(c) Shutterstock
Dalam merencanakan keuangan pribadi, mungkin masih banyak yang belum mempersiapkan dana darurat. Ada juga sebagian orang yang menganggap bahwa dana darurat itu sama dengan tabungan. Padahal, kenyataannya kedua jenis simpanan ini berbeda lho.
Sesuai dengan namanya, dana darurat sifatnya antisipatif, yaitu menjadi penyelamat saat keadaan darurat. Entah itu untuk biaya pengobatan darurat yang tidak ditanggung BPJS Kesehatan dan asuransi, atau ketika tiba-tiba harus dirumahkan sementara terkait kondisi pandemi.
Terlebih di situasi yang serba nggak pasti ini, punya dana darurat itu sangat penting. Jadi, gimana sih caranya supaya dana yang dibutuhkan di kondisi darurat ini bisa terkumpul? Beberapa trik ini bisa kamu coba.
Hal pertama yang perlu diperhatikan saat menyiapkan dana darurat adalah memahami kondisi keuangan kamu saat ini. Catat berapa pendapatan bulanan dan pengeluaran yang biasa dihabiskan setiap bulan. Dengan melakukan pengecekan terhadap cashflow seperti ini, kamu bisa menentukan berapa besaran dana darurat yang harus disisihkan. Supaya lebih memudahkan, buat pembukuan khusus yang berisi detail pendapatan dan pengeluaran.
Secara umum, besaran dana darurat yang ideal adalah 6x gaji. Kelihatannya memang besar, tapi percayalah dana ini bisa menyelamatkanmu di masa paling gawat sekalipun sehingga kondisi keuangan tetap stabil, tapi tidak mengganggu tabungan pribadi yang sudah dikumpulkan.
Secara umum, menyiapkan dana darurat harus menggunakan prinsip urgensi. Kalau selama ini kamu punya budget bulanan untuk belanja fashion atau ngopi, nggak ada salahnya mengalihkan budget tersebut untuk mengisi pundi-pundi dana darurat. Baju baru atau kopi yang menemani kerja memiliki sifat opsional. Sementara itu, dana darurat lebih penting demi masa depan keuangan yang lebih baik.
Tahu nggak sih salah satu hal yang bikin susah banget menyimpan dana darurat karena masih tercampur dengan rekening yang digunakan untuk menyimpan uang bulanan? Nah, biar nggak terjebak kesalahan yang sama karena uang yang disimpan terpakai untuk keperluan sehari-hari, lebih baik simpan dana darurat di rekening terpisah, sehingga lebih aman terkendali.
Dengan rekening terpisah, risiko dana terpakai akan lebih minimal. Selain itu, dana darurat juga nggak akan tercampur dengan dana lain seperti tabungan atau uang jajan, sehingga lebih mudah dalam memantau apakah target yang diharapkan sudah tercapai atau belum.
Setelah merencanakan untuk punya dana darurat, terus apa yang harus dilakukan selanjutnya? Poin pentingnya adalah segera memulainya dan lakukan secara rutin. Menyisihkan gaji untuk dana darurat awalnya mungkin nggak semudah yang dibayangkan karena kebutuhan lain yang tiba-tiba harus dipenuhi. Misalnya membantu orang tua yang sakit atau kondisi lainnya.
Namun, asal dilakukan secara rutin, pasti dana darurat tersebut akan terkumpul juga. Poin paling penting adalah konsisten untuk terus menyisihkan uang dan hindari menggunakan dana yang sudah ada untuk kebutuhan yang sifatnya bukan urgent.
Itu tadi beberapa tips mengamankan dana darurat yang bisa menyelamatkan keuanganmu saat kondisi gawat. Yuk, semangat menyisihkan dana darurat!
Advertisement
Momen Kocak Nikita Willy Tak Bisa Bedakan Cabe Rawit dan Cabe Keriting
Komunitas Emak-Emak Matic, Melek Teknologi Bisa dapat Cuan
Erick Thohir Dilantik Jadi Menpora Gantikan Dito Ariotedjo
Bahagia dan Haru, Para Siswa Sambut Kembali Kepsek SMP N 1 Prabumulih
Ohn No Khao Swe, Mi Myanmar Didaulat Jadi Mi Terenak di Dunia Versi TasteAtlas
Kafe Ini Merilis Kopi Rasa Jamur, Keunikannya Bikin Penasaran
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
5 Wisata Ramah Anak di Sentul, Bikin Si Kecil Betah Main Seharian
Oshiya Jadi Profesi Unik di Jepang, Bantu Dorong Penumpang Masuk Kereta
Momen Kocak Nikita Willy Tak Bisa Bedakan Cabe Rawit dan Cabe Keriting