Waduh! Pengeluaran Paling Besar Terjadi Saat Umur Ini

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Senin, 2 Maret 2020 07:42
Waduh! Pengeluaran Paling Besar Terjadi Saat Umur Ini
Ada banyak kebutuhan yang memerlukan biaya banyak, misalnya, menikah.

Dream - Setiap orang harus bekerja agar bisa memenuhi kebutuhannya dalam hidup. Semakin bertambahnya usia, jumlah kebutuhan yang harus dipenuhi pun semakin banyak.

Dikutip dari Liputan6.com yang melansir Business Insider, Senin 2 Maret 2020, survei yang dilakukan oleh perusahaan kredit, ClearScore mengungkapkan ada usia tertentu seseorang akan mengeluarkan uang dalam jumlah terbanyak sepanjang hidup. Ternyata, usia itu adalah 31 tahun.

Menurut survei, usia 31 merupakan usia rata-rata di mana orang akan menapaki jenjang yang lebih tinggi dalam hidup.

Misalnya, banyak dari mereka yang memilih menikah, baru punya anak atau harus menabung untuk membeli rumah.

Rata-rata, menurut laporan itu, saat menginjak usia 31 tahun seseorang harus menabung sebanyak US$60 ribu atau Rp857 juta demi bisa mencukupi semua kebutuhannya. Uang itu nantinya bisa digunakan sebagai biaya menikah, punya anak atau membeli rumah.

 

1 dari 6 halaman

Biaya menikah

Clearscore menjelaskan, pengeluaran terbesar pada usia tersebut adalah untuk menikah yakni sebanyak 27 persen.

Disusul dengan membeli rumah dengan presentase 25 persen. Posisi ketiga adalah memiliki anak yang bakal memakan 20 persen pengeluaran.

" Sekitar 60 persen responden yang kami survei mengatakan bahwa mereka memanfaatkan uang tabungan untuk membayar kebutuhan tersebut. Sementara 33 persen mengandalkan bantuan finansial dari orang tua untuk menolong mereka," tulis ClearScore.

Sementara itu, ketakutan finansial terbesar yang dilanda orang berusia 30 tahun adalah tidak cukup memiliki dana untuk pensiun.

Ada sebagian dari responden yang disurvei juga takut tidak memiliki stabilitas finansial yang cukup untuk menopang kehidupan anak mereka nantinya.

(Sumber: Liputan6.com/Vina A. Muliana)

2 dari 6 halaman

Survei: Orang yang Emosinya Stabil Lebih Boros Saat Liburan

Dream - Musim libur segera datang. Biasanya, pada akhir tahun, para karyawan lebih emosional karena harus memikirkan hadiah untuk orang-orang tercinta atau harus bertanggung jawab mengurus rencana liburan kantor.

Ngomong-ngomong soal kondisi mental dan emosi seseorang, diyakini terkait langsung dengan jumlah pengeluaran selama liburan. Studi dengan judul “ Who are the Scrooges? Personality Predictors of Holiday Spending”, ditemukan bahwa orang yang emosinya stabil dan kurang tertekan cenderung menghabiskan lebih banyak uang.

 

 

Sementara, orang yang lebih gugup dan cemas justru belanja lebih sedikit selama liburan. Penelitian ini juga menunjukkan kepribadian seseorang berdampak pada tujuan dan rencana keuangan jangka panjang.

“ Kami sudah tahu lama bahwa kepribadian berkaitan dengan pengeluaran. Seberapa banyak uang yang bisa dibuat untuk membuatmu bahagia atau seberapa lama kamu hidup. Tapi, kami kurang mengetahui alasan kepribadian berkaitan dengan hal-hal seperti ini,” kata salah satu penulis penelitian dari Northwestern University, Sara Weston, dikutip dari studyfinds.org.

3 dari 6 halaman

Orang yang Perhitungan Juga Bisa Lebih Boros

Survei yang diterbitkan oleh jurnal “ Social Psychological and Personality Science ini meneliti 2.133 peserta dan menghubungkannya dengan lima hal, yaitu keterbukaan tentang pengalaman, hati nurani, extraversion, pendapat yang sama, dan neurotisme. Survei ini juga menghubungkannya dengan data pengeluaran selama liburan.

Peneliti ini juga menemukan orang yang lebih berhati-hati akan menghabiskan lebih banyak uang. Sedangkan yang punya minat artistik dan imajinatif lebih sedikit mengeluarkan uang.

Para peneliti menekankan bahwa sifat kepribadian hanyalah salah satu bagian dari mengidentifikasi kebiasaan belanja konsumen individu. Banyak faktor lain juga berperan, seperti golongan pendapatan dan ukuran rumah tangga.

4 dari 6 halaman

Belanja Pakai Dompet Digital Bikin Jadi Boros, Ini Tips Mencegahnya

Dream - Metode pembayaran nontunai dengan dompet digital semakin marak dilakukan masyarakat. Apalagi dengan banyaknya perusahaan platform yang menawarkan promo dan diskon untuk memanjakan penggunanya.

Meski memudahkan transaksi, ada satu hal yang harus diwaspadai pengguna dompet digital. Kalap adalah salah satu hal yang tak disadari saat bertransaksi menggunakan platform ini.

Founder Mitra Rencana Edukasi and Held Financial Project of PBB and World Bank, Mike Rini Sutikno, mengungkapkan masyarakat seringkali menjadi boros saat menggunakan dompet digital. Hal ini disebabkan oleh banyak promo dan cashback untuk pembayaran dengan dompet digital.

“ Kita belanja, bukan lagi dari daftar belanja. Lupa lagi kita. Jadi, jangan belanja dari diskonnya. Belum tentu hemat,” kata Mike dalam acara “ Master Class Cerdas Pilah Dompetmu oleh Permata Bank” di Jakarta, Kamis 7 November 2019.

5 dari 6 halaman

Solusi Mencegah Boros

Mike menyarankan untuk membuat prioritas belanja. Pengaturan ini bertujuan untuk merencanakan pengeluaran yang dibutuhkan setiap bulannya. Saat mengatur prioritas, tentu anggaran dana juga dicatat.

Dia juga menyarankan untuk menerapkan anggaran untuk hiburan.

“ Kalau ada di daftarnya, nggak apa-apa. Keluarkan (uangnya). Kalau tidak, ya, jangan. Jadi, kita bisa mengelola keuangan tapi tidak kikir,” kata Mike.

6 dari 6 halaman

Saatnya Cari Promo

Setelah memiliki aturan prioritas, saatnya mencari promo dan cashback. Promo dan cashback berguna untuk mengurangi bujet yang telah ditetapkan sebelumnya.

“ Ada di anggaran dulu, (baru) cari diskonnya. Jangan kebalik. Datang-datang ada diskon, tahu-tahu belanja. Itu namanya boros,” kata dia.

Dengan menerapkan ini, ke depannya, lanjut Mike, pengeluaran akan lebih tertata. Ada kemungkinan juga memiliki uang lebih di akhir bulan yang bisa diinvestasikan.

(Laporan: Keisha Ritzska Salsabila)

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More