Seorang Pengemudi Sepeda Motor Melintas Di Depan Perumahan.
Dream – Pemerintah, melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), terus menyalurkan rumah subsidi kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Penyaluran ini dilakukan melalui Program Sejuta Rumah.
Dikutip dari Liputan6.com, Jumat 24 Agustus 2018, MBR yang akan membeli rumah subsidi, akan mendapatkan tanggungan asuransi. Misalnya, asuransi jika terjadi kebakaran, asuransi jiwa, sampai default kreditnya.
“ Mereka diberhentikan kerja dan tidak bisa membayar. Itu ter-cover,” kata Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR, Lana Winayanti, di Jakarta.
Tapi, asuransi kalau terjadi bencana alam masih digodok pemerintah. “ Itu belum disebutkan asuransinya. Ini yang sedang kami bahas bagaimana kalau terjadi sebuah bencana,” kata dia.
Lana mengatakan, Kementerian PUPR belajar dari dampak gempa yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat. “ Kami tak menutup kemungkinan bahwa bisa terjadi bencana di lokasi-lokasi lain karena Indonesia juga terletak di ring of fire. Jadi, mungkin saja di lokasi lain juga bisa terkena,” kata dia.
Menurut Lana, per 20 Agustus 2018, pemerintah telah menyalurkan 582.638 unit rumah subsidi. Program rumah ini tak hanya untuk MBR, tetapi juga masyarakat non-MBR. Namun, porsi rumah bagi non-MBR hanya sedikit.
“ Yang non-MBR itu kan porsi yang dibangun. Nah, mereka, kan, ambil KPR yang komersial. Yang akan lebih terpengaruh dengan kebijakan Bank Indonesia (BI) dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Kalau rumah subsidi, itu benar-benar rumah yang dibangun pengembang dengan harga yang sesuai dengan harga subsidi,” kata Lana.
Dia menambahkan, rumah subsidi ini masuk ke dalam urusan pemerintah. “ Kalau yang non-MBR tidak diurus, hanya dicatat saja bahwa itu masuk ke dalam Program Sejuta Rumah,” kata Lana.
Menurut data Kementerian PUPR, rumah subsidi bagi MBR sebanyak 68 persen dan non-MBR 32 persen. Selama periode 2015—2017, porsi rumah subsidi untuk non-MBR terus mengecil. Pada 2015, porsi rumah MBR dan non-MBR sebesar 65:32, 2016 71:29, dan 2017 75:25.
Dream – The Padjajaran Residence menawarkan rumah murah untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Harga jualnya sebesar Rp141 juta dengan cicilannya Rp800 ribu per bulan atau sekitar kurng dari Rp 30 ribu sehari.
Para calon pembeli juga akan dimanjakan dengan suku bunga yang tak berubah selama 5 tahun dengan tenor panjang sampai 20 tahun.
Dilansir dari Merdeka.com, sales The Padjajaran Residence, Ari, mengatakan pembeli yang berminat, bisa menyetor uang pendaftaran (booking) sebesar Rp1 juta dan uang muka sebesar Rp3 juta. Ari menggarisbawahi biaya perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) untuk KPR subsidi sudah masuk ke dalam harga jual.
“ Sebenarnya uang muka yang harus dibayar itu Rp 7 juta. Tapi ada SBUM (subsidi bantuan uang muka) Rp 4 juta, jadinya Rp 3 juta,” kata dia di Indonesia Convention Exhibition, BSD, Tangerang Selatan, Banten, ditulis Jumat 15 September 2017.
Para pembeli juga diminta membayar uang Rp2,5 juta yang terdiri atas uang wawancara Rp200 ribu, pembukaan rekening Rp200 ribu, dan Rp1,5 juta untuk saldo mengendap.
Menurut Ari, kecilnya biaya yang dikeluarkan ini bertujuan untuk memperlancar pembelian rumah.
Pembeli juga harus melengkapi persyaratan KPR dan menandatangani surat pemesanan rumah (SPR), paling lambat 14 hari setelah membayar uang pemesanan. Jika mengundurkan diri, uang muka, biaya proses, dan booking fee dianggap hangus.
" Kalau terjadi penolakan dari pihak bank, uang muka akan dikembalikan dan hanya dipotong biaya administrasi saja,” kata dia.
Sekadar informasi, rumah murah yang ditawarkan The Padjajaran Residence ini berlokasi di Kampung Sasak Bali, Pilar, Cikarang, Bekasi. Rumah ini bertipe 29/60.
Dream – Pemerintah membangun 1.147 rumah bersubsidi tipe 36/108 di Pekanbaru, Riau. Pemerintah menyediakan uang muka (down payment/DP) dan bantuan uang muka untuk rumah bersubsidi ini.
Untuk memiliki rumah ini, masyarakat cukup membayar DP 1 persen dan cicilan Rp750 ribu per bulan.
“ Sudah selesai dibangun 700 (unit) dan laku keras. Sudah. Yang mengantre banyak sekali,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menghadiri prosesi akad KPR bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Perumahan Griya Setia Bangsa, Pekanbaru, Riau, dilansir dari setkab.go.id, Senin 24 Juli 2017.
Jokowi mengatakan, pihak swasta yang membangun rumah perumahan ini. Mantan Gubernur DKI ini menyebut, sasaran perumahan ini adalah MBR yang berpenghasilan Rp3 juta-Rp4 juta. Untuk kredit pemilikan rumah, disediakan cicilan sebesar Rp900 ribu untuk dan Rp750 ribu untuk 20 tahun.
“ Jadi, kalau gaji Rp3,5 juta atau Rp4 juta, ya, enteng. Sewa di sini juga Rp600 ribu. Kalau nambahi dikit, ini jadi hak milik. Ya, semuanya akan milih beli rumah. Jadi, arahnya ke sana, (ke) subsidi pemerintah itu,” kata dia.
Jokowi berharap, perumahan-perumahan seperti ini tak hanya dibangun di Karawang, Tangerang, Balikpapan, dan Pekanbaru, tetapi juga di semua kota.
“ Nanti tinggal dilihat. (Kalau) mmang peminatnya banyak, masyarakat ingin, ya, subsidi itu tahun depan kami tambahi lagi. Agar lebih banyak rumah yang bisa disubsidi, rumah yang dibangun oleh swasta (di)-back up atau subsdi pemerintah,” kata dia.
Advertisement
Detail Spesifikasi iPhone 17 Air, Seri Paling Tipis yang Pernah Ada
4 Komunitas Seru di Bogor, Capoera hingga Anak Jalanan Berprestasi
Resmi Meluncur, Tengok Spesifikasi dan Daftar Harga iPhone 17
Keren! Geng Pandawara Punya Perahu Ratusan Juta Pengangkut Sampah
Pakai AI Agar Tak Khawatir Lagi Salah Pilih Warna Foundation