa dipastikan salah satu penyebab kegagalan itu berasal dari diri sendiri.
Kalau begitu, sudah waktunya untuk berkaca dan melihat seberapa besar peran diri untuk meluluhlantakkan keinginan untuk berhemat. Bisa jadi diri sendiri adalah musuh terbesar dalam manajemen keuangan.
Benarkah?
Dilansir dari CheatSheet, Sabtu 18 Maret 2017, ada beberapa tanda yang memperlihatkan penyebab kegagalan manajemen uang berasal dari diri sendiri. Salah satunya adalah tidak punya kendali diri terhadap uang. Alangkah lebih baik jika kamu meninggalkan kartu kredit atau kartu debet di rumah dan membawa uang tunai. Lalu, temui terapis finansial jika punya masalah yang cukup serius terhadap uang.
Tanda berikutnya adalah tidak menabung untuk pensiun. Padahal, menabung untuk hari tua sangat penting untuk kenyamanan finansial pada masa depan.
Selain itu, masih ada tanda-tanda lainnya bahwa diri sendiri merupakan musuh terbesar bagi seseorang dalam mengatur keuangan. Berikut ini adalah 5 tanda lainnya.
Rumput tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri. Yup, peribahasa ini ada benarnya ketika orang iri gaya hidup tetangga lebih baik daripada darinya, dilihat dari kondisi keuangan. Ingat, walaupun “ rumput tetangga” lebih baik daripada “ rumput sendiri”, mereka tetap perlu “ air” dan bisa jadi harganya lebih mahal. Tetangga bisa saja menikmati hidup yang wah karena mereka berutang. Tentu mereka tidak akan hidup glamor tanpa kartu kredit.
Jangan sampai terjerat utang demi bisa tampil mewah seperti mereka. Berjalanlah di trek keuangan Anda sendiri.
Perasaan bisa memberi nilai lebih bagi seseorang ketika berbelanja. Contohnya, perasaan senang dan ketertarikan seseorang membuat pengalaman berbelanja menjadi lebih manis. Tapi, ingat yang jangan baper ketika berbelanja karena itu bisa membuat kondisi finansial menjadi buruk.
Belanja dengan perasaan bisa membuat kondisi finansial seseorang bermasalah dan terjerat utang. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh NerdWallet dan Hariss Poll, 49 persen responden mengatakan perasaan membuat mereka membelanjakan uang lebih banyak daripada yang mereka mampu.
Ini bukan mengajarkan orang menjadi pelit, tapi lebih baik untuk melihat-lihat dulu orang yang hendak diberi utang. Sebab, tidak jarang uang yang dikembalikan peminjam, tidak utuh jumlahnya, bahkan tidak dikembalikan sama sekali. Sebuah studi dari Journal of Economic Psychologic menemukan peminjam biasanya memperlakukan pinjaman sebagai hadiah.
Jika ingin memberikan pinjaman kepada orang lain, lebih baik membuat perjanjian utang. Ingat juga bahwa Anda tidak wajib memberikan pinjaman kepada orang lain dan atur batas uang yang akan dipinjamkan.
Tidak memiliki dana darurat adalah cara jitu untuk mengarah ke bencana keuangan. Untuk menghindarinya, sisihkan sebagian dana ke pos dana darurat. Anggaran ini akan memberikan dana talangan ketika berada di situasi darurat. Memiliki uang tunai yang cukup akan mengurangi ketergantungan seseorang terhadap kartu kredit.
Tanda berikutnya yang menunjukkan diri sendiri sebagai “ musuh” seseorang adalah tidak mengerti finansial. Dia tidak meluangkan waktu untuk belajar keuangan, padahal ada banyak jalan untuk mempelajarinya, misalnya dari buku, seminar, lokakarya, atau situs keuangan.
Berdasarkan riset National Capability Study, ditemukan bahwa dua pertiga orang Amerika tidak bisa lolos untuk tes dasar literasi keuangan. Jika ingin melek keuangan, luangkan waktu untuk belajar menabung, investasi, membuat anggaran, dan rencana pensiun.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN